Letta menatap Ge Abiseka dan Alres yang hanya terdiam sejak beberapa menit berlalu. Sore ini setelah pulang kerja, Alres membawanya ke kediaman Ge Abiseka. Alres tidak mengatakan apa tujuan mereka datang kesana, tapi Letta menduga bahwa ini ada kaitannya dengan masa lalu kelam Alres. Jadi, saat Alres bilang ingin mengajak Letta menemui kakeknya Letta langsung menyetujuinya.
"Letta sudah Alres beri tahu, Grandpa," ucap Alres setelah hanya diam sedaritadi. "Alres sudah ceritakan semuanya, tanpa ada yang ditutupi."
"Kenapa kamu ceritakan ke dia?" Tanya Ge Abiseka sambil melirik Letta melalui ekor matanya.
Menghela napasnya sejenak, Alres tersenyum. Dia menatap Letta dan mulai berkata, "Karena Alres percaya Letta, Grandpa. Alres percaya Letta nggak akan menghakimi Alres dan kondisi Alres saat ini. Dan tentu saja karena Letta orang yang akan jadi istri Alres."
"Kamu cerita ke dia tapi kenapa kamu tidak cerita ke orang tua kamu?" Tanya Ge Abiseka lagi. Sepertinnya kakek Alres itu belum puas akan jawaban yang Alres berikan.
Alres sejenak terlihat ragu untuk berbicara. Dia menggak tehnya sedikit untuk melegakan tenggorokannya yang terasa berat. "Sebenarnya Alres ingin cerita ke mama, papa dan Kaylisha tapi Alres pikir sekarang bukan waktunya. Alres punya rencana buat 'dia' di penjara dan sekarang Alres sedang berusaha cari buktinya. Alres takut rencana itu gagal kalau Alres cerita ke mereka sekarang."
Menghela napas, Alres mengurut pangkal hidungnya yang pening. "Papa, Mama, dan Kaylisha pasti akan syok dan terpukul karena ini. Mereka pasti nggak akan tinggal diam dan langsung ingin menjebloskan 'dia' ke penjara. Padahal seperti yang kakek tahu, dia susah sekali untuk dihukum. Kekuasaan yang kita punya nggak mampu buat dia mendekam di penjara karena perbuatannya. She's stronger than us, Grandpa. "
Ge Abiseka mengangguk paham. Dia juga merasakan betapa frustrasinya dia saat itu. Saat dia tidak berdaya melakukan apapun untuk membantu cucunya. Alres benar, mereka butuh strategi matang. "Kamu tahu kan, kamu punya kakek? Jadi jangan ragu kalau kamu butuh bantuan dari kakek."
Alres mengangguk. Dia percaya bahwa kakeknya pasti akan membantunya bagaimanapun situasinya.
***
"Baru pulang?"
Tanya Keiv saat Letta membuka pintu rumahnya. Adiknya itu berdiri beberapa meter dari pintu dengan tangan bersidekap.
"Menurut lo?"
"Kencan mulu kan lo pasti?!" Tuding Keiv yang membuntuti Letta di belakang. Letta memutar bola mata merasa tidak harus menanggapi tudingan Keiv. Karena adiknya itu memas berisik jadi anggap saja sebagai bunyi detak jarum jam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matcha On The Table
Chick-Lit"Oh! Jadi bapak yang suka naruh matcha di meja saya?!" "Ngawur! Jangan sembarangan kamu kalo ngomong! Mau saya pecat?!" "Lha, itu buktinya!" "Kamu pikir cuma kamu yang suka sama matcha di sini?!" "Emang bapak suka juga?" "Enggak!"