Letta mengamati Alres yang tertidur di sampingnya. Dia sudah terbangun dari pukul 05.00 tapi dia beratahan di ranjang hanya untuk mengamati wajah Alres yang masih terlelap. Sepertinya pria itu kelelahan karena menangis semalam. Kenapa laki-laki sebaik Alres harus mengalami kejadian mengerikan seperti itu.
Letta menggeleng. Pokoknya hari ini tidak boleh ada acara tangis menangis lagi!Jadi, dia memutuskan beranjak dari kasurnya. Saat dia berdiri, bayangan tubuhnya yang terbalut kemeja hitam Alres terlihat. Jangan dulu berburuk sangka! Letta menggunakan baju milik Alres karena dia tidak punya pakaian ganti untuk menginap. Semalam, Alres sebenarnya menawarkan diri untuk mengantarkannya pulang tapi Letta menolak. Dia memutuskan untuk menginap karena khawatir dengan keadaan Alres yang masih belum stabil. Dia juga sudah meminta izin orang tuanya dan disetujui asalkan tidak berbuat macam-macam. Ya Letta juga tidak berbuat macam-macam kok, hanya tidur bersama dalam artian yang sebenarnya.
Setelah mengikat rambutnya asal membersihkan diri, Letta berjalan keluar kamar untuk menuju dapur. Dia lapar dan Alres juga pasti lapar, jadi Letta memutuskan untuk memasak. Letta membuka kulkas untuk melihat bahan apa yang bisa dia gunakan dan dia terkejut mengetahui bahan memasak yang dia beli beberapa waktu lalu masih itu masih utuh. Letta menggeleng tidak habis pikir. Dia lalu membuang beberapa bahan makanan yang sudah tidak layak pakai.
"Why are you angry, Pumpkin?"
Suara berat yang terdengar tidak jauh dari tempatnya berdiri membuat Letta tersentak kaget. Dia mengelus dadanya sebelum melirik Alres sinis. "Ngagetin tau nggak?!"
"I'm sorry," Pria itu justru tertawa kecil lalu menyenderkan tubuhnya pada daun pintu. "So, why are you angry?"
"I'm not angry, aku cuma kesel karena kamu nggak makan dengan baik. Lain kali kalau kamu nggak ada waktu buat masak, kamu bisa panggil aku okay?"
Alres tersenyum, dia melipat tangannya yang masih terbalut perban ke depan dadanya yang telanjang. "So i can call you anytime?"
"Ya, kenapa enggak? Dari awal kamu jadi atasanku juga udah sering telepon aku tengah malam." Jawab Letta yang sebenarnya sedikit kesal kalau mengingat betapa menyebalkannya Alres dulu.
Alres kembali tertawa kali ini lebih keras, "Kamu tahu itu cuma alasan yang aku buat biar bisa ketemu kamu kan?"
"Dulu enggak, sekarang tahu."
Alres kembali tertawa. Letta yang sedang memotong wortel tanpa sadar ikut tersenyum mendengar tawa Alres. Semoga pria itu bisa selalu tertawa seperti itu dan melupakan rasa sedihnya.
Beberapa saat tidak ada suara, Letta dikagetkan oleh sepasang tangan yang tiba-tiba melingkar di pinggangnya. Dia memutar bola matanya saat mengetahui pelakunya tidak lain tidak bukan adalah Alres. Kebiasaan sekali pria itu.
Alres menumpukan kepalanya di bahu Letta, di mengamati kuah air mendidih dalam panci yang sepertinya akan dibuat sup oleh gadisnya. "It's smell so good."
"Masakanku?"
"No, you. You smell so good."
"Iyakah? Aku belum mandi. Kayaknya ini bau parfume kamu yang nempel di aku." Jawab Letta sambil membaui tubuhnya sendiri yang memang penuh dengan wangi Alres. Tentu saja karena semua peralatan mandi hingga baju ganti, dia menggunakan milik Alres.
"I like it, you smell like me."
Letta mengacuhkannya, dia mengaduk supnya sebentar lalu fokus pada ayam gorengnya yang hampir matang. Tapi kenapa Alres masih saja nglendot* kepadanya sih! Dia jadi tidak bisa bergerak!
(*nglendot menurut kbbi web merupakan kata serapan dari bahasa jawa dengan kata dasar lendot yang berarti bersandar dengan manja. Contoh pemakaian kata : melendoti, lendotan, dll)
"Lepasin bentar, aku mau angkat ayamnya."
"Nggak mau." Alres menggeleng dengan masih tetap menempel pada Letta. Tingkahnya ini mirip anak kecil.
"Nanti kamu kecipratan minyaknya loh!" Letta memberi peringatan agar Alres melepaskan dulu pelukannya.
"Aku udah biasa kena minyak, aku sering masak juga kalau kamu lupa."
Letta menghela napasnya pasrah. Ya sudah lah mau bagaimana lagi, biar laki-laki it berbuat semaunya. Toh sebenarnya Letta juga tidak keberatan dengan perilaku Alres.
Setelah mengangkat ayam gorengnya, Letta beralih ke supnya yang sebentar lagi matang. Tapi, sebelum kompor dimatikan, Letta kembali mencoba supnya karena dia tidak yakin dengan rasa masakannya sendiri.
"Alres, bantu aku cobain supnya ya? Aku bingung ini rasanya kurang apaa," Letta menuang kuah sup pada sedok yang dia gunakan untuk mencoba kuah supnya tadi. Masih tetap dengan Alres yang memeluknya, Letta berputar agar mudah menyuapkan sendok tersebut ke mulut Alres. Namun sebelum sendok itu sampai di mulut Alres, Alres memegang pergelangan tangan Letta dan menyingkirkan sendok itu dari genggamannya. Belum sempat dia protes, bibirnya lebih dulu dibungkam dengan bibir milik pria itu.
Cut! Karena adegan selanjutnya agak menjurus jadi buat yang mau baca bis pergi ke Karyakarsa ku @lisadasy atau ke link di bioku yaa🥰
ada voucher buat 20 orang pertama yang masukin kode MOTTADD03 lohh😱
ini Letta dikasih cobaan malah dicobain🤯😱😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Matcha On The Table
ChickLit"Oh! Jadi bapak yang suka naruh matcha di meja saya?!" "Ngawur! Jangan sembarangan kamu kalo ngomong! Mau saya pecat?!" "Lha, itu buktinya!" "Kamu pikir cuma kamu yang suka sama matcha di sini?!" "Emang bapak suka juga?" "Enggak!"