Matcha 11

16.5K 1.3K 154
                                    

| 3 May 2020 |
...

Hai, aku kembali! 300 votes for next chapter, can we?

Di tengah pandemi Covid19 ini, tolong tulis harapan kalian (siapa tahu bisa jadi penyemangat untuk mereka🙏)

Dimana kalian baca cerita ini?

Menurut kalian Letta itu seperti apa?

Semakin banyak yang komentar, semakin aku semangat buat nulis💪

"Nggak izin ke Om sama Tante dulu?" Tanya Alres saat Letta masuk kedalam mobilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nggak izin ke Om sama Tante dulu?" Tanya Alres saat Letta masuk kedalam mobilnya.

"Nggak usah, Ayah sama Bunda lagi mancing di kolam belakang. Toh, tadi saya udah izin."

Alres mengangguk mengerti.

"Pak, nanti mampir di supermarket depan, ya?"

"Ngapain?"

"Beli oleh-oleh, masa saya cuma dateng nggak bawa apa-apa. Nggak enak dong, Pak."

Alres berdecak, "Nggak usah, kamu bisa datang saja mama senang. Malah kamu nanti ngerepotin saya."

"Ha?" Dahi Letta berkerut, "ngerepotin bapak gimana? Orang belanjanya pake uang saya kok!"

"Saya nggak mau nungguin kamu belanja, ribet."

Letta cemberut. "Tapi betulan nggak papa?"

Walaupun tanpa menoleh, Alres mengangguk. "Iya, saya bisa beli sendiri nanti, satu toko kalau perlu.

Ya ampun, ini orang bisa aja nyari celah buat sombong. Tapi Letta nggak heran lagi, sudah terlalu sering denger Alres sombong begini, jadi rasanya biasa aja. Cuma sedikit gemes aja pengen nyentil retinanya.

"Ada tamu ya, Pak?" Tanya Letta begitu mereka tiba di rumah Alres. Sebuah mobil SUV yang menyita perhatian Letta terparkir di sebelah mobil Alres yang baru saja tiba.

"Kayaknya, iya."

"Terus gimana? Kalau ternyata tamu penting gimana, Pak?"

"Nggak penting penting banget, cuma tante Sanjaya."

Sambil memutar ulang memori di otaknya Letta mengikuti Alres yang sudah lebih dulu turun. Dia ingat, beberapa waktu lalu saat dirinya diajak Alres menghadiri acara keluarga, dia pernah bertemu dengan tante Sanjaya. Hanya sekedar bertatap muka tidak saling bertukar kata, karena tante Sanjaya langsung melengos begitu dia senyumin. Tante Alres yang satu ini juga yang menghina Alres secara terang terangan di hadapan keluarga besar. Alasannya karena Alres dianggap tidak mampu memimpin JAC.

Pada saat awal mula Om Jo memegang JAC, perusahan properti itu belum sebesar sekarang. Hanya sebuah perusahan kecil warisan dari Kakek Alres, Ge Abiseka. Setiap anak dari kakek Ge, masing masing di beri warisan berupa jabatan di perusahaan berbagai bidang. Om Jo yang merupakan anak bungsu mengalah saat kakak kakaknya menginginkan jabatan di perusahan yang mulai berkembang pesat. Dia mengelola sendiri JAC hingga bisa menjadi seperti sekarang ini, perusahaan besar bahkan lebih besar dari pada milik kakak kakaknya. Dan Alres yang merupakan penerus Om Jo dianggap hanya bisa bergantung kepada orang tuanya.

Matcha On The TableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang