Akhirnya Sera tiba dirumahnya, setelah tadi ia harus bekerja disebuah cafe. Sera melangkah pelan memasuki rumah. Takut jika suara langkah kakinya membangunkan eommanya.
Sudah larut malam. Bahkan jam hampir menunjukkan setengah dua belas malam. Kantuk menyelimutinya. Sebelum kekamar, ia menuju ke kamar lain memastikan bahwa ibunya sudah tertidur pulas.
Sera tersenyum lembut, menatap eommanya sudah tidur. Ia menggenggam tangan ibunya erat.
'Cepat sembuh eomma, saranghae.'
Akhir-akhir ini memang ibunya jatuh sakit. Padahal Sera sudah menyuruhnya untuk ke rumah sakit tapi ibunya mengatakan bahwa ia baik-baik saja dan berkata hanya karena kelelahan.
Yah. Mereka berdua memang bekerja. Sera sudah sering melarang eommanya untuk bekerja tapi eommanya itu keras kepala karena ia tidak mau membebani Sera lagi. Sudah cukup gadis itu merawatnya. Setidaknya ia juga ikut berjuang bersamanya bukan hanya Sera seorang diri.
Setelah merapatkan selimut, memastikan bahwa eommanya tidak kedinginan. Sera melangkah keluar dan memasuki kamarnya.
Ingin rasanya ia langsung tidur tapi ia tetap berusaha membuka matanya agar terjaga. Mulai belajar dengan giat karena besok ia ada ujian pelajaran Prof. Siwon. Guru killer itu membuat ia bergidik ngeri. Ia tidak boleh terlambat dipelajarannya, kalau tidak bisa dipastikan ia tak bisa mengikuti kelasnya.
🍁...🍁...🍁...
"Sera, sepertinya kau lelah sekali?." Sahut Yoona teman sekelas Sera. Ia langsung menghampiri Sera setelah mereka menyelesaikan ujiannya.
"Hmm, aku bahkan hampir tidak bisa tidur. Kau tau? aku begadang semalaman dan jika semenit saja aku telat pelajaran Prof. killer itu bisa dipastikan aku tak bisa mengikuti ujian hari ini." Dengus Sera lalu menenggelamkan wajahnya dimeja.
"Kau betul. Aku saja yang tidak pernah datang pagi hari karena Prof. killer itu aku bahkan bangun lebih pagi dari biasanya dan sudah duduk dikursi ini setengah jam yang lalu. Kurasa kau bisa bayangkan betapa menyeramkannya dia bagiku." Jelas Yoona yang terdengar sama kesalnya. Mau tak mau Sera menatap wajahnya.
"Hahha kurasa Prof. Siwon bisa membuatmu menjadi anak teladan. Baguslah."
"Yak! Tetap saja ia menggangu waktu tidur pagiku."
"Ya ampun Yoona." Sera yang melihat tingkah Yoona hanya bisa menggelengkan kepalanya. Jika ia bisa seperti gadis itu mungkin ia tak perlu mengkhawatirkan pekerjaan, kuliah, juga kehidupan yang ia jalani sehari-hari?.
Yoona gadis yang cantik, kaya, lumayan pintar, ceria dan kedua orangtuanya lengkap. Jika saja seseorang bisa memilih hidupnya, ia akan memilih menjadi seperti gadis itu dikehidupan selanjutnya.
'Astaga!. Maaf eomma bukannya aku tak bersyukur.' Rutuk Sera dalam hati.
Ckckck bahkan ia mulai iri dengan kehidupan orang lain. Wake up Sera! ini bukan negri dongeng. Yah. Yang harus dia perlukan sekarang belajar lebih giat lagi.
"Sera, daripada kita membicarakan hal tak penting ini. Lebih baik kita melihat Donghae oppamu. Kudengar ia sedang bermain basket dilapangan dan kau tau? Lawan Donghae oppa adalah Sehun Oppa. Kya!."
"Kau memanggil Sehun dengan sebutan oppa? Bukankah dia sekelas dengan kita?." Tanya Sera heran.
"Ckckck kau kuno Sera. Aku memanggilnya begitu supaya terdengar lebih romantis." Ucap Yoona dengan wajah berbinar. Lihatlah tingkah Yoona yang selalu bersemangat jika membicarakan Sehun.
"Kajja Sera. Kita harus cepat sebelum pertandingannya selesai." Yoonapun menyeret lengan Sera menuju keruangan yang memang dijadikan lapangan basket.