Sera masih setia menatap langit malam dari balkon kamarnya. Pikirannya terus menerawang keluar sana. Langit yang indah terlihat semakin cantik saat benda kecil terang yang ada dilangit ikut menyinarkan cahayanya dari atas sana.
Besok adalah hari yang sangat ditunggu olehnya. Eommanya akan segera menjalani operasi. Tuan Cho ternyata tak mengingkari janjinya. Sera merasa lega atas bantuannya.
Sera sedikit menimang, mempertimbangkan jika ia seharusnya tak menutupi apapun dari Kyuhyun apalagi sebentar lagi mereka akan menikah tapi haruskah?
Disisi lain ia ingin sekali mengatakan kejujurannya tapi disisi lain ia tak ingin pria itu merasakan kekecewaan lagi terlebih alasannya adalah karena dirinya. Sera memejamkan matanya, kepala bertambah berdeyut tak karuan karena terus memikirkan hal ini sejak tadi.
Sera sedikit memegang kepalanya. Lagi. Ia merasakan sakit dibagian kepalanya.
"Astaga, ada apa denganku?"
Dengan tertatih Sera mencoba berjalan ketempat tidur. Sepertinya dirinya harus berbaring sebentar. Mungkin ini karena ia terlalu lelah. Yah. Pasti begitu.
Setelah merebahkan tubuhnya Sera menatap langit kamarnya dengan masih menahan deyutan dikepalanya. Dengan sedikit meringis ia mencoba menutup matanya. Bagaimanapun juga ia harus tidur malam ini karena besok adalah hari yang sangat penting bagi dirinya.
Setelah beberapa menit akhirnya denyutan itu hilang. Sera bernafas lega, sambil berdo'a ia pun memejamkan matanya kembali.
Ia tau ada yang salah dengan kesehatannya. Sebagai calon dokter tentu saja ia tau hal itu tapi selama ini ia terus menyangkal hal yang mungkin saja ia takutkan.
Semoga hal yang ia kira itu tak pernah terjadi, ia sungguh tak ingin melepaskan semua kenangan yang telah ia lalui selama ini.
🍁...🍁...🍁...
Well. Seharusnya ia mengatakan yang sejujurnya kepada Kyuhyun jika ia akan menginap dirumah sakit tapi nyatanya ia malah berbohong kepadanya dengan mengatakan ingin sekali menginap dirumah Luna. Teman sewaktu ia bekerja dulu.
Tanpa curiga tentu saja Kyuhyun mengijinkannya. Yah. Ia berjanji setelah operasi ini berhasil ia akan mengatakan kebenaran saat ia menerima Kyuhyun saat itu.
"Eomma, aku yakin kau akan segera sembuh." UcapvSera menyakinkan eommanya sambil menggenggam tangan eommnya dengan agak kuat. Gadis itu tampak tegar.
Eomma Sera hanya tersenyum saat melihat kekhawatiran anaknya. Meski Sera mencoba menutupinya.
"Tentu sayang." Eomma Sera mengusap pipi Sera. Air mata Sera seketika tumpah saat tangan hangat milik eommanya menyentuh pipinya dengan lembut. Padahal ia sejak tadi terus menahannya tapi nyatanya tak bisa.
Eomma Sera begitu tau tentang anaknya. Sera selalu tampak tegar tapi sebenarnya gadis itu begitu rapuh. Sera tipe anak yang sangat menyayangi orang tuanya. Terbukti dengan ketulusan dan segala sesuatu yang telah diberikan Sera untuk dirinya selama ini.
Dia sangat berterima kasih kepada Tuhan karena telah mengirim Sera didalam kehidupannya. Andai saja ia mempunyai lebih bayak waktu untuk selalu bersama Sera, dirinya akan sangat bersyukur sekali.
Melihat Sera tumbuh dewasa, meraih impiannya, dan yang lebih penting melihat Sera berdiri dialtar dengan pendamping hidupnya.
Nyonya Kim meneteskan air matanya. Seandainya ia bisa melakukan hal itu.
"Kenapa kau menangis? Aku tak ingin kau terus saja bersedih dan maafkan aku karena harus membuatmu terus berjuang seorang diri." Nyonya Kim tersenyum saat melihat Sera yang masih terisak sedih. Keriput diwajahnya tak menghalangi wajahnya yang tampak bersinar diusia senjanya karena nyatanya Nyonya Kim sama cantiknya dengan Sera.
