Tok..tok..tok..
"Masuklah." Suara lembut seseorang terdengar dibalik pintu ini.
Cklek...
Dengan ragu Sera memasuki ruangan tersebut.
"Maaf Miss, ada apa Miss memanggil saya? Apa saya berbuat salah?." Tanya Sera yang terdengar takut. Wanita itu tersenyum dan langsung menyuruh Sera untuk duduk terlebih dahulu.
"Tenang Sera. Kau adalah murid teladan bagaimana bisa kau berpikir begitu?." Jawab Miss Lim setengah bercanda.
"Ma-maaf Miss. Kalau begitu apa ini tentang beasiswaku?." Tebak Sera.
"Kau benar." Ucapan Miss Lim barusan membuat Sera jadi harap-harap cemas.
"Maaf untuk sebelumnya, saya harus memberitahukan berita buruk ini." Sera menarik nafas dalam mendengar setiap ucapan Miss Lim tersebut.
"...."
"Beasiswa yang kau terima hanya bisa mendanaimu untuk tahun ini. Sebaiknya kau mencari beasiswa lain untuk mendanaimu ke tingkat selanjutnya." Jelasnya. Kecewa. Itu yang Sera rasakan sekarang.
"Saya ingin sekali membantumu, tapi untuk mencari program beasiswa tahun ini cukup sulit dan jika adapun sudah diisi dengan anak tingkat awal." Lanjut Miss Lim.
"Begitu Miss." Jawab Sera lesu.
"Tapi, kau tenang saja saya akan tetap mencari informasi lain untuk membantumu." Miss Lim menggenggam tangan Sera erat. Bermaksud memberi semangat kepadanya.
"Terima kasih Miss, saya juga akan mencari beasiswa lain. Saya juga punya uang tabungan mungkin akan cukup untuk membayar kuliah setengah tahun kedepan." Ujar Sera menyakinkan. Miss Lim selalu membantunya. Sebenarnya ia tak mau selalu merepotkan Miss Lim.
"Syukurlah, meski begitu aku akan tetap membantumu."
"Terima kasih Miss atas semua bantuannya selama ini." Sera segera bangun dan menunduk hormat. Mungkin setidaknya ia masih punya harapan.
"Tentu saja dan saya senang bisa membantumu." Sera terharu atas kebaikan Miss Lim. Kepala kampusnya itu memang sangat baik. Ia juga yang membantu Sera mendapatkan beasiswa untuk bisa berkuliah disini.
"Kalau begitu kau bisa lanjutkan kuliahmu." Ujar Misa Lim lagi. Serapun pamit meninggalkan ruangan tersebut.
Bukk..
"Maafkan ahjusii, saya tak memperhatikan jalan." Sera terus menundukkan kepalanya. Ia tak sengaja menabrak seseorang yang berada di pintu keluar ruangan Miss Lim.
"Saya tidak apa-apa nona. Maafkan saya juga tak melihatmu." Ucap suara berat itu. Sera yang tak ingin berlama-lama diam membeku seperti itu mengucapkan maaf lagi dan langsung meninggalkan ruangan tersebut dengan cepat. Bahkan ia tak sempat melihat wajah ahjussi itu dengan jelas.
Sebelumnya, Sera mendengar suara pintu yang diketuk dan suara Miss Lim yang terdengar terkejut sambil berkata, "Direktur! Apa yang membuat anda kemari?."
🍁...🍁...🍁...
Krincing..
Tanda seseorang memasuki cafe tempat Sera bekerja. Gadis itu masih asik mengantarkan pesanan dimeja pelanggan. Mencatat setiap pesanan dan mengantarkannya. Hari ini memang tidak terlalu banyak pengunjung.
Tiba-tiba tatapan hampir semua pelanggan tertuju kepada pria yang baru memasuki pintu caffe tersebut.
'Pria yang sangat tampan.' Pikir Sera.
Dengan wajah yang terlihat tegas. Meski tatapannya terlihat kaku, kulit putihnya, serta hidungnya yang mancung dan tentu saja wajah tampannya.
Pria itu ditemani oleh seorang pria yang cukup terlihat muda. Sambil mendorong kursi roda. Tunggu kursi roda?. Gadis itu baru melihatnya dengan jelas saat mereka sudah benar-benar masuk ke cafe.
