Senyum diwajahnya seakan menghilang. Wajah yang biasanya tersenyum itu kini terpasang dengan datarnya. Ia terus memakan makanannya tanpa peduli perbincangan orang-orang disekitar.
Ia terus menahan kekesalannya. Sungguh mereka hanya menyimpulkan pendapat mereka tanpa tau hal yang sebenarnya.
"Hei, bukankah itu Lee Donghae kelas DR-3?"
"Hmm. Memang dia."
"Si pangeran tampan yang terkenal, lalu kemana si malaikat cantik yang selalu bersamanya?"
"Akh. Maksudmu Song Sera?"
"Iya."
"Kau tak tau? Jika mereka sudah putus?"
"Pu-putus? Wah. Kukira mereka akan terus menempel sampai menikah haha."
"Yah dan kau tau gosipnya?"
"Apa itu?"
"Gadis itu sudah mempunyai kekasih baru yang kuakui tampan dan kaya raya tapi sayang ia cacat."
"Hah? Sera tak salah pilih orang? Mungkinkah dia putus asa karena tak bisa memilih kekasih yang lain?"
"Haha kau benar. Coba saja dia memilihku. Kupastikan ia akan bahagia jika bersama denganku."
"Cckkck. Memang gadis itu mau denganmu?"
"Tentu saja. Bukankah Sera itu membutuhkan uang? Gadis itu hanya penjilat. Lihatlah. Dia bahkan meninggalan Donghae begitu saja dan aku yakin karena Sera itu gadis yang murahan."
"Wah. Aku tak sangka mulutmu seberengsek ini hahah."
"Lalu kenapa kau mau dengannya?"
"Tentu saja karena dia cantik dan tubuhnya yang sangat sexy itu dan..."
Brakk...
Donghae menendang meja makan itu dengan kasar. Dua pria yang sedang asik berbincang itupun terlonjak kaget.
Dengan sangat emosi Donghae mencengkram kerah baju pria itu. Membuat orang itu ternganga tak percaya.
'Oh. Shit!'
"Katakan sekali lagi apa yang kau bilang tentang Song Sera." Donghae berujar sangat tajam. Pria itu membulatkan matanya. Pria populer dengan segala bidang yang dikuasainya ingin mencari keributan dengannya? Cih. Ia bahkan lebih hebat dari Lee Donghae.
"Apa? Maksudmu si wanita murahan itu?" Ucap pria itu dengan nada mengejek.
Bukk...
Teriakan para mahasiswa lain terdengar histeris pasalnya Donghae membuat keributan di area kantin.
Yang tentu saja, lumayan banyak pasang mata yang memperhatikan mereka. Seperti tak peduli akan tatapan mereka Donghae menyeret pria itu agar menjauhi area kantin.
Bukk..
Untuk kesekian kalinya ia melayangkan tinjunya.
"Dengar! Tak ada yang boleh membicarakan gadis itu. Apapun itu. Nama, perilaku ataupun hal lain yang tentunya terdengar ditelingaku!" Sentak Donghae.
"Haha kau lucu Lee Donghae. Bukankah benar apa yang kukatakan barusan?" Kekeh orang itu, seperti ucapan Donghae tadi adalah sebuah lelucon.
"Kau!" Geram Donghae.
Baru saja Donghae akan melayangkan tinjunya sampai suara yang cukup berat menghentikan gerakan Donghae.
"Donghae! Yunho! Ikut saya sekarang!" Suara berat Prof. Siwon mau tak mau membuat Donghae menurutinya.