Pandangan matanya terlihat sangat sayu. Arah pandangannya terus menatap arah jalanan yang tampak sepi dari dalam kamarnya. Pikirannya terus menerawang. Jadi pria itu terus menulis surat untuknya? Tapi kenapa ia hanya mendapat selembar surat kecil didepan rumahnya?
Sera memejamkan matanya. Sekarang apa yang harus ia lakukan? Setelah tau semua kebenaran ini?
Bisakah ia bersikap biasa saja? Atau menyambut bahagia akan kehadiran pria itu karena kemunculannya yang sangat tiba-tiba setelah sekian lama? Tidak. Ia tak bisa melakukan itu. Dia sungguh tidak bisa.
Jika ia melakukan itu maka ia takut jatuh kedalam pesona milik pria itu lagi. Dilain sisi ia juga pasti akan menyakiti hati Lee Donghae. Tidak. Ia tidak mau. Sera sudah begitu mencintai Lee Donghae.
Saat ini hatinya benar-benar mencintai Lee Donghae karena pria itu sudah menemani dan membantunya selama ini. Menurutnya ia tak bisa meninggalkan Donghae begitu saja. Itu terlalu kejam untuk Donghae.
🍁...🍁...🍁...
Sera menatap sebuah gedung yang sangat besar dan begitu tinggi tepat dihadapannya.
Setelah menerima sebuah telepon dari seseorang yang ia tidak tau. Ia memutuskan untuk tetap mengunjungi gedung ini. Pembicaraan orang itu di telpon sungguh membuatnya penasaran.
Setelah dirinya memasuki gedung ini. Ia disambut ramah oleh pegawai wanita disana. Orang itu menunjukkan langkahnya untuk mengarah kelantai paling atas gedung ini. Lantai 20.
Meski terasa sangat ragu tapi ia harus melakukan ini.
Saat pintu lift terbuka. Matanya menelusuri ruangan yang ia lihat. Pandangannya langsung tertuju pada sebuah pintu yang sangat besar disebelah kanannya.
Tampaknya ruangan ini sangatlah sepi. Dengan agak ragu ia mulai berjalan kearah ruangan itu. Setelah mengetuknya ia memasuki ruangan tersebut setelah diijinkan masuk oleh sebuah suara yang ada balik pintu itu.
Pria yang sudah berumur namun terlihat masih sangat gagah dan tampan, ia bisa dengan jelas melihatnya. Orang itu pasti pemilik gedung ini. Sera yakin. Penampilan orang itu sungguh sangat berkelas. Jas mewah hitam. Arlogi emas yang menghiasi lingkar tangannya juga benda lain yang Sera yakin pasti sangat mahal terlihat jelas dipakai oleh orang itu.
"Duduklah." Ucap orang itu dengan tersenyum. Sera menganggukkan kepalanya lalu mulai duduk disebuah bangku yang telah ditunjukkan.
"Jadi, untuk apa anda memanggil saya kemari? Dan siapa anda sebenarnya?" Tanya Sera langsung. Sungguh ia tak ingin berlama-lama dalam kecanggungan ini.
Orang itu hanya tertawa, seperti mendengar bahwa pertanyaan Sera barusan adalah sebuah candaan.
"Haha. Tenanglah. Aku tak berniat jahat kepadamu. Perkenalkan aku appa Kyuhyun." Ahjussi itu mengulurkan tangannya. Sera sedikit menahan malu karena ia tadi bersikap tidak sopan. Dengan canggung ia membalas jabatan tangan ahjussi itu.
"Maafkan saya ahjussi karena sikap saya tadi tak begitu sopan." Ucap Sera.
"Tak apa. Aku tau kau tipe yang suka to the point kan?" Sera mengangguk, membenarkan pernyataan ahjussi itu.
"Kau gadis pintar Sera." Tunggu. Bagaimana appa Kyuhyun tau namanya? Apa Xiumin yang memberitaunya? Tapi saat ditelpon tadi suara paman itu terdengar mengancamnya tapi sekarang kenapa terdengar lebih lembut?
"Ahjussi tau namaku? Bukankah ahjussi tak menyebut namaku sama sekali saat ditelpon tadi? Dan terdengar sedikit mengancam?" Tanya Sera yang sedikit bingung.
"Oh. Benarkah? Maaf itu bukan aku yang menelpon tapi Leetuk. Sepupu Kyuhyun. Ia memang tegas dan dingin saat berbicara. Sepertinya ia membuatmu sedikit takut. Aku minta maaf akan perilakunya."
