terti six

688 69 1
                                    

Gigi's POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gigi's POV

Setelah nemenin Louis tambah Liam yang beli dasi, sekarang kita masuk ke food curt. Perut gue udah keroncongan dari tadi.

"Silahkan, apa yang ingin anda pesan?" Kata pelayan.

"Uhm, saya beef steak sama vanilla milkshake." Jawab gue.

"Saya, jus jeruk aja." Sambung Louis

"Saya hot chocolate saja." Tambah Liam.

"Baik, silahkan menunggu pesannanya." Pelayan itu pergi.

"Nggak ada yang pesen makan nih?" Tanya gue

"Enggak, gue udah kenyang." Jawab Louis

"Gue juga."  Tambah Liam

"Yaudah."

Gue mulai membuka hp.

14.50
Eleanour : lo dimana sih?

14.51
Gigi : di food curt
Gigi : cepat sini
Gigi : ada yang mau gue kenalin :)

"Siapa,G?" Tanya Louis

"Temen gue, mereka mau kesini."

"Pria atau wanita?" Kali ini Liam

"Wanita."

"Wow, wanita." Celetuk Louis.

"Hei, lo udah punya Danielle kan?"

"Gue udah lama putus, G." Louis memberikan muka datarnya.

"Oh, turut berduka cita, man." Gue dan Liampun tertawa.

"Gigi!" Panggil seseorang

"Cheryl! Ele! Duduklah." Mereka pun duduk di sebrang Louis dan Laim. Sedangkan gue diujung.

"Kalian mau pesen apa? "

Gue ngelihat ke arah Ele dan Cheryl yang sekarang saling pandang sama Louis dan Liam. Astaga, pipi mereka merah semua. Langsung aja gue foto dan langsung beredehem nyadarin mereka.

"Uh.. Oh.. Lo ngomong apa tadi?" Tanya Ele.

"Gue mau kenalin, mereka.. " gue nunjuk ke Liam dan Louis. "Liam dan Louis.

"Dan Louis, Liam, mereka..." Gue nunjuk arah sebaliknya. "Eleanour dan Cheryl."

"Senang bertemu denganmu, cantik." Oh god, Louis mulai menunjukkan rayuannya pada Eleanour.

"Uhm, hai Cheryl." Liam memang tak pandai untuk berkenalan. Tapi percayalah nanti mereka juga akrab.

Kami ngobrol sembari menikmati makan siang. Gue baru ngerasain inilah arti hidup. Dimana kita bersenda gurau bersama sahabat. Andaikan ada Niall, Harry, Kendall, dan.... Uhm, Zayn. Pasti seru sekali. Gue akui gue kangen sama mereka. Kangen kumpul. Apalagi Zayn. Walaupun sedekat apapun jarak gue dan dia semenjak setahun yang lalu, gue tetep nggak bisa ketemu sama dia, seenggaknya melihat dia aja, gue udah bersyukur. Tapi, setiap gue dateng ke London, dia selalu sibuk dengan pekerjaan di restoran barunya. Kalau gue ngehubungin dia juga pasti nomornya tak aktif atau dia juga nggak pernah nelpon gue balik.

"Oy! Ngelamun aja." Sentak Louis sambil terkekeh.

"Apasih, eh gue pengen balik, gue cape nih. Ele, Cheryl, kalian gimana?."

"Ntar mereka kita yang nganter tenang aja, gue pinjem ya?" Celetuk Louis. Dasar, bocah itu.

"Pinjem, pinjem, emang gue barang apah?" Gerutu Ele, sokor loh! "G, bawa mobil gue ya! Titip di rumah lo." Ele langsung ngelemparin kunci mobilnya ke arah gue. Ck, menyusahkan.

"Yaudah, gue balik ya? Dadah kalian yang lagi jatuh cinta." Gue pun langsung cabut ke rumah.

***

Eakkk..... Baper nih... (B aja sih).... Hampir selesai kok ini ⬆⬆ sabar yakkk.... Vomments gaes :))))

WeChat// Z.M [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang