forti faif

585 69 0
                                    

Zayn's POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zayn's POV

Sekarang gue sama Gigi lagi duduk di salah satu cafe di sekitar kampusnya. Kita ngomongin hal-hal menarik yang belum pernah sama sekali kita bicarain. Gue serasa kita sepasang kekasih yang nggak akan terpisahkan. Sampai-sampai salah satu pelayan disini berani bertaruh kalo gue dan Gigi akan segera menjadi sepasang kekasih. Dan harapan gue juga besar atas pernyataan pelayan itu.

"Zayn?"

"Ya?"

"Aku ingin membicarakan...... Sesuatu."

Anjir. Serius nih.

"Ini soal... Uh.... Luke?"

Ah, cowok itu lagi.

"Memangnya kenapa?"

"Saat kau ingin mengajakku dinner? Kurasa,kau ingat? Terakhir kali kita.... eh.. Bertemu?"

"Ya kenapa?"

"Saat itu aku sudah bersiap-siap, menunggu kau datang. Tiba-tiba ada yang menelponku, kupikir itu kau, tapi ternyata.... itu polisi. Ia memberitahuku bahwa... Luke... uh... kecelakaan dan kau tau kan dia tak punya siapa-siapa selain aku sahabatnya?."

"Ya aku tau, lanjutkan saja." Guepun tersenyum tulus.

"Aku langsung menuju rumah sakit yang ditunjukkan oleh polisi itu. Dan aku tidak mau membahas selanjutnya." Dia memberi jeda sambil mengambil nafas. "Ketika kita sudah tidak.... berhubungan, aku mulai menjaga Luke yang ternyata sudah mengidap kanker darah sejak ia masih kecil."

Rupanya dia mulai menerawang masa gelapnya itu. Ia memandang luar jendela dengan tatapan sayu. Gue jadi mau meluk dia.

"Aku harus bekerja mati-matian saat itu. Dan yah, aku putuskan untuk berhenti kuliah. Tak mungkin aku terus-terusan meminta uang pada mom dan dad. Aku tau mereka pasti mengizinkanku menggunakan uang mereka, tapi kau tau, itu rasanya memalukan."

"Uhm, lalu dimana dia sekarang?"

"Dia... uh... dia di atas sana dengan tuhan." Ucapnya sambil tersenyum sendu.

"Aku minta maaf." Gue goblok.

"Ah...ya.. Tak apa, itu yang terbaik."

Gue perlahan megang tangannya. Dingin. Itu yang gue rasain. Dia sedikit terkejut.

"Tak apa, tuhan pasti menjaganya." Gue juga langsung menyeka air matanya yang mengalir detik itu juga.

Sekarang gue tau betapa sayangnya Gigi ke Luke. Gue harusnya nggak egois. Gue harusnya denger penjelasannya Gigi dulu. Gue nyesel.

"Udah mau sore, pulang yuk?"

Dia hanya mengangguk pasrah.

***

Weasek... Maap kalo makin gaje XD. Amatiran cihhh :). Maap juga slow update. Udah kelas 9 kakk maklumin aja. Doain dapet nilai bagus yak kakkk. :) . Makasih atas vommentsnya ‼💋💋💋 makasih juga 1k🐣 yang uda mampir buat baca❤. Tetep vomments ya!!!

WeChat// Z.M [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang