Chapter 7

7.2K 879 108
                                    

°°°

"Jadi, kalian kalian ngajak kelahi beneran?"

"Iya, ayo sini maju kalo berani!" ucap Jimin.

Tiba-tiba saja Seulgi melempar papan catur yang sebelumnya ia mainkan ke arah Jimin. Bukannya kena Jimin, malah kena si Yoongi. Wendy langsung ngamuk, "Kalo ngelempar tuh yang bener, jadi salah lemparkan," marah Wendy.

Yoongi yang ke pentok, jadi senyum-senyum sendiri. Ternyata lumayan enak rasanya di perhatiin doi, jarang-jarang nih.

"Si bantet tuh yang bego. Nyuruh kita maju, ya mana bisa lah," kesal Seulgi.

"Bodohnya kebangetan emang si Jimin. Malu gue sebagai temannya," keluh si Taehyung, "mana gebetan gue di depan lagi," alien ini berlagak sok waras.

"BACOT!" umpat Rose.

"Kenapa lo yang marah?" Tanya Taehyung.

"Guguk dasar. Andai aja gue bisa ke sana, mati lo pada." Rose murka.

Tiba-tiba Jin maju ke depan, menarik napas dalam-dalam. "Sudah-sudah... jangan bertengkar, gak baik- mending kita berdoa aja, semoga amal ibadah kita di terima. Kita sudah terlalu dosa karena berbacot ria. Jadi oleh karena itu, mari kita menundukkan kepala sejenak untuk mengenang dosa-dosa kita yang telah lalu. Mengenang dosa di mulai." Jin dengan khusyuk-nya menundukkan kepala.

"Selesai." Jin mengangkat kepalanya,

Krik...

Krik...

"Ke mana yang lain?" Jin jadi bingung sendiri. Saking terlalu khusyuknya dia sampai gak sadar kalau geng bts dan blackvelvet pergi meninggalkannya. Gorden kamar Irene dan Taehyung bahkan sampai tertutup, sekarang hanya ada dia seorang diri di balkon.

 Gorden kamar Irene dan Taehyung bahkan sampai tertutup, sekarang hanya ada dia seorang diri di balkon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Joy duduk sendirian di halte bus. Ngapain? Yang pasti menunggu bus, katanya kalau naik taksi kemahalan makanya dia rela menunggu lama. Sebenarnya teman-temannya tadi sangat baik menawarkan tumpangan. Namun, dia gak mau karena takut ketahuan kalau dia tinggal bareng Hoseok. Demi apapun, ia lebih rela menunggu bus yang lamanya ke siput jalan dari pada harus ketahuan gengnya.

Sudah lelah hati ingin menunggu lebih lama, tidak terduga ada sebuah mobil yang singgah di depannya. Dirinya bingung dong tapi sedikit tidak asing dengan mobil yang tiba-tiba datang itu. Dia melihat seseorang yang menyetir, kayak gak asing juga. Sekila mirip kuda gitu. Ah, masa kuda bisa nyetir.

"Joy!" panggil orang itu.

Joy yang dipanggil langsung terkejut. "Kak Ji-" tiba-tiba Joy langsung tutup mulut, takut jika ada anggota blackvelvet di sekitarnya. Kepalanya celingak-celinguk persis kayak maling ayam. "Aman," batin Joy dan berlari ke arah mobil.

"Kenapa gak bilang kalo pulang sendiri sih?"

"Lupa."

Setelah itu tidak ada percakapan yang terjadi di antara mereka. padahal Hoseok banyak banget yang ingin ia tanyakan tapi dia malu. Gila sih, bisa malu juga. Joy juga terlalu asyik sendiri dengan ponselnya. Sambil menyetir Hoseok melihat-lihat jalan sekitar, gak sengaja dia melihat Jimin pakai sepeda melewati mobilnya. Rasanya Hoseok ingin memanggil namun sekarang ia sedang bersama Joy. Sebagai gantinya, dia menjalankan mobilnya dengan pelan yang bertujuan untuk mengawasi Jimin. Takutnya Jimin tertabrak lagi seperti siang tadi. Nanti kalau sepeda Jimin rusak kasian sepedanya. Jiminnya sih bodoh amat.

Dumb-Dumb ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang