Chapter 22

5.6K 760 134
                                    

°°°

"Karena kita terlahir dari rahim yang sama."

Jimin terkejut bukan main, bahkan sekarang dia tidak bisa berkata apa-apa. "Maksud lo, Seul?"

"Kita saudara, beda bapak."

Jimin tertawa nyaring. Baginya Seulgi sedang bercanda. Sungguh, lelucon Seulgi itu gak lucu. "Seul, gak lucu tau gak? Bokap gue gak pernah bilang gue anak tiri dari nyokap gue."

"Karena bapak lo gak mau lo tau masalah ini. Nyokap kandung lo yang sebenernya itu adalah nyokap gue. Dan selama ini yang lo anggap nyokap kandung lo itu adalah adik nyokap gue."

Jimin terdiam. Mengapa fakta sepenting ini dia bisa gak tau. Jimin mencengkram bahu Seulgi dengan kuat. "Jelasin semuanya ke gue!"

Pulang sekolah kalau sendiri itu enaknya nonton drama kesukaan sambil nyemil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pulang sekolah kalau sendiri itu enaknya nonton drama kesukaan sambil nyemil. Itulah yang sekarang Wendy lakukan. Gak begitu lama HP-nya berdering. Ternyata yang menelepon itu Yoongi, dia angkatlah tanpa menunggu lebih lama lagi.

"Yang, lo di mana?"

"Di rumah. Kenapa?"

"Gue ke rumah, ya?"

"Dalam 5 menit gak datang, gak gue bukain pintu."

Wendy sih mengancam gak mikir. 5 menit bisa sampai rumahnya, itu mustahil. Mungkin Yoongi baru masuk mobil, sudah tuh 5 menit. Eh, tapi taunya belum 5 menit, Yoongi sudah nongol dihadapan Wendy yang bikin Wendy kaget. "Lah, kok cepet?" tanyanya heran.

"Kan, lo yang minta, yang."

"Tapi gak masuk akal lo datang secepat ini."

"Waktu gue nelpon, gue udah ada di depan rumah lo, " ucap Yoongi cengengesan sambil bergabung duduk di samping Wendy, lalu ikut nonton. Ini loh bukan tontonan dia banget. Akhirnya dia milih membaringkan kepalanya di paha Wendy terus memejamkan mata. Daripada nonton lebih baik tidur, itulah moto Yoongi.

Wendy diam saja. Akhir-akhir ini dia baik banget. Yoongi manja ke dia aja, dia gak marah. Hm... Iya sih Wendy diam aja. Tapi itu loh. Masa stoples camilan yang dipegang Wendy dia taroh di muka Yoongi yang lagi baring di pahanya. Terus dianya lempeng aja, tetap nonton sambil mencamil, seolah-olah hidupnya itu gak punya dosa.

"Yang."

"Hm."

"Muka gue."

"Kenapa muka lo?"

"Tambah cakep."

"Iya, tambah cakep kalo ketindihan stoples kayak gini."

"Siapa ya... Yang nangis gegara...."

Wendy langsung mengangkat stoplesnya. Kalau Yoongi sudah mulai meledek dia, mau gak mau harus menyerah kayak sekarang ini. "Bangsut lo!" makinya.

"Elus-elus rambut gue dong, yang," pinta Yoongi.

Dumb-Dumb ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang