°°°
Namjoon kembali mengecek suhu tubuh Lisa. Dia dapat bernafas lega karena panas Lisa mulai turun. Sejak bertemu dengan bambam waktu itu. Lisa jadi selalu merasa takut dan gelisah, bahkan sampai mengalami demam seperti ini.
Lisa juga gak mau pulang ke rumahnya. Dan selalu ingin bersama Namjoon sepanjang waktu, sampai Namjoon ingin sekolah saja tidak bisa.
"Habis ini minum obat, ya..."
Lisa mengangguk malas. Namjoon pun berdiri ingin mengambil air minum ke dapur.
Tiba-tiba Lisa menarik ujung baju Namjoon. "Mau ke mana?" tanyanya.
"Ambil minum."
"Jangan pergi."
"Cuma ke dapur."
"Jangan tinggalin."
"Cuma ambil minum, babe, buat lo minum obat."
"Ikut...."
"Dibilangin cuma ke dapur!" sedikit bentakan dari Namjoon hingga Lisa merajuk. Dia membiarkan ingin segera mengambil minum, namum belum juga melangkah ponsel Lisa berbunyi.
"Joon, ambilin!"
Namjoon berbalik dengan malas untuk mengambil ponsel Lisa yang jaraknya tidak jauh dari Lisa. Padahal kalau Lisa mengulurkan tangan juga pasti dapat.
"Dari siapa?" tanya Lisa pada Namjoon.
"Dari Yeri."
“Padahal dia udah nelpon. Kenapa nelpon lagi?” Lisa bertanya-tanya dan mengambil alih ponselnya dari tangan Namjoon.
"Ada yang penting kali." Namjoon pun cuek dan berjalan ke dapur seperti tujuan awalnya.
Lisa mengangkat dengan santai. "Halo..........." Alisnya berkerut saat mendengar suara aneh dari panggilan Yeri. Terdengar suara sesuatu yang jatuh cukup keras. Berkali-kali dia mengecek ke layar ponsel, menyakinkan bahwa benar Yeri yang menelepon. "Yeri!" kali ini Lisa memanggil cukup keras.
Tidak ada jawaban. Malah suara-suara aneh makin terdengar. Lisa dapat mendengar orang-orang berbicara, namun dia tidak dapat mendengar dengan jelas. Dia makin bingung. Tapi, entah mengapa dia tidak punya niatan untuk mematikan panggilan itu.
Namjoon pun kembali dengan segelas air bening di tangannya. "Kenapa?" tanya Namjoon saat melihat raut wajah Lisa yang terlihat bingung.
"Ini aneh. Coba lo denger..." Lisa pun menyodorkan ponselnya pada Namjoon.
Namjoon menerima setelah meletakkan gelas di atas nakas. Dia coba menyalakan loudspeaker pada panggilan tersebut.
"...... ja~~~an be~~~nda..."
"Ucap...... ....at ....ggal d.....am .............."
"BRUUUKKKKK"
.........
.........
KAMU SEDANG MEMBACA
Dumb-Dumb ✓
FanfictionBermula dari kebencian berubah saling menyayangi.. Awal dua geng yang sering kelahi dengan satu pihak yang membenci. Membuat kesalahpahaman satu sama lain. Hingga merenggangnya hubungan persahabatan. Namun eratnya kata persahabatan mampu mereka bukt...