Chapter 32 / Seulmin Part

5.7K 676 252
                                    

°°°

Masih ingat saat Jimin berucap ingin bertemu dengan nyokapnya Seulgi yang notabenya adalah nyokapnya sendiri juga? Inilah yang terjadi sekarang, dengan perasaan gugup yang melanda pencernaan. Jimin berkeringat dingin ingin segera pergi ke toilet. "Seul, gue EEO bentar, ya," ucap Jimin sedikit tidak jelas sambil memegangi perutnya.

Seulgi mendengus menatap Jimin yang pergi. "Anjir banget si Jimin."

Namun, sedetiknya Seulgi langsung mengelus dadanya sendiri berusaha sabar. "Sabar... dia abang lo, kakak lo, saudara kandung lo." Entah mengapa setelah berucap begitu tiba-tiba ada perasaan sakit, namun tidak berdarah. "Gini banget hidup gue."

Tidak lama Jimin datang.

"Udah selesai?" Tanya Seulgi

"Udah, gue pulang."

"Niat lo ke sini mau ketemu nyokap atau numpang kencing di rumah gue doang?" Kesel Seulgi.

Jimin jadi mendadak gugup lagi. Dia lupa tujuan utamanya. Akhirnya dia duduk dengan merapatkan kaki, serapat mungkin hingga Seulgi berceletuk tanpa sadar. "Untung sayang."

GLEB AJLEB AJLEB

Mereka tiba-tiba terdiam cukup lama sampai Jimin bertanya untuk mencairkan suasana. "Nyokap kalau nyalon emang lama, ya?"

"Iya, dua hari dua malam," jawab Seulgi cuek.

"Dijamin keriputnya hilang, gak?"

"Penting emang nanya gituan?"

"Habisnya lama amat kayak orang kemah."

"Bentar lagi juga dateng, tunggu aja."

Akhirnya mereka kembali terdiam.

Berada di ruang tamu bersama membuat keduanya saling canggung. Apalagi saat mengetahui perasaan masing-masing.

Ting tong

Suara bel berbunyi.

Jimin segera meninggalkan aktivitas menggaruk keteknya saat orang yang ditunggu-tunggu datang juga.

Seulgi bangun diikuti Jimin. "Lo cuci tangan kali ah. Abis garuk apa lo tadi? Lo langsung mau meluk nyokap gitu?" marah Seulgi mendorong Jimin yang jorok luar biasa.

Jimin berlari dengan speed 2x, menuju kamar mandi terjauh. Gak ngerti sama Jimin.

Seulgi pun berlari membukakan pintu.

"Mah?"

Ny. Kang tersenyum cerah. "Itu yang di luar sepeda temanmu?" tanya Ny. Kang sambil berjalan memasuki rumah kesayangan.

"Iyaa..." jawab Seulgi dengan ragu. Sebenarnya buat apa dia ragu.

"Loh, orangnya mana kok gak ada?"

"Toilet, mah..."

"Oh, gitu."

"Mom?" tanya Seulgi dengan raut wajah sedih.

Dumb-Dumb ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang