Chapter 45

2.7K 454 166
                                    

Jin mengantar pulang Rose setelah dari rumah Wendy. Sekarang mereka telah sampai di depan rumah Rose.

"Lo gak papa?" tanya Rose pada Jin.

"Gue gak papa"

Rose menyentuh pipi Jin.

"Maaf ya. Gara-gara gue"

Jin tau maksud Rose. Padahal ia tidak bilang apa-apa pada Rose.

"Cepat atau lambat, gue pasti bakal ngerasain ini"

Tangan Rose beralih memeluk Jin.

"Gue harusnya ngikutin kata lo." Rose terlihat menyesal.

Jin pun membalas pelukan Rose.

"Gue tau lo pasti udah muak sama June yang deketin lo terus. Kalo itu bukan June, gue juga gak bakal tinggal diam."

"Hubungan kalian udah mulai baik, tapi kenapa gara-gara gue jadi hancur lagi."

"Karena lo layak untuk diperebutkan." Jin mengecup kening Rose dan melepas pelukannya.

"Gue pulang ya?" pamit Jin. Jin pulang karena ia ingat. Tadi harusnya haram buat dilakuin.

Rose masuk kerumahnya dan naik ke kamarnya , ia membanting tubuhnya setelah melempar tasnya. Ia menatap langit-langit kamar. Banyak banget hal yang gak terduga hari ini.

Ia bangkit ingin mengganti bajunya. Waktu berniat ingin membuka baju. Ia melihat sesuatu yang lain di atas meja riasnya.

"Sejak kapan gue pelihara bunga?" gumam Rose yang gak jadi membuka bajunya. Ia mengangkat dan meneliti pot nya. Hanya nama bunga disana.

"Gue mesti bilang dengan yang lain nih?"
.

.

.

Joy dan Jhope pulang ke apartement dalam diam. Tidak seperti biasanya. Mereka bener-bener tidak punya sesuatu untuk di bahas. Sesampainya di apartement Joy langsung melepas sendalnya dan berencana untuk langsung masuk ke kamar. Tapi Jhope meraih tangan Joy untuk menghentikan langkah Joy.

"Joy kamu marah?" tanya Jhope.

Joy menatap Jhope lalu turun menatap tangannya yang digenggam oleh Jhope.

Ia melepas tangannya dengan pelan.

"Kita bicara besok aja, aku ngantuk."

Joy masuk ke kamarnya. Menutup pintu dengan kencang. Ia bersandar di balik pintu. Menahan air mata yang sebentar lagi akan keluar. Tubuhnya merosot terduduk dengan sendirinya. Dengan berbekalan lutut ia melipat kedua tangannya dan menenggelamkan wajahnya disana. Penolakan halus Jhope itu ternyata punya efek besar untuk hatinya.

Tanpa Joy sadari. Jhope ternyata juga bersandar didepan pintu kamar Joy dengan posisi yang sama.

.

.

.

Seulgi tidur dalam gelisah. Ah bukan, dia tidak bisa tidur karena gelisah. Ini pertama kalinya ia gelisah karena cwo. Siapa lagi kalo bukan Jimin. Seulgi jadi teringat saat dirumah Wendy tadi. Jimin bahkan tidak menatapnya. Jangankan menatap, ngelirik aja gak sudi kali.

"SIAL" Seulgi bangun dan mengacak rambutnya.

"Kenapa kepikiran dia mulu sih?"

"Dia bukan cwo lo.. Dia bukan cwo lo.." ingat Seulgi.

Seulgi berbaring lagi mencoba memejamkan matanya.

Tapi tidak lama ia bangun lagi.

"Kok merasa bersalah nampar dia ya?"

Dumb-Dumb ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang