Chapter 37

5.6K 684 135
                                    

Lima hari setelah kejadian ...


"Kenapa kita gak pacaran aja, Kak?"

Kata-kata itu terus teringat di benak Hoseok. Kenapa tiba-tiba Joy berkata begitu? Walaupun setelahnya Joy berdalih hanya bercanda. Tetap saja. Dia malah jadi kepikiran.

"WOY!" teriak Taehyung saat menyadari bahwa Hoseok menatap kosong Joy dari kejauhan. "Mikirin apa, sih?"

"Bukan apa-apa."

Taehyung mengangguk dan kembali tersenyum menatap Irene dan Joy yang sudah membaik. Dari kursi yang sedikit jauh jaraknya dari dua cewek tersebut membuat Taehyung dan Hoseok bisa bicara lebih leluasa. "Gue bersyukur Tuhan masih beri Irene kesempatan hidup."

"Iya, tapi Seulgi masih kritis jadi kita gak bisa lega dulu."

"Gue masih belum kasih tau Irene tentang yang lain. Kalau gue kasih tau dari awal pasti sekarang dia gak bisa senyum lebar gitu. Gue gak mau dia khawatir."

"Memang lebih baik jangan kasih tau sih."

"Lo gak mau coba pisahin Joy sama Irene gitu? "

Hoseok terlihat bingung. "Maksudnya?"

"Masa lo gak ingat kalau mulut Joy kayak pancoran. Bisa-bisa dia ceritain semuanya."

Hoseok tiba-tiba berdiri dan menarik Joy keluar dari ruang rawat Irene. Pasalnya Joy memang sudah tahu kondisi teman-temannya yang lain. Kalau semisalnya dibiarkan lebih lama lagi. Yang ada Hoseok-lah yang mati duluan di tangan Taehyung.

Selepas penarikan paksa Hoseok pada Joy. Suasana sejenak hening. Irene bahkan terlihat bingung dengan mulut terbuka, gerakan tangannya pun terhenti yang niat awalnya ingin menyuap buah. "Mereka kenapa?"

Taehyung bersikap seolah tidak tau. Lalu mendudukkan diri di ranjang yang sama dengan Irene. Dan melahap buah yang ada di tangan cewek itu.

"Lo kenapa?" tanya Irene heran.

"Kenapa apa?"

"Duduk di sini?"

Seolah tidak berniat untuk menjawab Taehyung lebih memilih untuk memeluk Irene. Menompang dagu dengan nyaman di bahu kecil itu. "Besok-besok lo harus selalu ada di samping gue apapun yang terjadi."

"Ngomong apa, sih?" Sebenarnya Irene sedang tersipu malu dan bingung harus menjawab apa. Apalagi Taehyung coba-coba mengendus lehernya.

"Gue gak mau lo kenapa-kenapa lagi." Kali ini Taehyung lebih kurang ajar mencium tengkuk leher Irene.

Irene bergidik geli. Heh, lihat tempat dong kalau mau sentuh! Kalau kayak gini kan Irene terpaksa harus nolak. Si Taehyung bodoh banget. "Nanti ada yang liat!"

"Biarin aja." Kini ciuman Taehyung berjalan menuju rahang.

"Tae..."

"Renee... " Taehyung membisikkan secara sensual.

"Tae, sadar tempat dong..." Dorong Irene pelan, kalau kasar-kasar takut Taehyung jatuh dari ranjang.

"Gue mau lo seutuhnya."

"Hah, lo melindur?"

Taehyung menatap Irene dengan frustasi. Sefrustasi inikah menginginkan Irene? Kenapa juga pikiran kotornya harus keluar sekarang? Dan sekarang sedang ada yang tegak tapi bukan keadilan.

Irene sebenarnya mengerti tujuan dan keinginan Taehyung, tapi ini bukan waktu yang tepat. Ngerti dong mereka sedang di mana dan juga Irene sekarang masih proses penyembuhan. Sebaiknya Irene mencari alasan yang tepat dulu, biar Taehyung tidak merajuk. "Lo aja belum jadi pacar, masa udah mau—"

Dumb-Dumb ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang