Chapter 33

6.3K 765 380
                                    

Note : gua saranin baca ulang. Biar nyambung dikit


Wendy berdecak kesal menutup bercak merah di leher putihnya. Ini semua salah Yoongi. Siapa lagi kalau bukan dia. Dia yang udah bikin Wendy kesusahan di pagi hari. Mengingat kekhilafan mereka bikin Wendy merona. Oke, mereka mainnya gak terlalu jauh kok. Sungguh.

Masih sibuk menutup tanda buatan Yoongi. Tiba-tiba yang dipikirkan masuk dengan seragam sekolah yang rapi. Kebiasaan ya kalau masuk tidak pernah ketuk dulu, serasa rumah sendiri.

"Pagi, yang," sapa Yoongi secerah mentari yang terik di pagi hari ini.

Wendy tidak menghiraukan dia berlaga cuek seperti biasanya. Biasa, nutup malu. Gegara tadi malam. Shy shy

"Lagi apa, yang?" tanya Yoongi diiringi dengan pelukan pada Wendy.

"Jangan tanya lagi apa! Gak lihat ini apa?" Wendy lagi-lagi berdecak kesal.

Yoongi terkekeh pelan. Matanya pun melirik seragam Wendy yang kancingnya terbuka dua dari atas menampakkan asdfghjkl...

"Udah mulai berani ya sekarang. Mentang-mentang udah gue liat tadi malam," goda Yoongi lalu berjalan keluar kamar. "Buruan! ntar telat. Gue tunggu di mobil."

Wendy tidak buru-buru beranjak, dia masih menangkap maksud dari perkataan kekasihnya tadi.

Setelah beberapa saat dia tersadar kancing bajunya terbuka. “Anjir! Beneran ini gak sengaja.”

"Nanti jemput gue, ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Nanti jemput gue, ya..." pinta Rose lalu keluar dari taksi dan masuk ke sekolahnya.

June cuma dibuat melongo dengan permintaan Rose. Oy! si June mau jemput Rose pakai apa? Sepeda gak punya, motor gak punya, mobil apa lagi. Dia cuma pakai taksi tiap hari. Dan dengan entengnya Rose minta jemput. Itu cewek nyusahin aja. Sudah kerjaannya numpang di rumah orang, gak punya modal buat makan pula. Untung cantik jadi hidupnya yang kayak benalu itu tertolong.

Di sisi lain, Rose berjalan kekelasnya dengan santai. Gak tau kenapa dia merasa seneng aja gitu. Sampai dirinya berpapasan dengan Jin membuat mood-nya turun.

Rose berusaha untuk tetap berjalan tanpa menghiraukan Jin. Namun, Jin malah menahan tangannya. "Rose, gue mau ngomong."

Langsung saja Rose tolak dengan menghentakkan tangan. "Gak ada yang perlu diomongin. Cukup, Jin, jangan ganggu gue."

Setelah berucap begitu Rose pergi meninggalkan Jin yang terdiam mematung.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dumb-Dumb ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang