Chapter 6

8.3K 944 117
                                    

°°°

Setelah adegan menabrak sepeda Jimin, Seulgi kini masuk ke kawasan sekolah untuk memarkirkan mobilnya. Lalu berniat turun ketika melihat teman-temannya yang berjalan menuju parkiran.

Gadis itu melambaikan tangannya, “HAI!” sapa Seulgi.

“Seulgi,” girang Yeri menghampiri sang empunya nama, “bukannya pemotretan ya?”

Ketika ditanya begitu, Seulgi langsung mengubah raut wajahnya. Sangat malas baginya membalas hal yang berbau dengan perkerjaan.

“Paling kabur lagi kayak biasa,” celetuk Joy santai seraya menyenderkan punggungnya pada mobil hitam Seulgi.

Lisa langsung tersenyum sinis dan ikut menimpali, “ Gak salah lagi.”

“Ngapain datang sih,” gumam Rose malas.

Mendengar jawaban teman-temannya yang tidak menyenangkan dikuping membuatnya kesal. “Mati aja lo semua!”

“Lo ngapain emang kesini?” tanya Wendy.

“Ini juga! Gak boleh apa gue kemari!” Kekesalan Seulgi memuncak.

“Nanya doang gak boleh emang, harusnya kan lo pose-pose cantik di depan kamera,” ujar Wendy lalu bergaya ala model.

Lisa seketika jijik dan menjauh dari sisi Wendy, “jijik bangsat, bukan teman gue.”

“Anj-“ umpat Wendy.

Seulgi memutar bola matanya dan berucap, “Gue kesini ngajak kalian ngumpul.”

Yeri mengedipkan matanya beberapa kali ketika mendengar ucapan Seulgi, “bukannya sekarang kita lagi ngumpul ya?”

Langsung saja Seulgi menjitak kepala Yeri saking gemasnya, “ngumpulnya bukan di sini juga!”

Yeri meringis lalu menggosok kepalanya, “ih, gue kan gak tau.”

“Kita kumpul di rumah Joy aja,  “celetukan Lisa tiba-tiba, “kitakan gak pernah ke rumahnya.”

Joy yang tadinya bersandar di mobil Seulgi kini menegakkan tubuhnya  dan menjadi gugup. “Mampus gue,” batinnya.

“Gimana Joy?” tanya Rose.

“E-ee-em ja-jangan sekarang deh, kamar gue berantakan. Malu gue,” bohong Joy tentunya.
Seulgi pun berdecak, “biasa aja kali. Pasti banyak alasan nih, kebiasaan.”

Joy terlihat begitu gugup dan juga merasa tidak nyaman. “A-aduh ja-jangan sekarang deh.”

“Jangan dipaksa kalau dia gak mau,” ucap Irene yang dari awal hanya diam dan menyimak teman-temannya.

“Kalau Irene udah bilang gitu, apa boleh buat. Rumah lo aja, Yer.” Wendy memberi usul.

Joy mengusap dadanya merasa lega dan mengucapkan terimakasih dalam hati pada Irene.

“Kalau kalian berani ribut saat ada abang gue. Gak masalah sih,” celetuk Yeri menjawab ujaran Wendy.

“Ogah! Abang lo yang songong itu kan. Gak, gak mau gue ketemu tuh orang lagi.” Lisa menunjukkan wajah ilfeelnya. Namun, temannya malah menatap dirinya dengan heran.

“Lo udah pernah ketemu abang Yeri, Lis?” heran Seulgi.

Seketika Lisa memasang senyum konyolnya dan baru menyadari sesuatu jika teman-temannya tidak pernah tau tentang mantan-mantannya.

“Iya, mantan gue itu. Kim Suho, kan?”

Auto semuanya terkejut berjamaah.

“Siapa? Abangnya Yeri mantan lo?”

Dumb-Dumb ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang