Setelah berhasil menyelamatkan Suga walaupun Suga sedikit mengalami cedera. Mereka tetap bersyukur bahwa, Suga masih tetap hidup.
Namun terdengar sebuah tembakan yang membuat mereka semua saling memandang. Mereka semua lari memasuki rumah, karena asalnya memang dari sana. Jungkook yang berlari paling depan dengan cepat menaiki tangga diikuti dengan yang lain.
Jungkook terhenti saat melihat Irene yang tiba-tiba menjatuhkan sebuah senapan dengan pikiran yang kosong. Terlihat bahwa matanya berkaca-kaca. Sambil memadang Suho yang terbujur lemas tanpa nyawa. Badan Irene bergetar karena telah berhasil menembak Suho. Irene sekarang telah jadi pembunuh bukan. Bibir Irene bergetar menahan tangis, berusaha menahannya. Berusaha juga menyakinkan bahwa tindakannya benar karena telah membunuh Suho. Iya, ia benar. Tindakannya tidak salah. Seketika itu juga air mata Irene jatuh dari pelupuknya tanpa isakan sedikit pun.
Ia melangkah mendekati Suho yang sekarat, Suho masih membuka matanya dengan mulut yang sedikit terbuka dan mengeluarkan darah. Suho tersenyum pada Irene dengan sisa kekuatan yang Suho miliki. Ia menyerahkan sebuah kunci yang telah terbalut oleh darah pada Irene dengan wajah yang tersenyum dengan tulus.
"Terima kasih telah mengakhiri penderitaanku" Suho berucap dengan sangat pelan.
Tangan Irene bergetar meraih kunci dari tangan Suho. Air matanya terus mengalir, melihat Suho yang masih tersenyum dengan tulus, membuatnya makin terlihat seperti seorang pembunuh.
Saat kunci sudah berada ditangan Irene, saat itu juga Suho menghentikan nafasnya untuk selama-lamanya.
Irene memejamkan matanya lalu melirik teman-temannya yang juga memandangnya. Bahkan Lisa yang menjadi saksi terbunuhnya Suho ditangan Irene masih diam membeku ditempat yang sama.
Irene berjalan pelan mendatangi Jungkook, matanya tidak berhenti mengeluarkan air mata walau tanpa isakan. Irene meraih tangan Jungkook lalu memberi kunci yang akan menyelamatkan Yeri.
Orang yang sangat Jungkook cintai, melihat kembali perjuangan mereka untuk bersama itu sangat sulit. Ia menyadari, Jungkook begitu tulus mencintai Yeri. Sahabat termuda yang ia punya.
Sungguh menyesal, betapa egoisnya dulu ia melarang mereka untuk bersama.
Irene mengangguk
"Bukalah, lo yang paling berhak diantara kita" ucap Irene pelan.
Mata Jungkook berkaca-kaca sambil melihat kunci penuh darah ditangannya. Sesekali ia melihat kepada temannya yang lain, tersenyum kecil, Iya hanya tersenyum kecil namun tidak dengan perasaannya. Perasaan Jungkook begitu bahagia. Ia akan bertemu Yeri, orang yang paling ia cintai, orang yang selama ini menghilang tanpa kabar. Orang yang mengajarkannya apa arti kesabaran dan kesetiaan.
Ia bersyukur, ia mempunyai sahabat yang begitu peduli dengannya. Selalu mendukungnya hingga saat ini. Dimana ia akan bertemu dengan Yeri, memeluknya dengan erat. Ia yakin setelah ini mereka akan selalu bersama. Menjalani hubungan yang damai. Penuh dengan kisah yang menyenangkan.
Jungkook berjalan dengan yakin menuju pintu yang akan mengantarkannya pada Yeri. Senyum bahagia terukir menggambarkan hati seorang Jeon Jungkook.
Saat didepan pintu entah mengapa Jungkook terhenti dan tangannya bergetar. Apa karena sebentar lagi mereka akan bertemu, apa ini efek karena mereka terlalu lama berpisah?
Bener. Ia hanya gugup hingga tangannya ikut bergetar.
Jungkook memasukkan kunci. Dengan perlahan ia memutar kenop pintu itu. Mendorongnya pelan. Ia harus tersenyum, tersenyum untuk orang yang ia cintai. Tersenyum apapun yang terjadi, tersenyum bagaimana pun keadaan Yeri. Tersenyum walau....
KAMU SEDANG MEMBACA
Dumb-Dumb ✓
FanfictionBermula dari kebencian berubah saling menyayangi.. Awal dua geng yang sering kelahi dengan satu pihak yang membenci. Membuat kesalahpahaman satu sama lain. Hingga merenggangnya hubungan persahabatan. Namun eratnya kata persahabatan mampu mereka bukt...