Chapter 34

5.8K 761 340
                                    

°°°

"Yoongi tolong guee..." Saat itu juga Wendy tidak sadarkan diri.

Kini semua member Blackvelvet menyaksikan bagaimana Seulgi yang ditendang, diinjak berkali-kali. Tidak hanya Jennie yang tetapi anak buahnya pun ikut melakukan.

Bukannya member yang lain tidak ingin membantu, namun apa daya mereka. Tangan mereka masih tetap di tahan oleh anak buahnya Jennie.

Joy dan Rose memberontak. Irene tetap diam dengan tenang walaupun wajahnya terlihat jelas menunjukkan bahwa ini bukan waktunya untuk diam saja.

Dan Yeri...

Yeri hanya mampu menangis. Dia terus menangis tanpa henti sampai dirinya sadar kalau masih mengenggam ponselnya. Mengapa tidak minta bantuan orang lain sejak tadi? Bisa saja dia menelpon pacarnya, kakaknya, atau bahkan polisi. Bodohnya dia baru sadar sekarang. Dia spontan berhenti menangis. Tangannya yang di tahan di depan tubuh, berusaha untuk mencari kontak seseorang lewat panggilan terakhir.

"Coba liat teman lo, mukanya udah gak berbentuk." Jennie menyunggingkan senyum dengan penuh kemenangan. Jelas, dia bangga melihat wajah cantik Seulgi yang sering menghiasi majalah, kini penuh darah.

Jennie masih dengan senyum kemenangannya pun berucap, "Lepas tangan mereka. Gue pengen lihat mereka nangis tersedu-sedu. Dan tinggallah 2 orang sama gue di sini yang lainnya boleh keluar." Dengan patuh anak buah Jennie melepaskan tangan mereka dengan kasar dari blackvelvet dan keluar meninggalkan jennie dengan dua orang anak buahnya.

Rose berlari ke arah Wendy, sedangkan Joy berlari ke arah Seulgi.

"Seul, bangun..." pinta Joy, dia bahkan mulai menangis sejak dirinya terus-terusan menahan.

Seulgi tidak menjawab, cewek itu hanya mampu bergerak gelisah karena sakit yang diterima. "Seulgi, kita harus kuat." Joy mencoba menyemangati.

Seulgi menggeleng lemah, tidak kuat menahan rasa sakit yang dia rasakan. Kepalanya sungguh sakit, hidungnya patah dan matanya tidak mampu untuk terbuka. Karena dari awal sasaran Jennie dan anak buahnya itu adalah kepala. Mereka lebih banyak menendang dibagian kepala sampai rasanya Seulgi ingin mati saja untuk mengakhiri semua ini.

"Gak, Seul, engga, lo kuat. Bertahan sedikit lagi sampai kita bisa mengalahkan Jennie." Lagi-lagi Joy menyemangati Seulgi untuk tetap kuat dan bertahan.

Berbeda dengan Joy yang panik, Rose hanya terdiam di depan Wendy yang sudah tidak sadarkan diri. Dia bersyukur Wendy hanya pingsan, dirinya takut jika penyiksaan ini akan berakhir tragis sampai merenggut nyawa.

Bagaimana dengan Irene?

Masih tetap sama. Dia hanya diam dengan tenang di tempat yang sama. Ke mana hilangnya kekuatan Irene? Dia sudah melihat dua temannya jadi korban tapi dia tetap saja diam.

Yeri yang telah berhenti menangis kini mencari kesempatan untuk menelepon seseorang. Dia begitu panik sampai menatap ponselnya saja bergetar. Apalagi dari sudut matanya Jennie berjalan ke arahnya.

"Rupanya ada anak manis yang pengen main-main dengan gue," ucap Jennie penuh penekanan di setiap katanya.

Yeri makin panik, bahkan otaknya seketika lupa bagaimana cara menelepon. Padahal di depan matanya dia hanya cukup menyentuh call dilayar ponsel itu.

Dumb-Dumb ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang