Chapter 4

136 27 8
                                    

Hae haeee.. Cinta sama Arnold balik lagiii.. Maaf up nya telat bangeet 😢 karena sulit membuat tokoh yang cuek dan dingin sementara authornya sendiri adalah orang yang gak bisa tenang 😶
Happy reading 😂😂
*****★★★★

"Baiklah, semuanya sudah siap, bukan? Lima belas menit lagi mereka akan datang. Radit, konfirmasikan semuanya ke panitia penyambutan, kita tidak boleh gegabah. Semuanya harus berjalan sesuai rencana," Cinta sibuk mengatur anggotanya.

Ya, hari ini adalah hari dimana para siswa pertukaran pelajar akan datang. Selama seminggu ini OSIS mempersiapkannya, mulai dari peralatan hingga biayanya. Selama seminggu itu pula Arnold dan Cinta bersitegang karena perbedaan pendapat.

Cinta segera merapikan kebaya yang dipakainya. Pada saat penyambutan, ia yang akan mengalungkan bunga ke murid pertukaran pelajar itu, bersama Arnold. Semuanya sudah siap dengan tugas mereka masing-masing.

"Lo kayak mak-mak rempong deh," ejek Arnold dengan berbisik kepada Cinta yang ada di sampingnya. Mereka berdua tengah berada di depan gerbang, hendak mengadakan pernyambutan setelah acara tari daerah.

"Bilang aja lo terpesona sama penampilan gue. Seluruh sekolahan juga tau kalo gue cantik banget kalo dandan."

"Kambing juga cantik kali, kalo yang dandaninnya profesional."

Cinta memutar bola matanya kesal. "Gak dandan pun gue cantik tau. Lo aja dulu sampai makain gue masker karna cemburu waktu temen-temen lo bilang gue cantik."

"Waktu itu gue gak cemburu kali. Lo flu, makanya gue paksa make masker, gue mah gak mau ketular," Arnold mengangkat bahu acuh.

"Bilang aja kali, lo pake shy shy cat pula," Cinta tertawa kecil.

"Terserah lo, gue bilang gak ya gak. Ogah banget, sumpah," Arnold mendelik kesal.

"Ehm, Arnold, Cinta. Mereka sudah datang tuh, tolong hentikan pertengkaran kalian," Pak Kepsek menegur mereka. Cinta mengangguk, menunggu gilirannya dan Arnold untuk mengalungkan bunga. Sementara itu Arnold sempat tersenyum tipis, lalu kembali menatap datar para murid pertukaran pelajar itu.

"Welcome to our school!" seluruh murid yang menyambut pertukaran pelajar itu bersorak serentak.

"Hello, namaku Brian, Brian Lucas Andrew," seorang laki-laki bule berbahasa inggris, menghampiri Cinta di kursi taman dengan senyum manis setelah semua acara selesai.

"Yeah, namaku Cinta Dinda Asyifa, panggil Cinta," Cinta menyambut uluran tangan cowok itu. Dengan bahasa Inggirs yang lancar Cinta membalas sapaan Brian.

"Kamu yang akan menemaniku mengelilingi sekolah ini, bukan?" Brian memutuskan duduk di samping Cinta.

"Yeah, bukankah kita sudah berkenalan tadi di depan guru? Kenapa kamu memperkenalkan diri lagi?"

Brian terkekeh pelan, "Dan kenapa kamu melakukan hal serupa?"

Cinta hanya mengangkat bahu, tidak memperpanjang. Brian menatap perempuan di sampingnya itu, sepertinya dia mulai tertarik. Ayolah, ini pertama kalinya ia tidak diacuhkan oleh seorang wanita. Tidak ada yang pernah tahan dengan senyum manisya. Tapi, wanita ini? Bahkan lebih tertarik menatap daun hijau di sekitar mereka.

"Jadi kita hanya akan berdiam diri di sini?" ujar Brian pelan, namun tetap di dengar oleh Cinta. Cinta menaikkan alisnya sebelah, mengisyaratkan ia tidak mengerti.

How Are You, Hate? (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang