Chapter 5

181 21 13
                                    

Haee.. Oh ya, seedar info. Nanti kalau ada percakapan antara Brian dan Cinta, Violeta dan Arnold, atau something yang kaya gitu, anggap aja b. Inggris yaa.. Males kalo bikin in english muluu.. Hehehe

Happy reading..
*****★★★★
"Maaf Khaira, gue terlambat," Cinta datang dengan nafas terengah-engah.

Khaira menatap Cinta kesal, sudah dari tadi pagi dia berusaha mati-matian menahan kesal. Sahabatnya ini memang, ah sudahlah.

"Ya, its ok. Duduklah," Cinta langsung duduk setelah dipersilahkan.

Mereka berdua sedang berada di salah satu cafe milik kakak Khaira. Tadi, dia bersikeras untuk menemui Cinta sore ini juga. Padahal Cinta sudah kelelahan mengurus berbagai rentetan acara.

"Lo tau kenapa gue ajak lo kesini?" tanya Khaira langsung.

Cinta mengernyit bingung, "Cuma sekedar nongkrong bukan? Atau lo mau ngobrolin soal pelatih volly lo itu?" Cinta mengangkat tangan, hendak memanggil pelayan.

"Udah, lo gak usah panggil, udah gue pesan semuanya kok," ujar Khaira menghentikan Cinta, "Jadi lo pikir ini cuma nongkrong kaya biasanya?"

Cinta mengangguk tanpa perasaan bersalah. Tanpa menyadari kalau perempuan di depannya sudah memasang tampang masam.

"Lo inget sekarang tanggal apa? Nyonya Cinta Nabila Dinda yang terhormat," Khaira berucap penuh tekanan.

"Tanggal 26 kan? Emang kenapa?"

Khaira hendak bersuara ketika suara berat yang khas memotongnya.

"Ngapain lo manggil gue kesini? Trus kenapa cewek gila ini ada juga?" ujar Arnold. Dengan cepat dia duduk di kursi di depan Khaira, di samping Cinta. Karena tidak ada lagi kursi yang tersedia. Cinta mendengus mendengar ucapan Arnold.

"Jadi kalian berdua emang gak tau atau pura-pura gak tau?" nada suara Khaira terdengar mengintimidasi. Keduanya serentak menggelengkan kepala.

"Dan kalian juga lupa sekarang hari apa?" Cinta menatap Khaira dengan tanda tanya. Mungkin dia janji sesuatu kepada Khaira hari ini, tapi apa ya?

"Ini hari ulang tahu gue, oon," teriak Khaira. Semua pengunjung serentak menatap mereka. Cinta mengangguk-anggukan kepala ke seluruh pengunjung, meminta maaf.

"Sorry, gue gak lupa kok Ra. Tapi hari ini gue sibuk banget sampai lupa ngucapinnya, maaf ya," sorot mata Cinta menandakan dia tulus. Dia benar-benar lupa karena banyak pekerjaan yang harus diselesaikannya.

"Lah? Gue gak lupa kok. Lo cek gih sosmed lo, gue ngucapin kok," kata Arnold.

Cepat, Khaira memeriksa seluruh sosmednya. Tidak ada satupun ucapan selamat dari Arnold. Dia menggeleng ke arah Arnold, yang disambut dengan tatapan heran.

"Masa gak ada? Nih buktinya," Arnold menyodorkan handphonenya ke Khaira.

"Ini sosmed gue yang udah gak dipake lagi, lo gak liat ini foto gue 3 tahun yang lalu hah?" Khaira mendesis marah. Dengan gerakan yang cepat dia memegang kedua pipi Arnold dan mencubitnya dengan keras. Hal itu berhasil membuat Arnold mangaduh, memohon ampun.

"Dan lo, Ta," Khaira tersenyum miring ke arah Cinta.

"Gue bener-bener lupa, maafin gue ya, Ra" Cinta memberikan senyum lebarnya. Dia terlihat sangat manis.

Khaira dan Arnold tercengang melihat hal itu. Menakjubkan.

"Ohh, oke, lo gue maafin," ujar Khaira salah tingkah. Senyum Cinta tadi benar-benar membuatnya tercengang.

Hening. Semuanya sibuk dengan pemikiran masing-masing. Sampai akhirnya kue datang.

Khaira tersenyum bahagia. Akhirnya, dia bisa merayakan ulang tahunnya bersama orang yang berarti untuknya. Tadi pagi, dia sudah merayakannya dengan keluarga.

How Are You, Hate? (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang