Part 0.4

102 18 5
                                    


Part ini juga lebih pajang daripada lainnyaa.. Lebih sangat teramat panjang malah #pemborosankata 😂😂
Tapi ini buat ngedapetin feelnya kokk.. Sekalian permintaan maaf gara2 udh lama gak update..
And.. Happy reading again ya guyss..

---------__________-----------

"Hahaha, bener juga. Mana mungkin nih anak satu bapak sama saudara-saudaranya. Gak ada mirip sedikitpun sama bapaknya," Perih, sungguh! Ia masih bisa sabar jika dikatai monster. Ia masih bisa menahan diri diejek alien. Tapi ini?

"Ha? Masa? Berarti dia anak haram donk?" sahut yang satunya. Cukup sudah, ia Cuma manusia biasa yang punya batas kesabaran. Cukup sudah, ia tidak tahan lagi.

"Apa tadi?" dengan suara bergetar gadis itu menyahut.

"Hei, hei. Denger deh, alien kita akhirnya ngomong juga," semua remaja tanggung itu tertawa.

"Bisa kalian ulangi apa yang kalian ucapkan tadi?" Gadis itu mati-matian menahan tangis.

"Yang mana? Yang ibumu itu p*l*c*r? Atau yang kamu itu anak haram?"

Gadis itu mengangkat kepalanya. Menatap tajam orang yang ada di depannya itu. Orang itu menahan ludah. Meski mata si gadis berkaca-kaca, terlihat menghiba. Tapi perbedaan warna mata itu sukses membuatnya mengerikan bersama tatapan menusuk. Orang itu tertawa kaku, menenangkan diri.

Mendengar tawa itu si gadis semakin geram. Spontan ia melayangkan tangannya ke arah orang itu. Dan PLAAKKK! Bunyi tamparan keras terdengar. Sukses membuat semuanya bungkam. Apalagi orang yang ditampar itu. Memegang pipinya yang memerah.

"Hentikan omong kosong kalian itu!! Kalian pikir kalian siapa sampai mengatai ibuku seperti itu ha? Aku bisa bersabar kalian mengejekku. Tapi? Tidak dengan keluargaku!" bentak gadis itu dengan suara melengking dan serak, "Kalian pikir kalian itu hebat apa? Kalian tidak ubahnya sampah!"

Hening, semuanya hening. Tapi kemudian orang yang ditampar itu tersadar. Merasakan pipinya perih. Anak yang lemah ini sudah berani menamparnya? Mengatainya sampah? Dengan cepat ia turut menampar pipi si gadis.

Tapi tak disangka, dengan gerakan super cepat pula si gadis menghindar. Tamparan itu mengenai udara kosong.

"Kalian pikir aku selama ini diam karena aku lemah, ha?" Gadis itu mengusap air matanya. Tersenyum miring, ini saatnya ia memperlihatkan kemampuannya kepada orang yang tidak tau diri itu.

"Kalian pikir kalian bisa berucap seenak kalian, ha?" satu pukulan ke orang yang berada di sebelah kiri gadis itu. Tidak keras, tapi cukup membuatnya mengaduh.

"Kalian pikir kalian bisa mengarang fitnah sesuka kalian, ha?" gadis itu menangkis pukulan yang datang bertubi-tubi padanya. Cepat, tangkas, tidak butuh waktu lama. Gadis itu mencengkram kerah baju ketua geng tersebut. Orang yang tadi ditamparnya.

"Kalian pikir kalian bisa menuduh orang tanpa bukti, HAH?" bentak gadis itu dengan tatapan mata tajam. Orang itu terbata-bata menjawab.

"Bu,,bu,, bukan aku yang mengatakannya," orang itu menelan ludah.

"Lalu siapa? Presiden?" Gadis itu tersenyum miring, ia sudah muak jadi sosok anak baik! Sudah muak!

"Orang-orang, banyak yang mengatakannya. Mereka bilang,,,hhh,, mereka bilang dulu ayahmu pernah ke luar kota selama seminggu, dan selama seminggu itu ada orang yang mengunjungi rumahmu," Si gadis terlihat menahan nafas, entah kenapa ia menjadi gugup.

"Dan tak lama setelah itu, ibumu,, ibumu dikabarkan hamil," cengkraman di kerah baju itu mulai melemah. Ia menghentakkan orang itu ke bawah. Berlari menuju rumah dengan linangan air mata.

Apa ini? Apa maksudnya ini? Ia memang anak haram? Begitukah? Ibunya memang seperti itu? Benarkah? Ibunya yang paling hebat itu? Ibunya yang paling lembut itu? Ibunya yang paling tabah itu? Ibunya yang, ibunya yang,, Oh Tuhan? Sungguhkah semua ini?

Gadis itu menutup pintu dengan keras. Berlari menuju kamarnya di lantai dua. Kenapa rasanya begitu sakit? Tepat ia selesai menaiki jenjang, terdengar suara tergopoh-gopoh ikut naik ke lantai atas. Itu, ibunya.

"Ada apa nak? Apa yang terjadi?" Ibu itu berdiri tepat di depan sang gadis, berusaha memeluk. Akan tetapi ditepis oleh gadis itu.

"Ibu, apa benar sebelum ibu hamil aku, ayah keluar kota?" dengan isakan gadis itu bertanya.

"Apa maksudnya, Nak?" Ibu itu mengernyit tidak mengerti.

"Jawab saja, bu," gadis itu menatap ibunya lamat-lamat.

"Iya, ada dulu. Ada apa? Kenapa kamu bertanya hal itu?"

"Dan dulu apa benar selalu ada orang yang menemani ibu selama ayah pergi?"

Deg, ibu itu tersentak. Apa yang telah dikatakan anak kesayangannya ini? Ia tidak percaya, anaknya sendiri telah menuduhnya!

"Hei? Apa yang kamu katakan?" nada suara ibu itu mulai meninggi.

"Jawab saja bu, jawab saja!" nada suara gadis itu juga naik satu oktaf.

"Yang benar saja. Iya, ayahmu memang pergi ke luar kota waktu itu, dan memang ada yang menemani ibu, dia itu.."

"Jadi benar ya," gadis itu memotong pembicaraan ibunya, "jadi benar ya, kalau aku itu anak haram. Pantas saja aku tidak mirip dengan ayah. Pantas saja, warna mataku berbeda," gadis itu tergugu. Beranjak sayu meninggalkan ibunya. Berjalan patah-patah, sambil sesenggukan.

Ibu itu tertegun. Ternyata anaknya telah termakan fitnah orang disekitarnya. Dengan cepat ia berusaha merengkuh anaknya itu.

"Lepaskan aku!" dengan emosi gadis itu menyentakkan lengan yang di pegangi ibunya. Sang ibu tersentak terkejut. Keseimbangannya goyah. BUUUM.. terdengar suara jatuh ke bawah. Gadis itu segera menoleh. Terlihat ibunya berguling jatuh ke tangga. Darah berceceran. Gadis itu tersentak, ia melupakan satu hal. Satu hal yang berakibat fatal! Ibunya sedang hamil.

---_____------____----
Nahh, sekarang mulai paham kan jalan ceritanya?? Paham palalu peang thor. Gak ada nyambung sama sekali ama yg inti dari permasalahannya hahaha.. Iya deh iyaa.. Nanti, Problemnya bakal lebih mudah kok daripada yang ini.. Suer ✌ Kira-kira pas abis part 0.5 atau 0.6 selesai. Ceritanya bakal mulai tenang, maksudnya, gejolaknya gak bakal separah ini, aka ceritanya bakal lebih banyak yang happy nyaa.. Tunggu aja kelanjutannya yaaa.. Abis itu baru deh kita sampai di inti permasalahan cerita.

And then.... Vote and comment yaa.. Kasih aku kritik, saran atau sejenisnya gitu.. Mana tau dari ide kalian auku bisa ngubah alur atau bahkan jalan ceritanya kan ya?! Asal gak melenceng dari pokok permasalahan utama yaitu "you, hate (and) me"

Ok see ya guys di next chap 😄😄😚😚

How Are You, Hate? (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang