Chapter 3

150 24 8
                                    

Happy reading 😉😄
***********★★★★★★

Cinta mengucap salam dan membuka pintu, di dalam ruangan itu sudah terlihat kepsek dan pembina OSIS. Dengan sopan, Cinta duduk setelah dipersilahkan.

"Ada apa, Pak?" Cinta memulai pembicaraan.

"Jadi begini, Cinta. Sekolah kita akan kedatangan murid pertukaran pelajar dari Singapura seminggu lagi. Mereka akan ada di sini selama 10 hari. Mereka akan belajar di sekolah kita selama seminggu, sedangkan 3 hari lainnya mereka jalan-jalan," Pak Kepsek menyerahkan beberapa lembar kertas yang berisi surat keterangan dari dinas pendidikan.

"Kami minta agar kamu menyiapkan acara penyambutan dan perpisahan mereka dengan sebaik mungkin. Kami tidak ingin ada kesalahan sedikitpun," pembina OSIS menatap Cinta dengan tajam. Cinta hanya mengangguk-angguk tanda mengerti. Setelah itu, mereka membahas beberapa hal.

Jam istirahat sudah hampir habis saat Cinta memutuskan untuk ke kantin, perutnya lapar. Kantin sudah terlihat mulai sepi. Cinta mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kantin, di pojok kanan paling ujung, terlihat Khaira bersama, Arnold? Kenapa mereka berduaan di sana? Apa yang mereka bicarakan? Khaira melambaikan tangannya ke arah Cinta, mengajaknya untuk bergabung. Cinta hanya mengangguk, lalu melangkah ragu ke sana.

"Baru selesai dari ruang kepsek lo? Apa yang kepsek bilang ke lo? Eh lo pasti laper kan? Gue pesenin yak? Kayak biasa kan?" Khaira bertanya bertubi-tubi. Tanpa menunggu jawaban Cinta, dia segera berjalan meninggalkan Arnold bersama Cinta.

"Lo ngapain berdua sama Khaira?" tanya Cinta curiga.

"Gak ngapa-ngapain. Khaira kan jomblo, gak ada yang bakal marah juga kalo gue makan bareng sama dia. Emang apa urusannya sama lo?" Arnold menjawab cuek sambil mengaduk-aduk minumannya.

"Khaira kan sahabat gue, otomatis itu urusan gue dong?"

"Atau jangan-jangan lo cemburu karna gue pdkt-in sahabat lo? Bukan lo?" Arnold tersenyum miring.

"Lha? Gue cemburu? Kuker banget gue cemburu sama cowok kayak lo," Cinta memutar bola matanya.

"Ya mana tau kan? Secara gue kan cowok paling ganteng di sekolah ini," ujar Arnold dengan pede nya.

"Ya, lo emang cowok paling ganteng di sekolah ini." Cinta menggantung ucapannya, melihat Arnold yang mulai menampilkan ekspresi bangga. "Tapi sayangnya seperti yang udah gue bilang, tipe gue tuh cowok paling ganteng di dunia ini, dan lo? Masuk kiteria aja belum," Cinta tersenyum sinis.

"Tapi dulu lo bilang kalo gue cowok paling imut yang pernah lo temuin," Arnold teringat perkataan Cinta dulu, saat mereka masih baik-baik saja.

"Itu kan dulu. D-U-L-U," Cinta menekan pengucapan kata dulu dengan mengejanya. Arnold tersenyum tipis melihat Cinta mendengus kesal.

"Hei kalian lagi bicarain apa nih?" tiba-tiba Khaira datang membawa 2 mangkuk bakso dan segelas jus jeruk dingin. Arnold kembali memasang wajah datar, tidak menyangka Khaira ada di sana.

"Eh, lo kuat makan 2 mangkok Din? Rakus banget."

Cinta mendelik marah mendengar ucapan Arnold.

"Enak aja lo! Lo kira gue karung apa? Semua muat."

"Udah-udah ini buat gue," Khaira melerai pertengakan keduanya, daripada gak selesai-selesai?

"Lu kan udah tadi," tanya Arnold bingung.

"Gue laper lagi," Khaira cengengesan.

"Terserah deh. Gue duluan balik ke kelas," Arnold berdiri dari kursinya.

How Are You, Hate? (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang