Malam begitu cerah dengan sinar bulan, bintang juga ikutan semangat untuk menyinari malam ini.Rahma membuka jendela kamarnya dan melihat kearah langit. Ia bertanya-tanya mengapa malam begitu indah di saat ia sedang tenggelam dalam lautan kesedihan. Serasa sangat tidak adil bagi Rahma, orang tua angkatnya meninggal, orang yang dikaguminya meninggalkannya tanpa menoleh, dan tante Maria sangat membencinya.
Rahma ingat ketika ia terpaksa menandatangani berkas yang di berikan tantenya. Tantenya itu sangat suka foya-foya dan shoping barang bermerk apalagi yang limited edition.
Bagaimanapun Rahma tidak bisa menerima warisan itu ia sangat takut jika dibenci oleh tantenya, karena ia tidak punya siapapun. Dan ditambah lagi kedua orang tua angkat Rahma meninggal karena dirinya.
Setelah puas memandangi langit, ia menutup jendela dan pergi tidur mengistirahatkan tubuh dan pikirannya. Ia tidak lupa untuk berdoa meminta kebahagian setelah ia melewati kejadian yang kelam ini.
***
Musik keras sang DJ melanda ruangan cukup besar ini. orang- orang menari dengan gila, banyak wanita sexy yang sedang menggoda pria tua kaya. Ada juga wanita yang sedang diraba-raba tanpa tahu malu. Hanya ada satu wanita yang meminum wine sendirian. Padahal ia tak kalah cantik dan sexy dari wanita lain, ia tampak muda di usia yang sudah kepala tiga. Siapa lagi kalau bukan tantenya Rahma, Maria.
"Tidak kusangka seorang direktur perusahaan B ada disini sendirian," tanya seorang Pria dewasa yang menghampirinya ia memeluk pinggang Maria dengan tangan kekarnya.
Harum maskulin menyeruak di hidung Maria membuatnya nyaman. Ia menoleh kearah suara itu wajah mereka begitu dekat sampai bisa merasakan hembusan nafas yang hangat ke wajah Maria. Wine yang ditangan Maria hampir terjatuh karena terkejut, ia pun menyimpannya di meja.
Ia menyunggingkan senyumannya."Apa yang kau lakukan disini, Van. Bukankah tempat ini tidak sekelas dengan kehidupanmu? Dan jangan memeluku seperti ini." Maria melepaskan pelukan Van yang membuatnya sesak.
"Ada yang harus kubicarakan denganmu," jawab Van serak,"kita ketempat yang lebih tenang." Van menarik lengan Maria paksa. Ia membawa Maria ke tempat VIP di tempat itu.
"Kenapa hanya ada kita berdua disini," Maria berteriak histeris. Van bajingan itu sengaja menjebaknya ketika Maria sedikit mabuk. Bahkan para bodyguard-nya tidak ada. Membuat Maria khawatir.
"Tenanglah, aku hanya ingin membahas bisnis kita. Kenapa kau keras kepala tidak mau bekerja sama dengan perusahaan ku, kau mengelola restoran dan aku mengelola hotel. Bukankah itu bagus?" tanya Van to the point. Maria duduk di dekat Van dan tersenyum kecut.
"Kau sudah sangat kaya Van, harusnya kau memberikan cabangmu kepadaku," kata Maria terang-terangan meminta cabang hotel Van.
Van terkejut dengan permintaan Maria."Kau menginginkan hotel itu ya?"
"Ya." Maria tersenyum senang sepertinya Van akan memberikan salah satu hotelnya.
"Baiklah aku akan memberikannya, tapi kita harus melakukan satu permainan."
"Apa itu?"
"Siapa yang bisa tahan dengan wine akan menang, Jika kau menang aku akan memberikan hotel itu padamu. Tapi jika kau kalah kau harus menerima kerja sama dengan perusahaan ku, dan aku mendapat dirimu juga." Van memberikan penawaran yang saling menguntungkan. Maria tertawa ketika mendengar kata Van yang menginginkan dirinya.
"Kau menginginkanku?" Maria sedikit menarik bajunya, sehingga bahunya terekspos bebas. Ia sengaja menggodanya. Van meneguk air liurnya dan merasakan suatu yang sesak di sana,"baiklah aku terima tawaranmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Is Yours
JugendliteraturPenasaran? Langsung baca aja, lalu tinggalkan vote dan komentar 😄