6

81 21 5
                                    


Rahma pergi ke restoran B dengan sepedahnya, ia pakai celana jeans panjang dan atasan casual warna peach, memakai make up natural dengan olesan lipgloss pink, parfum strawberry dan pita merah blink di rambutnya, tidak lupa tas kecil biru yang menggantung di lehernya. Rahma sengaja datang lebih awal, ia akan menyiapkan kencan butanya.

Rahma dengan semangat masuk kerestoran B, di sana lumayan penuh dengan pelanggan. Tidak lupa juga ia menyapa semua karyawan.

Rahma sudah nge-booking tempat di lantai atas. Ia duduk dan menunggu Naya dan lainnya. Rahma mengedarkan pandangan ke jendela, banyak anak-anak yang terlihat bermain di bawah.

Seseorang datang dengan sweeter tipis warna abu ditubuhnya, jeans warna hitam, dan jaket jeans sewarna dengan bajunya, rambutnya disisir kebelakang. Ia menghampiri Rahma dan memegang pundaknya. Rahma menoleh, matanya terbelak. Seseorang itu hanya tersenyum.

"Kaget ya?" seseorang itu duduk di hadapan Rahma.

"Pajar, kenapa kau disini, apa Rizal mengajakmu. Tapi dimana dia?"

"Slow beb, jangan khawatir. Aku diajak olehnya, dia kayaknya dikit telat."

Rahma tidak menyangka Rizal mengajak pajar, bagaimana bisa ia kan sudah punya pacar. Mungkin karena pajar adalah ketua basket jadi ia mengajaknya. Apa tidak ada orang lain selain dia?

Tidak apa kalau begitu, yang penting Rahma akan menjalankan rencananya. Rahma berbisik kepada pajar kalau ia ingin menjodohkan Naya dengan Rizal. Ia sedikit kaget tapi pajar pun menyetujuinya untuk kerja sama.

Mereka yang dibicarakan pun datang bersamaan. Awal yang bagus!

Mereka memulainya dengan perkenalan terlebih dahulu. Menceritakan hobi masing-masing dan tipe cowok/cewek yang mereka sukai.

"Menurutmu Naya orangnya gimana?" tanya Rahma to the point setelah sedikit basa-basi. Rizal menatapnya bingung mengapa Rahma menanyakan hal itu padanya. Ia sedikit curiga dengan acara ini. Karena Rahma mendesaknya ia pun terpaksa menjawabnya.

"Hmm, Naya baik," jawab Rizal irit.

"Terus?" Rahma tiada henti mendesaknya.

"Cantik dan pintar."

Rahma tersenyum puas. Lalu ia menanyakan hal yang sama kepada pajar.

"Sama."

Merekapun mengobrol dengan lama dan makan makanan yang mereka pesan.

akhirnya mereka saling menukar hadiah. Masing-masing membawa dua hadiah sebagai kenang-kenangan.

Rahma memberikan hadiah dari Rizal ke Naya dan mengambil hadiah pajar dari Naya mereka menukarnya dibawah meja. Karena bungkusnya sama Rizal tidak mengetahuinya. Rahma memberi kode pada Pajar untuk meninggalkan tempat.

"Hmm, kayaknya aku harus jemput pacar. Maaf ya gak bisa lama." Pajar pun meninggalkan tempat. Mereka tersenyum padanya dan melambaikan tangan.

"Eh, tunggu ya mau ke toilet sebentar." Rahma beralasan meninggalkan tempat. Ia langsung kabur ke parkiran, tempat sepedahnya berada. Ia mengirim pesan pada Naya dan Rizal, kalau tantenya sakit jadi harus segera pulang. Tidak lupa juga Rahma memberitahu Rizal kalau ia harus mengantarkan Naya pulang kerumahnya karena hampir malam.

Drrrrrtttt

Hp mereka berbunyi bersamaan, lalu membaca pesan dari Rahma. Mereka bertatapan setelah membaca pesannya. Canggung yang dirasakan, Naya gak tahu harus ngomong apa. Rencananya ia akan mencurahkan isi hatinya. Ia pun memberanikan diri untuk melakukannya. Cukup satu tahun ia memendam rasanya, ditolak juga tidak mengapa asal ia sudah mencurahkan isi hatinya.

My Love Is YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang