16

55 5 1
                                    


Deru mobil terdengar di setiap perjalanan, Bandung memang sedikit macet.

Di pagi yang sejuk ini rasa canggung menghiasi mobil itu. Rahma dan Farius berada di dalam mobil yang sama. Mereka tidak saling melirik hanya sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

Mereka masih terdiam sampai mobil itu sampai di gerbang SMA Stars, Farius keluar terlebih dahulu. Para wartawan langsung berlari ke hadapannya, Farius bingung dengan keadaan ini, ia rasa para wartawan tidak akan lagi mewawancarainya tapi ternyata mereka datang lagi ke hadapan Farius dan membawakan berita yang sangat mengejutkan.

“Farius apakah anda sedang menjalani hubungan dengan gadis ini?” tanya salah satu wartawan tiba-tiba, ia menunjukan foto hasil jepretan paparazi.

Dalam foto itu terdapat dirinya sedang menggandeng tangan Rahma dan hal itu terlihat sangat mesra.

Farius tercekat, ia hampir tidak bisa berkata apa-apa. Rahma keluar dari mobil dan langsung juga diserbu oleh para wartawan. Mereka menanyakan hal yang serupa pada Rahma, tapi Rahma bisa mengendalikan hal itu.

“Oh ... itu karena kami sekarang menjadi saudara, ayahnya Farius dan tante saya menikah. Jadi, kami pulang bersama malam itu,” ucap Rahma sembari menebarkan senyumannya, kapan lagi ia bisa masuk TV.

“Apakah bukannya lebih dari itu?” tanya salah satu wartawan.

“Tidak ada, kami kebetulan bersekolah di sekolah yang sama, dan kami sekarang menjadi saudara membuat kami terlihat sangat dekat,” jawab Rahma tenang, ia benar-benar bisa mengendalikan situasi tersebut.

Para wartawan menyerah dan membiarkan Farius dan Rahma masuk ke dalam sekolah, mereka hampir telat masuk kelas, hal itu membuat mereka kesal.

“Kau sepertinya harus lebih berhati-hati, kalau tidak ini akan menjadi masalah besar!” Rahma marah pada Farius karena ia tidak bisa menjawab hal sepele seperti itu membuat darahnya menaik.

“Maafkan aku,” ucap Farius dengan lemah, ia bahkan memandang lurus dengan tatapan kosong.

Ia benar-benar berubah drastis. Rahma menatapnya dengan nanar. Apakah karena wanita yang secantik putri salju itu tiba-tiba ada di hadapannya. Rahma terus bertanya-tanya dalam hatinya.

“Bersemangatlah sedikit!” Rahma meninju lengan Farius lalu kabur darinya karena bel telah berbunyi, ia bisa-bisa dimarahi Ibu Dida yang super galak, karena pagi ini adalah jam pelajarannya.

***

Sang putri salju berdiri di hadapan murid kelas XI-Stars-1, para pria di hadapannya bahkan tidak berkedip dan para wanita tampak sangat iri padanya.

Wajahnya yang cantik dan matanya yang biru jernih seperti lautan. Ia benar-benar membuat hati siapapun berdetak lebih cepat.

“Halo semua, aku Maisha Kayonna pindahan dari sekolah di Inggris,” ucapnya semerdu biola yang digesek lembut.

Ibu Dida langsung jatuh hati padanya, sepertinya ia akan memperlakukan Maisha sebagai anak emasnya.

“Apa ada yang mau ditanyakan padanya?” tanya bu Dida, selaku wali kelas kelas XI-Stars-1.

“Apa kau sudah punya pacar Maisha?” celetuk pajar, ia benar-benar seorang playboy sejati. Para murid langsung menyorakinya. Maisha hanya tersenyum manis.

“Hmm ... aku belum punya sih, tapi aku sudah memberi hatiku pada seseorang.” Maisha tersenyum malu.

Pajar dan pria yang lainnya seperti diajak terbang lalu di hempaskan begitu saja, mereka merasa seperti itu saat Maisha bilang jika di hatinya tidak ada tempat lagi untuk pria lain. Membuat mereka kecewa.

My Love Is YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang