Mermaid 20

2.1K 127 7
                                    




Sorry for typo,, happy reading,, jangan lupa tinggal kan jejak...

***

Ini salah, dan semua di luar rencana nya dari awal,

kurang ajar.

Kalau tiga kurcaci itu tidak berlagak seperti pahlawan three maskethir, ia pasti sudah mendapatkan,
apa yang di ingin kan nya,
sia – sia saja semua kerja keras nya jika semakin banyak yang menyulit kan kerja keras nya selama ini .

bahkan orang yang ia jadi kan boneka nya sudah mulai terlepas satu persatu – satu.

"aakhhhhhh.' Suara teriakan akan penuh amarah terdengar di kamar yang sudah di penuhi mantra sihir,

dan suara nya akan meredam dengan sendiri nya sebelum keluar dari lubang kunci sekalipun.

"anak sialan, kalau aku tau dari dulu , akan aku bunuh dari awal sebelum kau tumbuh sekalipun. " cacian, dan umpatan terdengar dengan barang yang melayang hancur tapi detik itu akan kembali seperti semula.

"kau mau melawan, baik lah akan aku beri perlawanan yang sepadan untuk

, shirchelise sialannn,,," terik nya kembali.

***

Semua sudah berkumpul dalam aula besar, para Lord yang mewakili garis keturunan masing – masing .

Tak lupa pemimpin Alfa di setiap Distrik, dan beberapa, ketua campuran dari kelompok kecil yang mereka pimpin dengan menganut paham tersendiri.

Yah..  terlalu banyak penyekat, terlalu banyak perbedaan yang membatasi kasta serta ke dudukan masing – masing tapi untuk saat ini mereka bersatu.

Mengumpul kan kekuatan bersama demi mengalah kan satu orang yang ingin menjadi kan dunia Bighilands menjadi satu di bawah kepemimpinan nya, dan semua tau keburukan yang di miliki dari otak berhati iblis tidak akan pernah bisa menjadi pemimpin mereka.

Sayup – sayup mulai terdengar jelas suara berisik dari aula besar yang kini sudah mendengar penjelasan Nicolas dan kawan – kawan.

Yah ,,kenyataan bahwa Sirchelise adalah Raina membuat mereka semua kalang kabut akan keselamatan nya.

Hingga suara pintu terbuka cukup keras mengalihkan keributan kecil mereka,

Shila sadar sekarang diri nya menjadi pusat perhatian tapi itu lah tujuan nya.

"raja, Raina dalam bahaya." Seru nya khawatir dan semua mata langsung menatap tak percaya akan hal itu .

"apa maksud mu?' Tanya nya dingin.

"kalung ku, aku merasakan nya dingin sangat dingin." Dengan gemetar Shila menggenggam kalung yang sejak tadi terasa ingin membeku kan diri nya.

Artur tertegun, tapi ia berusaha mengembalikan pemikiran – pemikiran yang selalu mengganggu nya setiap saat,

entah apa tapi ia merasakan hal aneh sejak tadi.

"Lenan, siap kan semua pasukan, siap kan apa yang di butuh kan oleh mereka yang akan ikut serta dalam pertempuran besok ," berucap lantang,

ia tahu terlalu cepat tapi ia tidak mau mengambil resiko akan keselamatan putri nya. Di sela – sela pikiran nya hanya ada ucapan Nicolas yang masih terngiang di telinga nya.

" raina seorang Sirchelise,kekuatan tertidur yang kita butuh kan."

Ingin rasa nya Artur menulikan kenyataan itu, agar ia tidak perlu tahu takdir yang seharus nya terjadi.

jika banyak yang meramal kan calon Sirchelise selanjut nya akan berasal dari dunia air, lain hal nya pemikiran Artur saat ini. Mereka melupakan seseorang ,

mereka terlalu menutup mata dengan kebencian akan sikap yang selalu semena – mena tapi Artur tau ia tidak akan lupa urutan yang sebenar nya yang seharus terjadi.

Pemutaran waktu, dimensi, dan sejarah, Artur sangat paham dan jika perhitungan nya tepat maka Raina bukan lah Putri nyanya,bukan putri Athenia.

"Dan jika ini benar, berarti pemberontakan ini sudah di susun sangat lama, apakah Azura sudah mengetahui segala nya hingga dengan mudah ia menjadi kan Raina sebagai bola poin nya". Pikir nya Artur.

Saat semua dengan sibuk dengan rencana masing – masing, smirik kecil hampir tak terlihat itu keluar dari Aula pertemuan itu.

Tidak ada yang melihat hingga ia keluar dari gerbang belakang istana.

Dingin, dan panas, perasaan yang tengah di rasakan nya sangat membuat nya sedikit tersiksa,

saat melewati lorong kaca panjang "aku akan lihat apa yang sebenar nya kau mau." Ucap nya dengan nafas sedikit menderu.

***

Sudah tidak ada kekuatan ketika ingin melangkah kan kaki nya kembali, di bawah pohon besar dengan nafas yang semakin sulit, diri nya mencoba memejam kan mata untuk menormal kan asupan oksigen nya.

"kau lama sekali." Suara yang keluar dari balik pohon yang ia buat sandaran.

"ini gila, sekarang aku mengingin kan nya," rancau nya di pikiran nya sendiri.

"tenang lah, terlalu terburu – buru tidak akan memuas kan mu."

"sial," umpat nya kembali , semua nya seperti mati, tubuh nya tak berdaya dan hanya bisa menunggu apa yang akan di lakukan wanita di depan nya ini kepada diri nya.

"sebaik nya begitu, karena tidak gratis sampai aku membawa mu kemari, cukup sulit," ucap nya dengan mereleks kan tulang tangan dan leher nya, seakan itu hal yang amat sangat menguras tenaga nya.

Diam hanya mendengar kan karena tetap saja itu percuma jika harus melawan, karena ia juga sadar, banyak hal yang harus ia dapat kan dari wanita itu,Raina.

Tapi sejak kapan semua penampilan nya jadi berubah.

"ikut lah," seperti mantra berdiri dan berjalan di belakang nya mengikuti tubuh melayang itu.

***

Di sebuah kamar yang tidak terawat tapi memiliki perabotan kamar yang baik, "apa dia tahanan disini?" pikir nya,

untung lah seperti nya Raina tidak berniat memblockade seluruh syaraf dan tubuh nya sehingga ia dapat berputar – putar dengan pikiran liar nya.

"jika ia, aku tidak akan bisa pergi keluar, nic."

Lihat lah sekarang Nicolas sadar bahwa semua otak nya bisa di ketahui oleh wanita itu, satu yang pasti ia harus secerdik mungkin mendapat kan informasi, dengan meredam semua kata – kata yang keluar di pikiran nya sendiri.

Rayla berjalan perlahan dengan melonggar kan tali temali di depan gaun satin yang ia gunakan, dan Nicolas berani bersumpah seharus nya ia tidak secepat itu menegang hanya dengan melihat setiap inci tubuh yang terlepas sempurna dari baju sialan itu.

"oh,, God,,,," pasrah nya ketika pandangan Nicolas berubah menjadi gelap keperakan, Steve.

Ia berteriak seakan minta di lepas kan, meraung keras hingga membuat Nicolas merasakan sakit luar biasa di kepala nya.

Marah , lebih dari itu,

" sial,, ini bukan waktu nya musim kawin bodoh." Umpat nya tak terelakan dengan mata terpejam, ketika terdengar gelak tawa merdu di telinga nya.

"kemarilah," dengan merentang kan tangan nya.

Seperti santapan yang lapar, Nicolas bukan lagi berjalan tapi ia lari dan langsung menerjang.

Bukan diri nya, tapi lolongan steve lah yang mulai menggema di ruang kamar lesuh yang cukup luas.

***

See Next yah, ada yang bingung silah kan coment.. yah....

Vote jangan lupa juga,,hehe    

MermaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang