Empat

72 0 0
                                    

" Eh, kalian sudah tau kabar terbaru belum?" tanya Ebeth pada kedua sahabatnya.

" Kabar apa, Beth?" tanya Priska.

" Itu, ketua OSIS kita yang cakep itu sudah jadian sama Heidi anak IPS 2. Ya ampun mereka cocok banget lho!"

" Ah, si ketua OSIS itu memang playboy cap tikus. Rasanya baru bulan lalu dia pacaran sama Monik anak IPS 3. Eh, sekarang sudah sama Heidi! Kasihan banget deh si Heidi, pasti dia bakal diputusin dalam waktu satu bulan lagi. Bisa-bisa semua populasi wanita di sekolah ini di embat," ketus Priska.

" Ya habis mau gimana lagi? Semua cewek di sekolah ini mana mungkin menolak pesona Troy yang luar biasa itu, lagian dia juga tajir bin pintar. Aku aja mau sama dia, sayangnya dia gak pernah nembak aku. Hahahaha..."

" Dasar lu! Tapi coba kalian perhatiin. Motif dia pacaran, Kemaren sama anak IPS 3, sekarang IPS 2. Jangan-jangan dia punya jadwal cewek bergilir di setiap kelas. Secara, semua anak IPA mulai dari IPA 1 sampai IPA 4 sudah ada setidaknya satu cewek yang jadi pacarnya. Dan sekarang dia lagi mengincar anak IPS," selidik Priska.

" Iya juga ya... Berarti nanti kalo dia putus, bisa jadi incarannya adalah anak kelas kita dong! Kita kan IPS 1."

" Benar tuh! Awas aja kalau dia berani deketin aku! Habis dia!"

" Alah, sekarang aja kamu ngomongnya gitu. Entar kalo dia deketin, malah kepincut," goda Ebeth.

" Eh, Tia kenapa sih dari tadi diam aja? Lagi ada masalah ya?"

" Nggak kok. Gak kenapa-kenapa. Kalian seru banget sih ngegosipin ketua OSIS itu."

" Ya gimana lagi Tia... Dia kan sudah seperti artis satu SMA ini."

" Daripada gosipin dia lebih baik kita belajar. Sesudah istirahat kita ada ujian geografi sama Pak Botak. Kalian mau kalau nilai kalian merah?"

" Nggak sih!" kata Ebeth sambil nyengir.

" Makanya belajar!" timpal Priska.

***

Jam sudah menunjukkan pukul tiga sore. Sekarang waktunya pulang sekolah. Tapi Tia masih harus ke Tata Usaha untuk mengurus pembayaran uang ekstrakulekuler.

" Aku pulang duluan, Tia. Aku takut nanti malah hujan di jalan. Langitnya mulai mendung nih!" kata Ebeth.

" Aku juga pulang duluan ya... Pak Marto sudah nungguin aku. Bye!" Priska segera berlari ke gerbang sekolah.

" Hati-hati ya..." teriak Tia.

Tia kemudian berjalan ke ruangan Tata Usaha. Koridor sekolah mulai sepi mengingat semua anak sudah berhamburan menuju lapangan parkir maupun halaman sekolah untuk menunggu dijemput.

" Permisi!" sapa Tia sambil mengetuk pintu Tata Usaha.

" Ya, masuk!"

Bu Tuti yang adalah staf Tata Usaha mempersilahkan Tia untuk duduk.

" Ada apa Tia?"

" Ini, saya ingin membayar uang ekstrakulikuler dua bulan ini."

" Baik. Saya buat nota nya dulu."

Tok, tok, tok... Bunyi pintu di ketuk.

" Ya, silahkan masuk!"

" Permisi, bu! Maaf mengganggu. Saya mau mengambil dokumen untuk acara pentas seni bulan depan. Kata Pak Vian filenya ada pada Ibu."

Troy melirik Tia yang duduk di sampingnya. Tia sama sekali tidak melirik Troy sama sekali seperti yang sering wanita-wanita lain lakukan ketika melihatnya.

" Sebentar ya, Ibu ambilkan dulu. Tia, ini nota nya."

" Makasih, bu. Saya permisi."

Tia memasukkan kertas yang diberikan Bu Tuti ke dalam tasnya lalu keluar dari ruangan tersebut.

" Nah, ini filenya! Kamu bisa membawanya pulang untuk dibaca."

" Baik bu, terima kasih. Saya pamit dulu."

Troy kemudian keluar dari ruang Tata Usaha dan berjalan ke parkiran dimana dia memarkirkan mobilnya disana.

***

Bintang JatuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang