Troy terus menempel dengan Tia. Sekarang hal itu sudah tidak aneh bagi Tia. Dia sudah terbiasa dengan kehadiran Troy disisinya. Saat ini mereka sedang berjalan-jalan di taman dekat acara ulang tahun Prisia. Tadi Troy sudah pamit dengan Prisia untuk mengantar Tia pulang karena takut pulang kemalaman.
" Kenapa kita kesini?" tanya Tia bingung. Dia kira Troy akan mengantarnya langsung pulang ke rumah. Nyatanya Troy membawanya untuk duduk di taman.
" Kita tidak akan lama. Aku hanya ingin kita bisa menikmati malam ini. Bukankah bulan dan bintangnya indah?"
" Ya, ini sangat indah. Tapi ini sudah jam sembilan malam. Mama dan Rafky akan bingung mencariku."
" Sebenarnya aku membawamu kemari karena ada sesuatu yang harus aku katakan padamu."
" Apa itu? Apakah sangat penting?"
" Ya, aku mencintaimu. Apakah kau mau menjadi pacarku?" Troy menatap Tia dengan serius. Entah kemana mulut manisnya hari ini. Biasanya dia akan meminta gadis-gadis menjadi pacarnya dengan mengatakan hal-hal manis dan indah untuk merayu mereka. Tapi semuanya berbeda ketika bersama Tia.
" Kau bilang apa?"
" Aku mencintaimu, maukah kamu menjadi pacarku?" ulang Troy lagi.
Tia bingung. Apakah dia mau menjadi pacar Troy? Apakah kali ini Troy serius atau hanya ingin bermain-main dengan perasaannya? Sejujurnya dia mulai nyaman dengan kehadiran Troy dalam hidupnya, Troy yang memperhatikan dirinya dan keluarganya, dan Troy yang selalu ada disisinya. Tapi Tia tak berdaya, dia tidak berani berharap lebih untuk Troy.
" Aku... Aku tidak bisa. Kita berbeda Troy. Aku bukanlah wanita yang pantas kau cintai. Aku hanya seorang gadis tak mampu yang tak pantas bersamamu. Kita masih terlalu kecil untuk memutuskan. Bagiku pacaran adalah persiapan untuk menikah, jadi aku tidak akan bisa pacaran denganmu."
" Jadi kau menolakku karena kita ini berbeda status dan kau tidak percaya kalau aku serius denganmu?"
" Ya," jawab Tia dengan tegas.
Troy mengepalkan tangannya karena kesal. Bagaimana bisa Tia menolak cintanya hanya karena status sosial dan ketakutannya itu? Kali ini Troy punya niat yang serius dengan Tia. Troy sadar kalau mereka mungkin masih terlalu dini untuk pacaran seperti yang menjadi definisi Tia, tapi setidaknya mereka akan mencoba karena kali ini Troy serius untuk membina sebuah hubungan dan bukan pacaran yang selama ini dilakukannya.
" Kalau ini semua karena status sosial maka aku tidak bisa menerimanya. Aku mencintaimu dengan tulus bukan karena uangmu. Aku mencintai keluarga kecil yang kau bilang miskin itu. Ibumu sudah seperti ibuku. Aku bahkan tidak pernah merasakan kasih sayang ibuku. Papa sibuk dengan pekerjaannya dan hanya memberikanku materi sementara aku membutuhkan cinta. Karena itu aku selalu mencari kasih sayang dengan berganti-ganti pacar. Saat aku bertemu denganmu dan saat kau dengan berani mengatakan kesalahanku, kau sudah menyentuh hatiku. Aku penasaran denganmu dan akhirnya disinilah kita. Aku mencintai setiap perlakuan manis ibumu dan aku mencintai Rafky sebagai adikku. Terakhir aku mencintaimu dengan tulus."
Mendengar setiap pernyataan perasaan Troy membuatnya tak sadar meneteskan air mata.
" Aku tahu kalau hubungan ini masih terlalu dini. Tapi aku akan berusaha menjadi seperti laki-laki dewasa. Aku akan berusaha menjaga hubungan ini sebaik mungkin. Menurutku tidak ada salahnya jika kita mencoba pacaran."
Tia tak dapat berkata-kata lagi. Troy nampak sungguh-sungguh dengan perkataannya. Akhirnya yang Tia lakukan hanya menganggukkan kepalanya. Troy benar, tidak ada salahnya mencoba. Jika mereka belum berjodoh, setidaknya mereka sudah pernah mencoba.
" Terima kasih, Tia." Troy memeluk Tia.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang Jatuh
Teen FictionNovela adalah lini penerbitan digital Bentang Pustaka dan Bintang Jatuh adalah salah satu karya menakjubkan dari Elika Natalia Wijaya. Bercerita tentang kisah cinta tiga orang sahabat, Tia, Ebeth, dan Prisia serta keterlibatan bintang jatuh yang mem...