Dua Puluh

47 0 0
                                    

" Kamu kasi apa untuk kado ultahnya Prisia?" tanya Ebeth pada Tia. Saat ini mereka sudah ada di pesta ulang tahun Prisia.

" Kali ini aku buat patung dari tanah liat. Kalau kamu?"

" Aku buat album kenangan kita."

" Ih, pasti keren ya!"

" Hai semua!" Troy menghampiri Tia dan Ebeth.

" Hai, Troy! Kamu keren banget malam ini," puji Ebeth.

" Makasih, kamu kesini dengan siapa, Beth?"

" Tadi kesini bareng Tia. Tapi temanku Jackson sudah janji mau nemenin aku disini."

Troy mendekatkan dirinya pada Tia, dia membisikkan sesuatu di telinganya.

" Kamu cantik malam ini." Kata-kata Troy membuat bulu kuduk Tia naik.

" Makasih, kamu juga keren malam ini."

Prisia datang menghampiri mereka. Malam ini Prisia benar-benar seperti seorang putri. Dia mengenakan gaun putih selutut yang penuh dengan payet indah serta sebuah kalung lucu di lehernya. Prisia datang menyapa Tia dan Ebeth dengan Ronal yang mengikut dari belakang.

" Hai semua! Makasih ya sudah mau datang," ucap Prisia sambil memeluk kedua sahabatnya.

" Sama-sama Prisia. Happy birthday ya!" kata Tia dan Ebeth bersamaan.

" Ehm, kenalin ini Ronal yang sering aku ceritain itu. Ronal, ini sahabatku."

Tia dan Ebeth baru kali ini melihat Ronal. Lalu dengan cengiran khasnya Ronal berkenalan dengan Tia dan Ebeth serta Troy. Seperti biasa Ronal mengeluarkan lolipopnya dan memberikan pada tiga orang yang baru dikenalnya itu. Kebahagiaan mereka bertambah ketika Jackson datang bergabung dengan mereka. Kali ini Ebeth yang memperkenalkan Jackson dengan teman-temannya. Ada banyak telinga yang turut mencuri dengar informasi seputar Jackson. Biasalah, ada banyak wanita yang juga mengincar Jackson.

" Acaranya akan dimulai. Aku mau ke depan dulu ya!" pamit Prisia.

Semua tamu undangan langsung merapat untuk melihat perayaan ulang tahunnya. MC membawakan acara malam ini dengan baik, dimulai dari ucapan terima kasih pada hadirin yang diwakili ayah Prisia hingga acara peniupan dan pemotongan lilin. Lalu dilanjutkan dengan persembahan lagu oleh beberapa temannya. Dimulai dari duet Tia dan Ebeth, permainan gitar oleh Troy, dan yang paling mengejutkan bagi Prisia adalah Ronal juga ikut ambil bagian menyanyikan lagu romantis yang paling disukainya. Entah Ronal tahu dari mana lagu kesukaannya, yang pasti malam ini Prisia sangat bahagia.

" Bagaimana? Suaraku tidak sumbang bukan?" tawa Ronal yang saat ini udah duduk berdua dengan Prisia.

" Tidak, itu lagu yang bagus. Bagaimana kau bisa tahu itu lagu kesukaanku?"

" Ada seseorang yang menolongku. Suatu hari nanti aku akan memberitahumu. Dan sebenarnya saat ini aku ingin mengatakan sesuatu."

Ronal yang nampak misterius membuat Prisia gugup dan deg-degan.

" Kau ingin mengatakan apa?"

" Aku menyukaimu sejak kita menjadi tetangga. Aku tertarik denganmu seiring setiap pertemuan kita. Aku jatuh cinta padamu. Jadi maukah kau jadi pacarku?"

Prisia tak percaya dengan apa yang barusan di dengarnya. Ronal menyatakan perasaannya? Prisia mengedip-ngedipkan matanya.

" Aku serius, Prisia. Ini bukan mimpi," kata Ronal seperti tahu isi hati Prisia.

" Aku... aku mau jadi pacar kamu." Kata-kata itu terucap begitu saja dari mulut Prisia.

Ronal langsung memeluk Prisia. Rasanya sangat bahagia bisa mendengar Prisia membalas perasaannya. Prisia sendiri juga bahagia. Kali ini dia tidak dapat memungkiri kalau sebenarnya setiap kebersamaanya dengan Ronal telah membuatnya jatuh hati pada sosok yang selama ini menyebalkan baginya. Malam ini berakhir indah bagi Ronal dan Prisia, sepasang kekasih baru itu.

***

Bintang JatuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang