Tujuh

55 0 0
                                    

Untuk sebagian orang disapa ketua OSIS adalah suatu kebanggaan, tapi tidak untuk Tia. Secara tidak disengaja dia berpapasan dengan Troy yang sebenarnya sangat tidak ingin ditemuinya hari ini.

" Hai!" sapa Troy yang tiba-tiba saja sudah berjalan beriringan dengan Tia yang sekarang disuruh Pak Botak ke kantor guru.

Tia menjadi serba salah antara harus menjawab atau mengacuhkannya. Akhirnya dengan canggung Tia membalas sapaan Troy.

" H...Hai!"

" Kamu mau kemana? Ruang guru ya?"

" Iya."

" Kebetulan dong, aku juga mau ke ruang guru. Ayo!"

Troy dengan tiba-tiba menggandeng tangan Tia. Secara refleks Tia melepaskan gandengan Troy.

" Kenapa?" tanya Troy dengan ekspresi bingung.

" Tidak perlu gandeng-gandeng. Jalan saja terus."

" Memangnya kenapa tidak boleh gandengan?"

" Kamu kan sudah punya pacar dan aku gak mau sampai harus berurusan dengan pacarmu."

" Tenang aja, Heidi gak masuk hari ini."

Tia makin geram. Maksud Tia mengatakan itu bukan berarti jika tidak ada Heidi dia akan menyetujui Troy untuk mendekati dirinya. Laki-laki satu ini memang punya muka yang tebal.

" Maksud aku bukan berarti jika Heidi tidak masuk maka kamu bisa seenaknya mendekati perempuan lain sepertiku. Jadi tolong menjauh saja dariku."

Tia mempercepat langkahnya yang sudah mendekati ruang guru.

" Baik kalau itu maumu. Aku akan menyelesaikan hubunganku dengan Heidi supaya bisa dekat dengan kamu," kata Troy dengan sedikit penekanan karena emosinya sudah naik ke ubun-ubun. Baru kali ini ada wanita yang berani menolak dan memintanya menjauh. Biasanya semua wanita pasti akan senang didekati olehnya dan tidak peduli dengan status pacaran atau tidaknya.

" Maaf, tapi sepertinya kau masih tidak juga mengerti tentang makna suatu hubungan. Jika kau sudah memutuskan menjalin hubungan, maka pergunakan waktu yang kau punya untuk membangun hubungan dan bukan merusaknya hanya dalam hitungan hari. Aku sama sekali tidak suka dengan pria yang mengumbar-umbar hubungan dan nanti memutuskan hubungannya secara sepihak. Aku permisi!"

Troy berdiri di tempatnya sementara Tia sudah masuk ke dalam ruang guru. Tia berhasil mencabik-cabik harga diri Troy. Memang tidak ada yang melihat adegan pertengkaran mereka, tapi yang menjadi masalah adalah Tia sudah berani menasehati hidupnya dengan mengatakan apa arti sebuah hubungan. Selama ini tidak ada yang berani menasehatinya. Selama ini tidak ada yang mau repot-repot mengajarkan apa arti sebuah hubungan padanya. Tapi hari ini Tia sudah menasehatinya dengan keras. Terlebih kata-kata 'sama sekali tidak suka' sudah membuat Troy sakit hati.

Troy bukanlah pendendam. Justru karena ucapan itu dia makin penasaran dengan Tia. Dia yakin Tia adalah sosok berbeda yang selama ini dicarinya. Ya, Troy sudah memutuskan untuk mendekati Tia apapun yang terjadi.

***

" Tia!" panggil Priska.

" Ha, kenapa Priska?"

" Dari tadi aku panggil bengong aja! Kamu kok dari tadi aku perhatiin sepertinya lagi gak fokus. Ada apa?" tanya Priska.

" Nggak ada apa-apa kok. Aku cuma kepikiran sama Rafky."

" Memangnya dia kenapa?" tanya Ebeth dengan wajah penasarannya. Pasalnya Ebeth ingin sekali punya adik seperti Rafky.

" Hari ini dia ada try out untuk persiapan UN pelajarannya matematika. Dia bisa gak ya?"

" O gitu... Dia pasti bisa kok! Aku yakin Rafky bisa. Kupikir kamu lagi mikirin cowok. Hahaha..." tawa Ebeth.

Seketika wajah Tia pucat. Apa yang dikatakan Ebeth itu memang benar. Dirinya sedang memikirkan kata-kata Troy. Bagaimana kalau benar Troy memutuskan hubungannya dengan Heidi? Apa yang harus dilakukan Tia? Tia bingung sekali dengan apa yang harus dilakukannya jika Troy benar-benar putus. Mungkin satu sekolah akan menghakiminya bahkan Ebeth dan Priska juga.

***


Bintang JatuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang