Delapan Belas

42 1 0
                                    

Hari ini setiap murid SMA Nusa Bangsa sudah berkumpul di lapangan. Masing-masing membawa baju dan perlengkapan mereka untuk camping. Untuk pertama kalinya Tia terlihat bahagia. Hari ini dia datang ke sekolah bersama dengan Troy yang menjemputnya ke rumah tadi pagi. Troy beralasan akan sulit bagi Tia jika dia berjalan kaki membawa perlengkapannya itu. Jadi Troy menjemput Tia agar semua barang Tia tetap aman dan mereka bisa sampai di sekolah tanpa merasa kelelahan. Tia sungguh berterima kasih untuk kebaikan hati Troy.

Awalnya Ebeth menjadi bingung karena temannya datang bersama Troy. Namun setelah diberi penjelasan singkat oleh Prisia, diapun menjadi mengerti. Dia bahkan berjanji tidak akan menyebar gosip apapun. Karena dia tidak mungkin menggosipkan sahabatnya sendiri. Selain itu Ebeth malah terus mengganggu Tia dengan membisikkan nama Troy di telinga Tia. Itu membuat Tia menjadi risih.

Anak-anak kemudian dibagi berdasarkan kelas mereka untuk naik ke bus.

" Bagaimana perasaanmu hari ini?" tanya Prisia pada Tia.

" Aku senang, Pris. Hari ini untuk pertama kalinya aku bisa ikut bersama kalian menikmati camping. Pasti akan menyenangkan."

" Aku senang kalau kau seperti ini. Kita akan menikmati camping kita sama-sama."

" Aku juga senang, kali ini kita bisa komplit. Biasanyakan Tia gak ikut camping," kata Ebeth disertai senyum manisnya.

" Beth, aku baru ingat. Aku mau nanya sesuatu sama kamu. Dua hari yang lalu aku liat kamu jalan sama cowok berambut pirang. Itu siapa?"

Ebeth memandang Prisia dengan tatapan tak percaya. Bagaimana bisa Prisia melihatnya sedang jalan dengan Jackson?

" Kok kamu bisa tau? Kamu stalker ya?"

" Kebetulan liat aja. Aku kemaren bantuin Ronal nyari hadiah untuk ultah temannya. Terus liat kamu lagi makan sama cowok itu. Dia siapa? Pacar? Teman? Atau selingkuhan?" tawa Prisia.

" Dia Jackson, teman masa kecilku. Dia baru kembali dari Australia."

" Terus apa kamu punya hubungan spesial dengannya?" selidik Prisia lagi.

" Aku... Aku sebenarnya menyukainya sejak kecil sampai saat ini. Aku terus menunggunya sampai saat ini. Aku tidak tahu bagaimana perasaannya padaku. Tapi dulu dia pernah memintaku untuk menunggunya kembali."

" Cie... Rupanya kamu punya someone juga ya..." goda Prisia.

" Entahlah, aku juga tidak yakin. Sekarang kami hanya berteman biasa."

" Kalau Tia gimana dengan Troy?" tanya Prisia. Nampaknya Prisia akan menjadi menyebalkan bagi Tia dan Ebeth hari ini.

" Aku hanya teman."

" Kalau seandainya dia nembak kamu gimana?"

" Entahlah. Aku masih belum memikirkannya."

" Kamu sendiri dengan Ronal gimana? Dari tadi kamu nanyain kita berdua terus," Ebeth menuntut penjelasan Prisia.

" Aku dan Ronal teman biasa dan tetanggaan. Hubungan kami sebenarnya tidak terlalu baik. Dia sangat suka mengganggu segala sesuatu yang menjadi kesenanganku. Tapi sejak mama minta dia ngajarin bikin kue, kami jadi cukup akrab dan berbaikan."

" Wuih, bakal ada yang jadian nih!" goda Ebeth.

" Nggak. Dia gak akan mungkin nembak aku."

Ternyata mereka bertiga sama-sama punya pujaan hatinya sendiri. Mungkin saat ini mereka tidak sadar ataupun tidak mengerti dengan perasaan mereka sendiri. Tapi ada seseorang yang selalu mengamati mereka dan selalu tersenyum dengan perkembangan hubungan mereka masing-masing.

"Sepertinya waktunya semakin dekat dimana mereka akan meraih kebahagiaan mereka bersama orang yang mereka cintai."

***

Bintang JatuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang