Sembilan

46 0 0
                                    

Entah kenapa suasana kelas hari ini sangat ricuh. Semuanya sibuk berbisik-bisik. Biasanya semua anak akan heboh dan berbisik-bisik jika ada anak baru yang masuk ke kelas mereka, terlebih kalau anak itu adalah anak laki-laki yang kaya, ganteng dan pintar.

" Ebeth, kamu tau gak sebenarnya hari ini ada apa? Kok semuanya pada berisik seperti ngomongin seseorang," bingung Tia.

" Mana aku tau. Kok nanya sama aku?"

" Kan biasanya kamu yang paling update berita," kata Prisia membela Tia.

" Kalo yang kali ini aku beneran nggak tahu. Tapi sih biasanya kalo semua anak ribut begini artinya ada anak baru."

" Semoga aja anak itu tingkahnya gak aneh-aneh," doa Priska.

Bel tanda masuk sekolah sudah dibunyikan. Lima menit kemudian wali kelas 2 IPS 1 yaitu Pak Botak masuk ke dalam kelas bersama dengan seorang laki-laki. Nampaknya yang dikatakan Ebeth itu benar kalau mereka sudah menggosipkan anak baru.

" Selamat pagi anak-anak!" sapa Pak Botak.

" Pagi, Pak!" balas murid-murid.

" Hari ini kita kedatangan teman baru. Dia berasal dari tempat yang sangat jauh."

Pak Botak memberi laki-laki ini kesempatan untuk memperkenalkan diri.

" Selamat pagi teman-teman! Nama saya Hansel. Saya berasal dari London. Salam kenal!"

Hansel kemudian dipersilahkan duduk di samping Tia yang kebetulan kosong. Tia memperhatikan Hansel lekat-lekat. Laki-laki yang kini duduk dengannya memiliki tubuh yang tegap dan tinggi. Dari wajahnya juga tidak menunjukkan dia orang Indonesia. Tapi sepertinya bahasa Indonesianya sangat fasih.

" Hai, aku Hansel! Namamu siapa?"

" Ehm, hai! Aku Clarentia. Biasanya semua orang memanggilku Tia."

Hansel memberikan senyum manisnya pada Tia. Senyum itu hampir saja membuat Tia meleleh. Untung saja Pak Botak berhasil mengembalikan kesadaran Tia.

" Jika kita pergi ke sekolah maka tujuan kita hanya satu yaitu untuk belajar. Jika kalian hanya ingin melihat laki-laki yang ganteng atau perempuan yang cantik silahkan keluar dari sekolah ini terutama dari jam mengajar saya."

Tia dengan spontan langsung menolehkan kepalanya menghadap Pak Botak yang sudah nampak killer. Sepertinya Pak Botak memang menyindir dirinya yang selama beberapa menit ini hanya fokus melihat Hansel.

" Ya ampun, apa yang aku lakukan? Harusnya aku tetap fokus belajar dan tidak terpengaruh dengan kehadiran Hansel," batin Tia.

Menit berikutnya Tia berhasil menahan diri untuk tidak melihat pada Hansel. Sementara itu Hansel sendiri juga diam memperhatikan Pak Botak. Sesungguhnya tidak ada satu orangpun yang tahu apa yang ada di pikiran Hansel. Yang pasti Hansel datang dengan sebuah misi yang sudah Tuhan titipkan untuknya.

***

Bintang JatuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang