*Akibat
Setiap sebab memiliki akibat
Begitu juga setiap akibat memiliki sebab
Mantera yang terpilin
Takdir yang terjalin
Mungkin, akan terjadi sesuai keinginan
Jika aku menulisnya sendiri dengan tanganku
Dan berharap, Hyang Widhi menyetujui alur yang kupilih
Rahang Mahendra terlihat tegang.
Bujana bukanlah orang yang ingin ditemuinya pagi-pagi begini dalam keadaan yang tidak diinginkan.
"Ada masalah?," tanya Bujana. Sebagai anggota kepolisian yang disiplin, Bujana terbiasa mandi pagi dan rapi di penghujung fajar. Walaupun pekerjaannya menuntutnya untuk berkeliaran di tengah malam.
"Ada apa?," tanya Mahendra.
Bujana meringsek masuk, karena biasanya dia memang seperti itu. Mahendra pun tidak kuasa mencegah, karena bingung dengan situasinya.
"Aku yang seharusnya bertanya 'ada apa' karena di hari Senin pagi seperti ini biasanya kau sudah berpakaian rapi dan bersiap memimpin meeting pagi di Agung, tapi lihatlah...," Bujana bersiul melihat Mahendra hanya memakai jeans kusut dan tampaknya lelaki itu tidak tidur semalaman, entahlah...lalu saat melihat seseorang yang sedang menutup tubuh dengan selimut di ranjang Mahendra, Bujana mengernyit.
"Oh, lihat yang kutemukan.... padahal sikap Santika (Alim) selalu terpatri di benakku saat melihatmu, Mahendra, ternyata kau ini lelaki biasa, aku jadi penasaran....," Bujana mendekat dan menarik selimut di ranjang tapi buru-buru dicegah Mahendra.
"Jangan, ini privacy ku, jaga batasanmu, Bujana....,"
"Aku kan hanya ingin melihat wajahnya....seperti apa wanita yang mampu menarik hatimu, hatimu kan terbuat dari batu, bahkan kukira kau ini penyuka sesama jenis...,"
"Sialan...!,"
"Hei, nona, buka selimutnya, tunjukkan wajahmu...atau kutarik selimutnya....," teriak Bujana.
"Bujana!," Mahendra memperingatkan.
Karena, takut, Intan membuka selimut hingga ke leher dan memperlihatkan wajahnya.
Bujana yang semua menyeringai kini tampak kaget.
"Oh, Hyang Widhi, yang benar saja, kau....pelaku trafficking, Mahendra? Kau...membeli nona kecil ini? Ya ampun! Dia pasti di bawah umur! Benar-benar....ckck...kau dalam masalah besar, Mahendra!,"
Mahendra menggertakkan giginya.
"Ini tidak seperti yang terlihat....,"
Bujana mengangkat tangannya dan menyuruh Mahendra diam.
"Katakan nona, berapa umurmu...,"
Intan meringis. "Tu...sebentar lagi saya tujuhbelas...,"
"Sebentar lagi artinya belum tujuh belas, kau masih di bawah umur dan kau bermalam dengan seorang pria dewasa? Yang benar saja! Siapa namamu?,"
"Intan...tuan...ini tidak seperti yang anda sangka....saya dari keluarga baik-baik, saya putri Tuan Antara Wiratha...," Intan hendak bangkit dari tidurnya dan menjelaskan semuanya tapi dia tidak bisa, mengingat kondisinya yang hanya memakai kemeja Mahendra.
Bujana tersenyum. "Cukup nona, tidak ada gadis baik-baik yang berada di ranjang pria semalam suntuk, akan kuhubungi ayahmu, oh Hyang Widhi! Sungguh kejutan besar, putra dari Agung Ardhana dan putri Antara Wiratha? Paduan yang serasi, kusarankan kau dan Mahendra menikahlah secepatnya sebelum aib kalian tersebar....,"

KAMU SEDANG MEMBACA
Intan_Padmi
Lãng mạnIntan Prameswari : Lelaki yang kucintai tidak mungkin tergapai, dia bagai raja dari para raja sementara aku hanyalah pelayan bodoh yang berkhayal dia melihatku sekali saja. Ida Bagus Agung Putu Mahendra : Wanita yang kucintai adalah kemustahilan. Ta...