[Part XVII] Iwang

3.4K 415 31
                                    

Jangan engkau menempatkan yang salah *)

Sebagai suatu kebenaran

Karena benar dan salah

Memiliki tempat tersendiri

Yang tak boleh tertukar

---

Mahendra memandang nanar sosok yang terbaring di ruang ICU. Wajah lelaki itu datar tanpa ekspresi, hanya kedua bola matanya yang berkaca-kaca hingga akhirnya dari mata kirinya menetes airmata tanpa disadarinya.

"Pendarahan yang dialaminya cukup hebat, karena beberapa hal yang berkaitan dengan persalinan yang sulit, setelah dua hari dalam perawatan, istri anda mengalami koma...." dokter Bagus Ari Pradnyana menerangkan perlahan. Di belakangnya, Ardhana dan Kenanga saling bertatapan sebelum kembali melihat reaksi putranya yang masih terdiam tanpa ekspresi. Cukup lama suasana hening melingkupi hingga akhirnya beberapa patah kata meluncur dari bibir Mahendra.

"Bagaimana kondisi bayinya?"

Dokter Bagus terdiam sejenak sebelum menatap perawat di sebelahnya. "Siapkan pakaian steril untuk tuan Mahendra, suster..."

Suster tersebut mengangguk dan dokter Bagus mempersilahkan Mahendra mengikutinya ke sebuah ruangan dimana terdapat beberapa bayi yang baru dilahirkan.

Setelah memakai pakaian steril, dokter Bagus menemani mahendra memasuki ruang tersebut dan membawa Mahendra ke depan sebuah inkubator.

"Berat badannya kurang, sehingga kami harus memasukannya ke dalam inkubator. Bayi ini mengalami beberapa komplikasi karena saat hamil, kemungkinan sang ibu tidak menjaga asupan gizi dengan baik. Kami juga telah melakukan beberapa pemeriksaan dan menyimpulkan, bayi ini mengalami gangguan penglihatan..."

Mahendra memandang dokter Bagus Ari yang telah dikenalnya lama, rumah sakit ini adalah milik keluarganya dan setiap staf medis mengenal Mahendra dengan baik.

"Apa maksud anda, dokter?"

Tangan dokter Bagus memasuki celah inkubator dan dengan perlahan membuka popok yang dipakai si bayi.

"Maafkan saya, Tugus, tetapi itu belumlah kabar buruk yang akan saya sampaikan selanjutnya...."

Mata Mahendra terbelalak melihat arah tangan dokter Bagus yang menunjukkan kondisi bayi tersebut.

---

Tjokorda Bujana memandang lelaki di hadapannya sejenak sebelum melepaskan tali yang melilit pergelangan tangannya.

"Jadi, Tugus tidak tahu siapa yang melakukan ini pada anda?"

Lelaki itu menggeleng lemah dan Bujana melepaskan plester yang membelenggu bibirnya.

"Saat aku pulang dari acara di Griya Ardhana beberapa hari lalu, tiba-tiba ada sebuah jeep menghadang laju mobilku dan menculikku. Mereka langsung menutup wajahku dan membekapku sehingga aku tidak tahu aku berada di mana. Apa yang sebenarnya terjadi?"

Bujana menghela napas.

"Seseorang telah merencanakan ini dan mengabarkan jika Tugus mengalami kecelakaan. Kami melacak beberapa rumah sakit terdekat yang membawa korban kecelakaan di tempat yang sekiranya Tugus lewati tetapi nihil. Kami terus mencari dan pada akhirnya kami bisa menemukan Tugus setelah berhasil melacak posisi anda terakhir kali melalui ponsel anda. Beruntung GPS anda aktif sehingga kami bisa menemukan anda...."

Setelah kedua kakinya yang terikat juga dibebaskan Bujana, lelaki itu mencoba berdiri, tetapi tubuhnya limbung.

"Kita harus segera ke rumah sakit, anda tentu mengalami dehidrasi setelah dua hari tanpa makan dan minum..."

Intan_PadmiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang