Rembulan yang indah *)
Purnama mekar sempurna
Menyaksikan dua kekasih
Berpadu dalam tarian surga
Apa yang lebih indah
Daripada bersatunya dua jiwa
Yang direstui Hyang Widhi
Dan segenap sanak saudara
---
Kemuning menatap putri kesayangannya yang tengah meronta dalam dekapan Yoga. Sejak kemarin tak henti-hentinya Kirani berteriak marah dan menangisi Mahendra.
"Dia tak boleh menikah dengan wanita selain aku, dia adalah ayah dari bayi dalam kandunganku, kenapa dia tega menikahi wanita lain setelah menodaiku?"
Yoga mencoba menenangkan adiknya.
"Jernihkan pikiranmu, Kirani. Bli bahkan tak pernah melihat Mahendra menemuimu, apakah kau benar-benar yakin, Mahendra yang bersamamu malam itu, bukan pria lain?"
Kirani menatap Yoga. "Bli meragukan tiang? Tentu saja itu Mahendra! Hanya Mahendralah ayah dari jabang bayi ini, tidak akan ada nama lain terucap dari bibir tiang."
"Kita berkejaran dengan waktu, Kirani. Harus ada yang bertanggung jawab untuk kelahiran anak ini, atau kau akan kehilangan gelar Ida Ayu milikmu karena dianggap leluhur telah menodai nama baik klan kita."
"Bukanah sudah kubilang, Mahendra yang harus bertanggung jawab?"
Yoga menghela nafas panjang.
"Baiklah, biarkan upacara pernikahan Mahendra dan Intan berlangsung. Jika kau bisa membuktikan ini memang darah daging Mahendra, tentu kau bisa menjadi selirnya dan Bli akan ikut memperjuangkannya. Tapi ucapanmu harus bisa Bli pegang, sekarang kita tak bisa melakukan apa-apa karena Aji telah membuat penjagaan yang ketat untukmu, yang bisa kau lakukan sekarang adalah beristirahat. Jika benar anak yang kau kandung adalah anak dari lelaki yang kau cintai, tentu kau akan menjaganya dengan baik, bukan?"
Kirani hanya bisa menangis. Menangisi kemalangannya. Tapi dia tak mau mengalah dengan logikanya sendiri. Samar dia mengingat siapa lelaki yang telah menodainya. Ah, menodai? Bukankah mereka melakukannya tanpa paksaan karena terhanyut suasana dan terpengaruh alkohol? Tapi jika benar lelaki yang juga sahabat baiknya itu telah melakukan perbuatan terlarang itu dengannya, kenapa Bayu tak juga menghubunginya?
---
Di sisi lain, pria yang berkecamuk dalam benak Kirani sedang asyik memandangi para pelayannya yang memandikan ayam-ayam sabung milik ayahnya. Hatinya gelisah seharian ini, sebenarnya kegelisahannya terjadi sejak lama, tapi dia berusaha menutupinya, suasana hatinya makin buruk karena hari ini adalah hari pernikahan gadis yang menawan hatinya.
Made Nandaka dan Ni Gusti Ayu Sawitri memasuki gerbang puri dan menyeberangi halaman. Keduanya memakai pakaian adat terbaik, tentu saja karena hari ini menghadiri acara di kediaman Agung Ardhana.
Bayu mendengar ibunya tengah bersemangat menceritakan betapa mewah dan indahnya pernikahan di Griya Ardhana, dengan Made Seruni, pelayannya yang menyambutnya di gerbang.
"Pengantin perempuannya juga jelita. Sungguh serasi, sepertinya Griya Ardhana diberkati dengan pasangan yang saling mencintai, padahal biasanya pria griya memiliki beberapa selir karena kekuasaan mereka..." wanita itu agak menyindir suaminya sendiri yang terbilang gemar bermain perempuan walaupun tidak satupun yang dibawanya sebagai selir karena keluarga Ayu Sawitri lebih berpengaruh dari keluarga Nandaka. Made Nandaka lebih memilih masuk ke dalam rumah daripada menanggapi sindiran istrinya, jika sampai terjadi cek cok, Sawitri bisa mengadukannya ke keluarga besarnya. Menyebalkan!
KAMU SEDANG MEMBACA
Intan_Padmi
RomanceIntan Prameswari : Lelaki yang kucintai tidak mungkin tergapai, dia bagai raja dari para raja sementara aku hanyalah pelayan bodoh yang berkhayal dia melihatku sekali saja. Ida Bagus Agung Putu Mahendra : Wanita yang kucintai adalah kemustahilan. Ta...