~ Epilog ~

6.9K 504 75
                                    

~ Wisnu-Padma~

~ Wisnu-Padma~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cinta

Bukanlah pencarian terhadap kesempurnaan

Karena cinta sejatinya adalah pelengkap

Yang memberi keindahan

Pada ketidaksempurnaan

---

Putu Padmawati

Aku tak bisa melihat wajah seseorang

Cinta yang kurasakan, tidaklah berbentuk

Ida Bagus Wisnu Matra Arachandra

Aku hanya ingin sebuah cinta yang sederhana

Tidak rumit dan hanya ada bahagia

Tetapi kenapa

Kau selalu mampu

Membuat hal yang sederhana

Menjadi begitu rumit?

Jendra Agra Mukti

Nyaris tak ada

Yang mampu menggoda naga

Saat dia ingin tertidur dan memejamkan mata

Tetapi kau

Mampu mengusik rasa dan raga

Karena kau satu-satunya

Yang tak mampu melihat wujud burukku

Semua orang tahu, hanya Jendra Mukti yang mampu membuat rancangan terbaik dan menjadi mahasiswa dengan peringkat tertinggi di Fakultas Arsitektur. Tetapi gosip berkembang mengatakan, itu karena lelaki santun nan tampan yang menjadi musuh bebuyutannya di setiap kesempatan itu sengaja mengalah. Jendra berang dan menantang lelaki berwajah teduh bagai malaikat itu untuk berlomba meraih peringkat tertinggi di fakultasnya. Tidak disangka, rancang bangun tradisional modern yang dipresentasikan Wisnu Matra mendapat peringkat terbaik bahkan memenangkan kontes bergengsi di mancanegara.

Jendra tak mampu menolak apapun permintaan Matra.

"Apakah kau menginginkan mobilku, atau apartemenku?"

Wisnu Matra menggeleng.

"Aku tidak tertarik dengan itu semua.."

"Lalu, apa yang kau inginkan wahai lelaki berwajah cantik?"

Jendra tertawa mengejek dan Wisnu tersenyum kecil.

"Akan kukatakan permintaanku, tetapi kau harus melakukannya di rumahku...setelah wisuda, habiskan dua minggu waktu bersamaku, karena kita tidak pernah bisa bersatu sejak awal. Kau mungkin selalu mengangap aku sebagai musuhmu, tapi anggap dua minggu itu hari perdamaian kita sebelum mengemban tugas masing-masing sebagai manusia..."

Dua minggu berlibur di Pulau Dewata?

Sebelum menuju ke Dubai untuk melanjutkan pendidikannya, Jendra tanpa pikir panjang menerima ajakan Wisnu Matra, tetapi permintaan musuh bebuyutannya saat sesampai di pulau Dewata, langsung membuatnya berang.

"Memakai sepatu dan parfum wanita? Kau ingin mati, Matra?"

"Kumohon, hanya kau yang bisa menolongku saat ini, aku tidak tahu lagi harus meminta tolong pada siapa..."

"Kau mau menghancurkan image ku?"

"Tidak sama sekali, aku jutsru membutuhkan bantuanmu untuk memberi kejutan pada saudariku. Aku tidak akan mempublikasikannya, kau hanya perlu berjalan memakai sepatu hal tinggi itu di lorong halaman rumah kakekku.."

"Lalu kau akan membuat videonya untuk mempermalukanku?"

"Kau boleh membunuhku jika itu yang terjadi. Tapi tidak, aku hanya ingin kau melakukannya dan memakai parfum wanita, itu saja..."

"Kau hendak membuatku menjadi bahan tertawaan saudarimu?"

Wisnu Matra menggeleng dan tersenyum.

"Saudariku, tidak bisa melihatmu, Jendra...dia buta. Jangan tanyakan kenapa aku menyuruhmu melakukan hal absurd seperti ini, aku tidak bisa mengatakan kepadamu. Tapi jika engkau benar lelaki, maka kau harus menepati janjimu untuk mengabulkan satu permintaanku, apapun permintaanku itu..."

Jendra Mukti tersenyum sinis.

"Aku tidak tahu kau ternyata sepicik itu, Matra."

"Terserah katamu, jika kau mau melakukannya, aku akan menunggumu di bandara pagi ini untuk pulang bersamaku, aku yang akan membelikan tiketnya, tetapi jika kau tidak datang tepat waktu, aku tidak akan menunggumu. Terimakasih untuk empat tahun yang menyenangkan, tanpa rival yang menyebalkan, dunia perkuliahan pasti terasa membosankan. Kau telah memberi banyak warna dalam duniaku, Jendra."

---

Hanya berjalan memakai sepatu merah berhak tinggi ini di koridor, bukan?

Jendra melihat ke sekelilingnya. Rumah besar ini begitu sepi dan asri, kemana Wisnu Matra tadi menyelinap?

Saat melihat bayangan seseorang di ujung lorong, Jendra bersiap dengan aksinya. Tidak sulit memakai sepatu wanita, dia hanya tinggal berjalan dengan cara berjinjit saja, tetapi dia bersumpah akan mengerjai Wisnu Matra dengan hal yang jauh lebih memalukan jika diberi kesempatan suatu saat nanti.

Parfum wanita...

Kenapa Matra memberinya parfum yang beraroma begitu lembut dan manis ini? Kepalanya sampai pusing mencium baunya. Dia seperti berada di sekeliling gadis-gadis genit tatkala mencium aromanya.

Dengan langkah perlahan, dihampirinya sosok yang berdiri di ujung lorong.

Gadis itu buta, bukan?

Tetapi kenapa jendra seolah merasakan ada seseorang yang begitu tajam menatapnya?

Langkahnya semakin mendekat dan sosok di ujung lorong semakin terlihat jelas. Jika Wisnu Matra adalah lelaki cantik yang banyak membuat para gadis di kampus tergila-gila, maka perempuan di hadapannya ini, adalah versi kebalikannya. Wajahnya begitu ayu dan jelita, Jendra tidak pernah melihat kelembutan akan gambaran sekuntum bunga pada wajah seseorang.

Jendra menatap gadis itu tak berkedip. Mereka berpandangan.

Tidak, dia yang menatap gadis itu dan walaupun mata cantik gadis itu seolah memandanginya, Wisnu Matra benar saat berkata, saudarinya memang tak bisa melihat.

"Bagaimana menurutmu, apakah kau merasakan aura seorang gadis yang begitu cantik? Sepertinya kali ini aku akan menjalin pertemanan yang cukup lama dengannya..."

Terdengar suara Wisnu Matra dari belakang gadis itu dan dahi Jendra mengernyit.

Apa maksud perkataan Wisnu Matra?

Tetapi sebelum Jendra mengatakan apapun, dari belakang terdengar suara seseorang.

"Wisnu, kapan kau pulang dari Jakarta?"

Jendra menoleh dan melihat seorang kakek tua memakai pakaian adat berwarna putih dengan udeng senada memandanginya dengan pandangan aneh "...dan? apa pula temanmu ini...wajahnya begitu maskulin tetapi kenapa dia mengenakan sepatu wanita?"

Sial!

Jendra merutuk dalam hati, dia bersumpah paling tidak akan melayangkan beberapa pukulan pada Wisnu Matra karena telak mengerjainya hari ini.

---

Intan_PadmiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang