Di ruang kerjanya, Jongin kelihatan gelisah sibuk dengan ponselnya. Sedari tadi dia cuma scroll up scroll down ponselnya menunggu balasan chat dari Rasti. Nggak biasanya Rasti kayak gini. Biasanya semarah-marahnya Rasti dia masih mau bales chat dari Jongin. Rasti emang agak berubah setelah Eunji kembali dalam kehidupannya dan Taeoh.
"Jong, ini gue butuh tanda tangan lo nih.."
Chanyeol masuk ke ruang kerja Jongin dan menyerahkan berkas yang harus ditandatangani Jongin.
"Udah ni bang, satu doang?" tanya Jongin dan dibalas dengan anggukan oleh Chanyeol.
Jongin kembali sibuk dengan ponselnya. Kali ini dia coba telefon Rasti tapi tidak ada respon, bahkan sempat di-riject. Jongin kelihatan semakin gelisah dan membuat Chanyeol yang masih di ruangan itu bingung.
"Kenapa lo? Muka kusut gitu. Tambah dekil lo!" cibir Chanyeol.
"Dekil dekil gini Rasti masih mau sama gue bang.." balas Jongin cuek sambil masih terus berusaha menghubungi Rasti.
"Makasih lo ama gue udah ngenalin Rasti ke lo!"
"Iya deh iya makasaih Bang Chanyeol!" ujar Jongin datar dengan tampang frustasi.
"Jadi apa yang bikin muka lo makin kusut kayak gini?" kepo Chanyeol.
"Rasti nggak bales chat gue dari tadi bang, gue telfon juga nggak diangkat.."
"Masih ngajar kali."
"Ini jam setengah lima sore bang. Mana ada anak TK jam segini yang masih sekolah?" kata Jongin geregetan.
"Oh iya juga ya.." Chanyeol garuk-garuk keplanya yang sbenernya nggak gatal. "Terus kenapa Jong dia nggak respon?"
"Ya mana gue tau bang. Kalo gue tau juga gue ngga sefrustasi ini.."
"Lo ada salah kali ama dia, kesalahan yang nggak lo sadar. Coba lo inget-inget lagi."
Jongin diam sambil mikir-mikir dia ada salah apa sama rasti. Perasaan tadi pagi mereka masih chating seperti biasa.
"kayaknya nggak ada deh bang. Tadi pagi gue masih chating biasa sama dia. Tapi dia emang agak berubah semenjak Eunji balik."
"EUNJI BALIK?" pekik Chanyeol.
Jongin cuma ngangguk merespon pekikan Chanyeol.
"MAMPUS GUE!" kata Chanyeol sambil nepok jidatnya.
"Kok lo yang mampus? Emang kenapa bang?" tanya Jongin bingung.
"Bisa abis gue sama Zahra sama temen-temennya.." jawab Canyeol lemas.
Hal yang paling ditakutin Zahra, Inggrid, dan Windy ya ini. Mereka takut kalau mantan istri Jongin balik. Chanyeol yakin marahnya Rasti kali ini ada hubungannya sama Eunji. Setelah ini Chanyeol takut bakal habis sama Zahra sama teman-temannya karena semua ini Chanyeol lah biangnya. Chanyeol yang ngenalin Jongin ke Rasti.
Jongin nggak peduliin omongan Chanyeol yang tadi karena menurut dia Chanyeol abis sama Zahra ataupun teman-temannya bukan jadi urusan Jongin.
"Kayaknya ini ada hubungannya sama Eunji deh Jong."
"Hah? Kok bisa?"
"Lo bilang dia berubah semenjak Eunji balik?! Mending sekarang lo samperin dia ke rumahnya deh." saran Chanyeol.
"Iya kalo dia di rumah, kalo kagak?"
"Halah anak itu pasti di rumah. Nggak ngira ke mana-mana dia. Rasti kan jomblo."
"Jomblo?? Lhah gue apanya Rasti dong bang?"
"Her pet.." jawab Chanyeol sambil nyengir.
"Sialan lo bang!"
.
.
Jongin pun mengikuti saran Chanyeol. Sekarang dia dalam perjalanan ke rumah Rasti. Selama di jalan Jongin tak henti-hentinya menghubung Rasti dan tak henti-hentinya juga Rasti reject panggilan Jongin. Sampai entah panggilan yang ke berapa kalinya akhirnya Raslsti mau menerima panggilan Jongin, tapi nggak ada suara di sana. Rasti cuma ngangkat dan nggak ada bilang apa-apa.
"Ras, kamu kenapa?"
Nggak ada respon.
"Aku chat sama telfon kok nggak direspon?"
Masih nggak ada respon.
"Kok diem aja sih?"
"Rasti..." panggil Jongin lembut.
"Sayang kamu kenapa hm?" Jongin semakin khawatir.
Tiba-tiba jongin mendengar suara isakan. Iya, rasti menangis di seberang sana. Jongin semakin panik.
"Sayang kamu kenapa? Kamu nangis? Sayang.. Rasti.. Say-"
Tut tut tut~
Panggilannya diputus sepihak oleh Rasti.
Jongin benar-benar khawatir kali ini. Untungnya ini udah sampai komplek rumah Rasti. Sampai depan rumah Rasti, Jongin langsung keluar dari mobil dan mencet bel di depan pintu rumah rasti.
Ting tong ting tong
"Rasti! Buka pintunya Ras.."
Ting tong ting tong
Nggak ada respon dari Rasti. Jongin coba panggil Rasti lagi.
"Rasti.."
Ting tong ting tong
Masih tetap sama. Belum ada respon sama sekali. Jongin coba telefon rasti lagi tapi ponsel Rasti udah nonaktif.
"Apa dia nggak di rumah?!" gumam Jongin.
Jongin melihat sekeliling dan matanya menangkap sesuatu, sendal dan sepatu Rasti semuanya masih lengkap yang artinya dia ada di rumah.
Ting tong ting tong
"Rasti, aku tau kamu di dalam. Kita harus ngomong Ras, janga kayak gini."
Dok dok dok
Kali ini jongin mngetuk pintu rumah Rasti secara brutal.
"Ras, buka Ras! Kalo kamu nggak mau buka aku dobrak pintu rumah kamu."
Ceklek
Suara pintu kebuka. Di balik pintu menampakan Rasti dengan mata yang sangat sembab. Rasti cuma diam menatap Jongin, sedangkan Jongin mentap Rasti bingung sekaligus khawatir.
Grep.
Jongin peluk Rasti erat.
"Kamu kenapa kayak gini hm? Kamu harusnya cerita ke aku kalo ada apa-apa." kata Jongin lembut.
Rasti berusaha melepas pelukan Jongin tapi nggak bisa. Tenaga perempuan tetep nggak ada apa-apanya dibanding tenaga laki-laki. Semakin brutal Rasti berusaha melepaskan diri, maka semakin erat juga pelukan Jongin. Sampai akhirnya Rasti menyerah.
"Aku benci kamu Kim Jongin.." lirih rasti sambil mukul-mukul dada Jongin.
Jongin tetap diam dan memeluk Rasti. Dia membiarkan Rasti meluapkan emosinya lewat tangisan dan pukulan yang sebenarnya bagi Jongin tidak ada sakitnya sama sekali. Sebenarnya Jongin juga masih nggak tau salah dia apa sampai Rasti bilang benci ke dia.
.
.
.
TBC