Jongin mengemudi dengan sangat gelisah. Sebenarnya dia pengen banget ngebut, tapi dia nggak mau Rasti khawatir. Kalau Rasti panik dan khawatir itu akan semakin bikin dia kalut dan nggak karu-karuan. Maka dari itu dia milih diam nggak ngasih tau apa yang terjadi.
Flashback
"Halo pak? Bapak bisa ke rumah sakit sekarang?? " suara mamang kedengeran panik banget.
" Ada apa? "
" Den Taeoh tadi kecelakaan pak, sekarang kami di rumah sakit. Saya kirim alamat rumah sakitnya ke bapak. Keadaannya kritis pak. "
Jongin kaget bukan kepalang mendengar kabar itu, tapi dia berusaha mengendalikan emosinya. Rasti ada di sampingnya lagi merhatiin dia. Kalau Rasti tau udah pasti dia bakal khawatir. Jongin nggak mau itu terjadi.
" Oh yaudah"
Cuma itu yang bisa keluar dari mulut Jongin. Entah kenapa bibir jongin terasa kaku saking paniknya. Ketika Rasti tanya ada apa Jongin cuma bisa menggeleng dan mati-matian berusaha buat senyum.
Flashback end.
"Ayo kita harus turun.. " ajak Jongin ke Rasti.
" Rumah sakit? Ngapain mas? " tanya Rasti bingung.
Jongin nunduk dan gandeng Rasti masuk ke dalam rumah sakit tanpa jawab pertanyaan Rasti.
" Mas, siapa yang sakit? Mas jangan diem aja dong.. " Rasti mulai panik.
Sampai akhirnya mereka sampai di depan suatu ruangan di situ ada dua pegawai Jongin yang bekerja di rumah Jongin. Di situ ada juga mamang yang biasa jemput Taeoh.
Rasti seketika melemah, dia menahan tangan Jongin yang membuat Jongin menghentikan langkahnya.
"Mas, jangan bilang-" mata Rasti sudah berkaca-kaca.
Jongin langsung memeluk Rasti.
"Taeoh bakal baik-baik aja.. " bisik Jongin sambil ngelus lembut kepala Rasti.
Jongin juga netesin air matanya.
2 jam berlalu.
Ketika dokter yang menangani Taeoh keluar, Rasti dan Jongin buru-buru masuk ke ruangan tempat Taeoh di rawat.
Rasti memegang tangan taeoh yang ditusuk jarum infus dan kemudian dia menangis. Dia benar-benar nggak tega melihat keadaan Taeoh kayak gini. Tiba-tiba keceriaan dan kelucuan Taeoh muncul di ingatan Rasti yang membuat tangisan Rasti semakin pecah ketika melihat wajah taeoh yang lemas dan pucat.
Jongin memeluk pundak Rasti sambil dia elus pelan buat nenangin Rasti.
Tapi ya gimana Rastinya bisa tenang kalau Jonginnya sendiri juga keadaannya nggak jauh beda sama Rasti?
'CEKLEK'
Suara pintu kebuka yang membuat Jongin ngelepasin pelukannya dan noleh ke arah pintu.
"Jong.. "
Eunji masuk dan langsung meluk Jongin.
Jongin diam mematung ketika Eunji tiba-tiba meluk dia, tapi akhirnya dengan ragu dia balas pelukan Eunji. Wajar Eunji kayak gini dia pasti khawatir sama Taeoh pikirnya. Di lain sisi dia juga nggak enak sama Rasti yang juga lagi ada di situ.
Rasti diam memperhatikan mereka. Rasti mencoba possitive thinking, Jongin cuma nenangin Eunji yang merupakan ibu Taeoh.
Nggak lama kemudian dua pegawai Jongin ikut masuk.
"Tadi Den Taeoh butuh darah pak dan persediaan darahnya pas habis, untung aja ada ibu yang langsung dateng dan donorin darahnya pas kami hubungin."
Ya, golongan darah Taeoh emang sama kayak Eunji.
Jongin ngelepasin pelukan Eunji. Dia beralih ke lengan Eunji bekas suntikan jarum setelah donor dan dia elus pelan.
" Makasih ya Nji... "
" Aku mommynya Taeoh, Jong. Aku emang harus ngelakuin ini. " balas Eunji dengan senyuman hangatnya.
Rasti tau ini bukan saat yang tepat buat cemburu. Perasaan emang nggak pernah bohong. Rasti cemburu, sangat. Tapi dia bisa apa?
Aku yang bakal selalu diprioritasin buat kepentingan Taeoh..
Kata-kata Eunji tempo hari tiba-tiba terngiang kembali di kepala Rasti.
Rasti mejamin matanya dan mensugesti dirinya sendiri, ini bukan waktunya dia memikirkan perasaannya. Kemudian dia kembali fokus ke Taeoh.
"Ras, ini udah jam sepuluh, apa nggak sebaiknya kamu pulang? Bukannya besok sekolah masuk? Lagian kata dokter, Taeoh besok baru bangun. " kata Eunji lembut.
Bukankah ini namanya ngusir secara halus?
Jongin ngeliat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
" Aku anter pulang ya.. Bener kata Eunji, kamu besok kan harus ngajar. Besok kamu bisa ke sini lagi. "
" Aku pengen nemenin Taeoh.. " jawab Rasti dengan suara seraknya.
" Taeoh udah nggak dalam keadaan keritis kok Ras, jadi kamu nggak usah khawatir. Biar aku aja yang jagain Taeoh, aku kan mommynya. "
Eunji memberi tekanan pada kata 'mommy' sambil melirik Rasti.
" Ayo.. " ajak Jongin.
Baru aja Jongin mau melangkah tapi tangannya ditahan Eunji.
" Kamu nggak bisa ya Jong di sini aja jagain Taeoh? Takutnya dia kebangun dan nyariin daddynya."
Jongin natap Rasti.
Rasti senyum ke Jongin. Lebih tepatnya berusaha senyum.
"Bener mas kata Mba Eunji, kamu di sini aja nemenin Taeoh. Aku pamit dulu, permisi.. "
Rasti pergi ke luar ruangan. Pas dia pegang gagang pintu Jongin manggil.
" Ras, "
Rasti noleh tetap dengan fake smile-nya.
" Hati-hati.. "
Rasti merespon dengan anggukan dan jangan lupakan fake smile-nya. Rasti paling ahli dalam hal ini, fake smile.
Sok tegar kamu Ras!
Tepat ketika pintu tertutup air mata Rasti langsung keluar sampai membuat nafasnya sesak. Rasti terus jalan ke luar rumah sakit sampai dia nggak sengaja menabrak seseorang.
'BRUK'
"Maaf.. " kata Rasti tanpa menoleh ke arah orang yang dia tabrak.
Baru aja Rasti mau jalan pergi, tangannya ditahan orang yang barusan dia tabrak.
" Rasti? Lo kenapa?"
.
.
.
TBC