"Harus banget ya ke Chinanya satu minggu?" tanya gue sambil nyiapin apa-apa yang perlu dibawa suami gue buat pergi.
Hari ini suami gue mau ke China buat urusan pekerjaan. Mana satu minggu banget. Ini pertama kalinya kami ditinggal ke luar negeri sama Mas Jongin.
"Cuma seminggu sayang, ngga sampe tahunan kayak TKI.." ujar suami gue sambil ngancingin kemejanya.
Gue duduk diem di pinggiran ranjang sambil liatin dia dengan tatapan nggak rela. Kemudian Mas Jongin senyum lembut dan jalan ke arah gue. Dia ngelus lembut pipi gue.
"Kalo kamu kayak gini gimana aku bisa pergi hm?" ujarnya lembut, lalu ia peluk gue, "Jangan nangis!"
"Aku nggak nangis.." gumam gue yang masih ada di pelukannya.
Mas Jongin lepasin pelukannya dan beralih natap gue, tepat di mata gue.
"Jangan ngeliatin aku kayak gitu.." kata gue pelan sambil masang muka mau nangis.
"Katanya nggak nangis?" tanyanya sambil senyum ngejek.
"Aku nggak nangis.." gue nuduk sambil mainin tangan.
Mas Jongin ngangkat dagu gue yang bikin gue natap dia. Kemudian ia senyum lembut dan ngecup bibir gue.
"I love you.." katanya setelah itu.
Gue langsung peluk dia.
"Kalo urusannya kelar cepet balik!" kata gue pelan.
"Hmm.. Itu pasti sayang." balasnya sambil ngelus-elus kepala gue.
Mas Jongin masih betah meluk gue, dan gue juga betah dipeluk sama dia. Rasanya nggak rela aja jauh-jauh dari dia. Pasti sepi banget nggak ada yang ngusilin, nggak ada yang sayang-sayang, dan nggak ada yang iseng tangannya ke mana-mana.
"Mau sampe kapan dipeluk kayak gini hm?" tanya Mas Jongin.
"Sampai besok!" jawab gue manja.
Denger jawaban gue bikin Mas Jongin terkekeh. Lalu ia cium puncak kepala gue sebelum lepasin pelukannya.
"Aku bisa ketinggalan pesawat.."
Gue melengkungkan bibir gue ke bawah.
"Kita masih bisa video call kan.." ujar Mas Jongin coba menghibur.
"Bohong! Kamu nanti pasti sibuk dan nggak sempet." gue bersedekap sambil buang muka.
"Astagaaa istriku gemash banget sih?" mas jongin nekan kedua pipi gue gemas, "Aku harus berangkat sekarang sayang, aku juga harus check in dulu nanti.."
Gue pun bangkit dari duduk gue dan ngambilin jas buat suami gue. Gue tenteng jasnya biar suami gue tinggal masukin tangannya tapi dia malah berbalik dan meluk gue erat. Bahkan dia meluk gue sambil ngangkat badan gue yang bikin gue memekik karena kaget.
"Mas, turunin!" seru gue sambil mukul-mukul lengannya.
Mas Jongin pun nurunin gue sambil terkekeh. Lalu ia cubit lagi pipi gue.
"Kamu kok makin ringan?" tanyanya tiba-tiba.
"Aku diet."
"Hah? Ngapain?"
Gue nunduk sambil gigitin bibir bawah gue.
"Kalo ditanya suaminya itu dijawab dong sayang, jangan malah gigitin bibir. Mau digigit bibirnya?" ujar Mas Jongin sambil pegang kedua bahu gue.
Gue pun natap dia, "Aku pengen kurus kayak Krystal :("
Mas jongin malah terkekeh kemudian ia ngusap mukanya sendiri.
"Ngapain sih sayang? Aku sayang kamu apa adanya. Aku suka kamu yang kayak gini. Jangan kurus-kurus ah." kemudian ia peluk gue lagi, "Kalo kurus-kurus nggak enak dipeluk."
Gue refleks mukul dada suami gue yang malah bikin dia ketawa semakin keras.
"Oke aku harus bener-bener berangkat sekarang sayang.." perlahan dia lepasin pelukannya.
Kita berdua pun jalan ke arah pintu, mau keluar. Tepat di depan pintu, gue tiba-tiba berhenti di depan suami gue yang otomatis bikin dia ikut berhenti. Tanpa babibu gue langsung jinjit kemudin narik tengkuk suami gue dan kiss him.
Kali ini nggak sekedar nempel doang. Untuk pertama kalinya gue yang mulai, masalahnya ini ubek-ubek. Awalnya dia diem aja karena kaget, tapi tiga detik kemudian dia balas ciuman gue. Bahkan sekarang dia nahan pinggang gue biar gue nggak jatoh, karena sekarang posisinya gue masih jinjit.
Mas Jongin mengembangkan senyumnya setelah kita ngelepasin pangutan kita. Gue juga balas senyum ke dia.
"Pulang dari China aku bakal kasih kamu lebih.." kata gue pelan sambil ngelus rahang tajamnya.
Mas Jongin cuma senyum miring merhatiin gue sebelum balas omongan gue barusan.
"Bisa banget kamu ya.." lalu dia ngecup gemas bibir gue, "Oke pas aku pulang nanti aku tagih beneran."
Kita pun keluar kamar. Di luar ada Taeoh dan Alen yang lagi duduk di kursi masing-masing. Mereka senyum liatin mommynya yang gelendotan manja sama daddynya.
"Waaa udah bangun ternyata anak daddy.." Mas Jongin nyamperin mereka.
Taeoh sama Alen cuma ketawa aja pas dicium sama daddynya.
"Daddy berangkat kerja dulu ya sayang.." pamitnya lembut, "Ayo sini peluk daddy dulu.." mas Jongin ngerentangin kedua tangannya.
Taeoh dan Alen pun langsung peluk daddynya bersamaan. Mas jongin peluk mereka penuh sayang. Ngeliat anak dan suami gue bikin gue mengembangkan senyum.
Gue, Taeoh, sama Alen pun nganterin Mas Jongin ke depan pintu. Kita nggak nganter ke bandara karena ini masih tetlalu pagi, kasian anak-anak.
"Aku berangkat dulu ya.. Titip anak-anak.." pamit suami gue setelah cium kening gue.
Kemudian ia beralih ke anak-anak dan cium kening mereka bergantian.
"Dadah daddy...!" seru Taeoh dan Alen bersamaan.
"Take care daddy.." tutup gue.
Mas Jongin senyum sambil ngangguk. Ia pun melambaikan tangannya ke arah kami bertiga sebelum masuk mobil dan berlalu pergi.
'See you daddy....'
..
..
..
..
..