"Kenapa ente?" tanya Ares.
"Kagak," jawab Ilyas.
"Kucel amet," sidik Rey, Ilyas mendengus.
"Ane tau ente lagi kena musibah," kekeh Rian, yang diajak bicara malah menembakkan tatapan tajam. Ilyas tau, dia tak bisa menyembunyikan sesuatu dari mereka, bahkan VCD bajakan yang Ilyas culas sekalipun ketahuan oleh mereka, akhirnya Ilyas menceritakan kejadiannnya, musibah baginya.
"Hahaha." Gelak tawa terdengar di ruang music yang kedap suara, membuat Ilyas makin mengerucutkan bibir, kesal.
"Hidup ente harus banget berdampingan sama Amrina, Yas?" dan kata kata itu berhasil membuat seorang Ilyas ingin menangis, kesal.
*&*&*&*&*&*&*&*
Amirah mengetuk kamar kakaknya, sudah lebih dari seminggu Amrina tak keluar kamar, melainkan saat makan dan ke toilet,kalau boleh jujur, Amrina sangat membuat Amirah dan Amir prihatin,
"KakRin, anter aku jalan jalan," rengek Amirah.
"Aku ada perlu," balas Amrina dari dalam, dan Amirah pergi dari depan kamar Amrina. Di dalam kamar, Amrina sedang bersiap menuju SMAN3, ini hari pengumumannya, dan minggu depan KBM semua sekolah dimulai, Amrina pergi dengan harapan yang penuh.
Lagi lagi Amrina merasa sangat ciut saat memasuki SMAN3, apalagi di depan bapak bapak yang menjaga TU, sang guru SMAN3 penerima siswa baru.
"Perlu apa, dek?" tanya Bapak itu.
"Hari ini pengumuman keterima atau enggaknya 'kan, Pak?" tanya Amrina, Bapak itu mengangguk.
"Aku keterima nggak?" tanya Amrina, gugup.
"Loh, 'kan yang keterima bakal dapet E-mail, Adek dapet nggak?" tanya Bapak itu, dunia Amrina hancur.
"Eng..gak." Lalu rasanya Amrina ingin pingsan saja.
Amrina memasuki rumahnya dengan gontai, ini pasti mimpi buruk, Amrina sangat yakin ini mimpi.
"Assalamualaikum." Salam Amrina sambil menutu pintu, dia melewati ruang keluarga hendak menaiki tangga menuju kamarnya, semua berkumpul, ada apa? Amrina menatap mereka bergantian.
"Duduk." Abi berucap sangat dingin, membuat Amrina menurut.
"Dari mana?" tanya Ummi, mampus.
"Emh.. jalan jalan," ucap Amrina.
"Dari mana?" ulang Abi, membuat Amrina tak bisa berkutik.
"Dari mana, Rin?" tanya Asmira lembut, membuat Amrina tenang.
"Aku.... abis dari SMAN3 nanya hasil pendaftaran...." ucap Amrina menggantung, semua nampak menunggu lanjutannya, Amrina mengleha napas, bangkit sebelum pergi ke kamar, "aku enggak keterima."
*&*&*&*&*&*&*&*
Bantal Amrina nampak basah menampung air matanya yang tak kunjung habis, 2 pak tisu telah dia habiskan, bahkan dia rela berdoa lama usai sholat Dzuhur, biasanya usai sholat Dzuhur dia langsung mengambil novelnya dan membaca novel, Amrina tampak hancur.
"Amrina, buka pintunya, dong!" seru Asmira.
"Buka aja," jawab Amrina, masih terisak. Asmira masuk lalu menutup kembali pintunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tameng
Spiritual13 January 2017 (CERITA INI JUGA TERSEDIA DI AKUN GWP RESMI PUNYA KEJU) Bagi A, seorang I adalah orang yang selalu bahagia diatas penderitaannya. Bagi I, seorang A adalah orang yang selalu menganggu ketenangannya. Apalagi MamahPapah I malah menitipk...