13. Anget-anget feses macan yang di santet.

594 36 3
                                    


Amrina mengangguk menandakan iya, namun lelaki itu, Ihsan, menghela napas, kecewa,
“Ngomong panjang lebar, jawabannya cuman anggukan,” gerutu Ihsan, Amrina terkekeh.
“Yes I will,” ulang Amrina.
“Nah gitu dong,” ucap Ihsan, lalu memeluk Amrina.
“Romantis,” komentar Amrina.
“Iya lah, apa coba yang nggak romantic buat kamu?” tanya Ihsan.
“Bisa ae mas,” kekeh Amrina sambil menepuk keras bahu Ihsan, gagal gombal, Amrina ngerusakin suasana.

Setelah resmi beberapa menit yang lalu, mereka merayakan dengan acara membaca komik Conan bersama, saling tebak, lalu kalau salah di injak.
“Siapa pencurinya?” tanya Amrina.
“Kamu,” jawab Ihsan dengan cengirannya.
“Oh jadi aku dituduh pencuri, emang ya nasib aku tuh lagi buruk terus, sedih aku mas sedih, kamu tau nggak sih aku sedih?” drama Amrina.
“Mereka semua sucihhh, Amrinahhh penuh dosyahhh,” kekeh Ihsan sambil meragakan lagu yang lagi trend itu.
“Serius ih, pencurinya siapa?” tanya Amrina.
“Iya kamu,” ulang Ihsan.
“Jahat amat aku dikatain pencuri,” kesal Amrina.
“Iya mencuri hatiku.” Cengiran Ihsan melebar, jantung Amrina hilang.
Amrina memejamkan mata, lalu terbaring sambil memegang dadanya.

Dengan kernyitan dahi, Ihsan menatap Amrina yang terbaring,
“Amrina,” panggil Ihsan.
“hm,” jawab Amrina.
“Kenapa kamu?” tanya Ihsan.
“Pingsan ceritanya,” ucap Amrina yang masih memejamkan mata.
“Bisa ekting enggak bu?” kekeh Ihsan.
“Bisa,” jawab Amrina.
“Kenapa kamu pingsan segala?” tanya Ihsan penuh drama.
“Jantung aku hilang, pak,” jawab Amrina.
“Siapa yang mencurinya? Apakah aku telah mencurinya? Coba aku cek,” timpal Ihsan.
Amrina terdiam beberapa detik, lalu menghela napas dan membuka mata, “jantung aku dibawa sama UmmiAbi.”
Baik Amrina maupun Ihsan merasakan awkard time sampai Ilyas datang dengan hentakan kaki dan deheman yang keras.

“MamahPapah udah pulang,” ucap Ilyas menatap dua sejoli yang baru jadian itu.
“Oh, yaudah. Aku pulang ya, besok safe flight. Makasih Ilyas udah mau bantuin ane. Assalamualaikum.” Pamit Ihsan.
“Waalaikumussalam, hati-hati,” jawab Amrina. Ilyas menatap Amrina tak suka.
“Hati-hati ketauan Riayah, bisa-bisa kamu di sidang atau di skors, apalagi sama Ihsan, dia anaknya nggak tahan kalau nggak cerita cerita,” pesan Ilyas. Dihadiahi anggukan oleh Amrina, Ilyas menatap Amrina kesal, orang ngomong, cuman balesannya anggukan doang.
“Kenapa?” tanya Amrina sinis, mengetahui tatapan dari Ilyas.
“Enggak.” Lalu Ilyas berjalan mendahului Amrina menuju MamahPapahnya, mencomot brownies.

Besoknya Amrina, Amir, Amirah, dan pak Anto sudah ada di pesawat beberapa jam yang lalu, menuju kairo rumah Jiddah.
“UmmiAbi beneran disana?” tanya Amrina pada pak Anto disebelahnya.
“Iya, non,” sahut pak Anto.
“Selama ini UmmiAbi kemana? Jarang di rumah?” tanya Amrina.
“Sibuk kerja, non.proyek pak Ayyub lagi banyak klien,” jawab pak Anto.
“Bapak nggak bohong?” tanya Amrina penuh sidik.
“Nggak, non,” jawab pak Anton.
Amrina menghela napas, mungkin benar kata pak Anto, harusnya Amrina nggak boleh curigaan sama UmmiAbinya, mungkin aja bener, keluarganya lagi banyak klien.

Sesampainya di Kairo, yang membuat tiga anak keluarga A bahagia adalah, UmmiAbi yang menjemput mereka. “UmmiAbi!” pekik Amrina memeluk kedua orangtuanya penuh rindu.
“Anakku,” UmmiAbi balik memeluk Amrina.
“Kalian kemana aja? Kok, nggak pernah nengokin aku? Sibuk ya? Gimana proyek Abi? Lancar? Abi masih sibuk tahun depan?” tanya Amrina bertubi-tubi.
“Kita sibuk, nak. Maafin kita ya, Amrina marah sama kita?” tanya Abi dengan muka cemas.
“Enggak Abi, aku nggak marah. Abi ‘kan lagi sibuk,” jawab Amrina meyakinkan Abinya juga diri sendiri.
“Pintar kamu nak, ayo kita pulang,” Abi merangkul anak gadisnya penuh haru.
Di mobil Amrina terus berceloteh tentang pahit manisnya dia berada disana, dengan detail Amrina menceritakannya, terlihat sebesit rasa bersalah di jawah UmmiAbi.

AmrinaRosyada: San.
IHsan: ---Ti.
AmrinaRosyada: Ha?
IHsan: Yah, nggak paham ( yaudah nggak jadi.
AmrinaRosyada: Nggak jelas.
IHsan: Yang penting sayang.
AmrinaRosyada: Bareng UmmiAbi (
AmrinaRosyada: Mengirim foto.
IHsan: Wih selamat, sehat semua ‘kan? Happy holiday!
AmrinaRosyada: Alhamdulillah sehat.
IHsan: Mau ke WC nih, Rin. Jangan kangen ya macankyuh.
AmrinaRosyada: Lebay.
IHsan: Mengirim stiker (poop)
Liburan selama dua minggu ini diisi dengan family time nya keluarga A, kalau boleh, Amrina minta satu tahun lagi tambahan liburan, terus pas pulangnya udah dapet ijazah dengan NEM 40, bisa nggak pesen gitu? Sekali aja deh, biar Amrina senang.

Ilyas senang, karna banyak hal, pertama dia bebas dari Amrina, kedua karna dia dibelikan gitar baru oleh Rey. Katanya dapet giveaway dan Rey nggak mau gitar itu, katanya ngingetin sama Hana. Sejak itu Ilyas selalu berdoa kalau Rey dapet giveaway terus pas galaunya, terus hasil giveawaynya ngingetin sama Hana terus dikasih ke Ilyas, terus nabrak. Nabrak Amrina yang lagi pacaran sama Ihsan, terus Ihsan cemburu, terus mutusin Amrina, eh Amrinanya nangis di depan Ilyas, terus Ilyas meluk Amrina, buat nenangin Amrina, jadi deh Amrina dan Ilyas story. Biar Ilyas bikin cerita sendiri deh, lagian Amrina sama Ihsan cocok ‘kan?

Tapi Ilyas nggak suka liat Amrina sama Ihsan, sok drama pulak, jantungnya hilang, will you be mine, pelukan, ketawa, Ilyas juga bisa kalau gitu! Lebay aja mereka pasangan baru, masih anget anget feses macan yang di santet, macan setengah manusia, yang ternyata itu Amrina, terus Ilyas ngalahin Amrina versi macan itu, Amrina meninggal, Ihsan stress, deh. Aduh, Ilyas sadis, ‘kan dosa nyumpahin orang lain meninggal, maafin Ilyas ya, Amrina yang cantik kayak itik tak berkutik sambil memetik bunga bangkai, bangkainya Ihsan dan akhirnya Amrina takut sama Ihsan, Amrina berlindung sama Ilyas.

Apa kata Ilyas deh.
Lelah hayati.

-&-&-&-&-&-&-&-&-&-&-&-&-&-&-&-

Back again guys. Voumet dongs.

Aku butuh pendapat... Ilyas atau Ihsan?

Regrads, TulisanKeju.

861 Words

Jangan lupa baca:
1.Rainy.
2.I and A.
3.Oublier.
4.Kumpulan cerpen.

TamengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang