14. kalian enggak capek perang dingin terus?

575 36 0
                                    


Kembali ke Al-Amanah membuat Ilyas begitu semangat, Ilyas berangkat bersama keluarga Rey, karna Mamahnya ada keperluan sama keluarga A. yah keluarga itu  lagi, yang mengambil ketenangan keluarga I.
“Ngomong dong, Yas,” ucap Rey menyadarkan Ilyas.
“Ape?” tanya Ilyas.
“Nih Bunda, biasanya dia marawisan ditengah jalan, terus nanti dikasih receh, recehannya buat beli mayones sachet,” kekeh Rey.
Ilyas melotot ke arah Rey, itu ‘kan aib anak muda, Bundanya Rey ‘kan udah berumur.

Walaupun berumur juga, Bunda masih cantik, pernah jadi model kerudung Rabbani yang terkenal itu lho, walaupun berumur Bunda juga gaul, nggak kayak Ilyas yang kudet setengah abad, yang menaklukkan Turki aja dia nggak tau, yang dia tau ‘kan cuman yang menaklukkan hati Ihsan, Amrina.

Eh Bunda salah, Ilyas tau yang menaklukkan Turki, dia juga tau tentang Abi Erdogan (Abi angkatnya), kata Abi Erdogan, katanya dia mau diangkat jadi presiden setelahnya, tuh Ilyas hitz versi islami. Kalau model, pas kecil juga Ilyas pernah jadi model majalah Ummi.
“Coba Bunda mau liat Ilyas marawisan,” tantang Bunda.
“Apa Ummi?” sahut Ilyas, eh kok Ummi?
“Maksud aku, Bunda,” ralat Ilyas.
“Bunda mau liat kamu marawisan,” ulang Bunda.
“Nggak ada barangnya, Nda,” peringat Ilyas.
Ayah yang sedari tadi hanya terdiam focus menyetir kini ikut tertawa.

“Yaudah, kamu nyanyi.” Bunda tersenyum jenaka.
“Boleh,” jawab Ilyas, nggak punya malu emang.
“Satu… dua… tiga…” Bunda member aba aba.
“Solatullah salamullah… ala toha… rasulillah…” Ilyas menyanyikan sholawat.
“Wah bagus,” komentar Ayah saat Ilyas masih awal menyanyi, semua terbahak.

Sedari tadi Amrina dan Asmira terbahak saat membicarakan kekonyolan Amirah, dia emang terbaik untuk di bully deh, coba saja dicoba. Kalau Amrina yang di bully, maka malapetaka lah yang terjadi, macan akan mengamuk.
“Macan emang gitu, Rah. Suka menindas.” Amir mengelus bahu Amirah, hanya Amir yang berani bully Amrina.
“Apaan sih, kamu tikus aja bangga,” kesal Amrina.
“Udah hey,” lerai Ummi.
“Dia yang mulai,” ucap Amirah menyalahkan Amrina.
“Kok aku?” Amrina tak terima.
Dan selanjutnya terjadilah perdebatan diantara mereka, yang mungkin nanti kadang Abi rindukan, setidaknya, Abi akan menghabiskan waktunya untuk menengok Amrina, dan          melihat tawa dan gerutuannya, walaupun Amrina mirip macan, setidaknya Abi sayang sama Amrina, putrinya yang paling aneh.
Aneh, itulah tatapan yang diberikan Ilyas saat dia melihat Rey setelah membaca sebuah pesan di HP nya,
“Nape ente?” tanya Ilyas.
“Tadi Hana kirim line, ‘hai’, terus pas ane lagi ngetik buat ngebales, dia kirim line lagi, ‘salah kirim, jangan dibales, aku masih marah!’. Kan kesel,” gerutu Rey pada Ilyas.
“Mangkanya, kalau ya, bilang dong,” kekeh Ilyas.
“Malu,” muka Rey memerah.

  “Malu,” muka Hana memerah, usai cerita pada Amrina acara salah kirimnya.
“Gengsian amat, mbak,” kekeh Amrina.
“kak Rey temennya kak Ilyas?” tanya Amirah.
“Mau tau aja kamu,” kekeh Amrina.
Amrina mengangkat poselnya yang bergetar.

IHsan: P
IHsan: A
IHsan: T
IHsan: U
IHsan: N
IHsan: G
Amr : Sehat?
IHsan: DN mu kayak laki.
Amr: Biar kece.
IHsan: Huh, mau conan baru nggak?
Amr: MAU!
IHsan: Parkiran, deket mobilmu.
Amr: Tunggu ya, SANTETKUH.

Amrina langsung memakai jilbabnya, membuat Hana terheran heran, melihat tatapan itu, Amrina memperlihatkan chatnya dengan Ihsan, Hana ber oh ria.
“Mir,” panggil Amrina, kedua adik kembarnya itu menoleh.
“Amir, maksudnya.” Amrina member cengiran.
“Apa?” tanya Amir.
“Temenin, kuy. Kedepan,” ajak Amrina.
Karna Amir adik yang penakut pada macan, juga sayang pada kakaknya maka dia mengangguk.

Ihsan bersandar pada mobil Amrina dengan hati yang berbunga bunga, kayak bunga lilly yang dia pegang sekarang, kayak ada kupu-kupu yang warna item gitu loh, yah intinya Ihsan seneng tak terkira deh.
“San…tet,” panggil Amrina saat sudah ada disamping Ihsan. Awalnya Ihsan fikir Amrina itu nggak akan jadi manusia se enjoy ini, dia kira kalau dia sama Amrina bakal jadi pasangan yang malu-malu, ternyata malah sebaliknya, malu-maluin.
“Songong,” gumam Ihsan sambil mengacak puncak kepala Amrina.
“Mana?” tagih Amrina.
“Nggak mau duaan dulu sama aa?” tanya Ihsan.
“Nggak ah, eneng mau jalan sama aa yang ini,” kata Amrina sambil merangkul Amir.
“Sono.” Ihsan cemberut.
“Uhuk.” Amir merusak drama.
“Gimana liburannya?” tanya Ihsan, menatap kedua adik kakak itu.
“Seru,” ucap Amrina.
“Kak Amrina kalah lari sama Jiddah,” kekek Amir.
Itu aib keluarga, yaampun. Muka Amrina ditaruh dimana? Setelah ngobrol sebentar, Ihsan lalu member komik Conan dan bunga lilly, sementara Amir cuman dikasih permen sugus doang, itu juga Ihsan nemu di saku, entah udah kadaluarsa atau belum.

Setelah itu keluarga A pamit pulang, yah walaupun masih ada rengekan tak terima dari Amrina, masih mending, dia nggak nangis kayak dulu lagi, sekarang udah kelas sebelas, udah besar.
“Nanti minggu kita kesini lagi,” kata Abi, membuat Amrina tersenyum bahagia, tuh ‘kan Abinya masih sayang.
“UmmiAbi dadah, kalian juga tikus peliharaan , dan kak Asmira, salam buat Jiddah,” kata Amrina, mereka mengangguk.
Ternyata nggak se berat ini, benar kata Abi, pasti Amrina bisa kuat.

Amrina menutup pintu dengan penuh senyuman, saat menatap teman temannya dia melihat tatapan yang berbeda, kecuali Hana, karna Hana ‘kan tau, sementara Intan dan Marwa, tau apa? Amrina lelah gini terus.
“Kalian nggak capek perang dingin terus?” tanya Amrina, menatap Intan dan Marwa.
Bukannya menjawab mereka malah mengangkat bahu, masuk ke ruang belajar, ih ngeselin.
“Hey, kalian tuh, dengerin aku bicara nggak sih?” tanya Amrina, kesal.
“Denger,” jawab Intan.
“Jawab,” kesal Amrina.
Mereka terdiam lagi, Amrina menghela napas, membalikkan badan, terserah.

-&-&-&-&-&-&-&-&-&-&-&-&-&-&-&-

Berhubung lagi seneng, aku post lagi ya. Whehehe. Uhm yang nunggu Oublier sabar ya(Itu juga kalau ada yang nunggu, kalau enggak ada yaudah tetep post😂) aku mager ngetiknya euy. Kalau I and A kan tinggal copas, karna udah beres dan ada di WPS hape.

Jadi... Mohon bersabar, ini ujian!

Regrads, TulisanKeju.

916 owrds.

Jangan lupa baca:
1.Rainy.
2.I and A.
3. Oublier.
4. Kumpulan Cerpen.

TamengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang