THE DAY

673 12 0
                                    

Angelina's POV

Sudah bertahun-tahun aku tinggal dikota busuk ini, kota yang tak pernah hidup. Kota mati. Tiap pagi terdengar suara kicauan burung gereja yang bahkan tak ada hentinya. Menjelang sore burung gagak akan mencengkram langit yg mulai hitam, bahkan aku susah untuk menenangkan diri sepulang kerja. Orang berkata bahwa jika ada burung gagak maka itu tanda ada yang meninggal. Pfft, semua orang yang kukenal sudah meninggalkanku. Bahkan kurasa mereka semua sudah mati.

Kini aku sendirian. Sendiri diambang kepurukan. Aku sendiri yang harus menanggung beratnya beban hidup dan beratnya menanggung itu semua sendiri. Tidak ada yang menemaniku. Tiap pergantian tahun, semua orang merayakannya bersama keluarga mereka atau mungkin pasangan mereka. Tapi aku adalah gadis yang menghadapi semuanya sendiri, pesta apapun kurayakan sendiri, atau mungkin tidak pernah. Hari ulangtahunku pun sudah kulupakan. Hah.

Aku baru saja menginjak tahun pertamaku di kantor ini. Berisikan beberapa karyawan yg sama sepertiku. Orang-orang bodoh yg mau tinggal di kota ini. Namun boss kami adalah favorit semua karyawan wanita disini.

Entah apa yg mereka inginkan. Boss kami itu bahkan sudah beristri dan kurasa sudah punya 4 anak. entahlah. Dia berjanggut tipis dan rambutnya yg setengah gondrong itu disisir kebelakang tiap harinya.

Senyuman ramah yg ia sebarkan pada kami para karyawannya telah menggugah tiap semangat kami untuk bekerja.

RALAT.

MEREKA, BUKAN KAMI.

Sebab aku tak bergairah sedikitpun melihat boss Zayn yg tampak begitu bernafsu dengan istrinya. Bahkan tiap hari istri sialannya yg bernama Gigi itu datang membawakannya makanan tapi pulang beberapa jam kemudian setelah memuaskan suaminya yg tak lebih adalah BOSS ku sendiri.

Bukan, aku bukan sekretaris pribadinya yang tahu segalanya tentang dia. Aku tidak pernah bertemu dengannya secara empat mata, aku belum pernah berbincang dengannya face to face, aku juga belum pernah menyentuhnya bahkan memperdulikannya. Semua yang kuketahui tentangnya adalah dari perbincangan antar karyawan. Tentu saja, darimana lagi aku tahu tentang boss besar itu?

***

"Angelina? Kenapa kau pucat sekali?" Begitulah kalimat pertama yang kudengar saat masuk kantor. 

Kulirik Rose dengan heran, "Pfft, tahu apa kau? Aku hanya belum sarapan. Nanti juga segar lagi." Jawabku tak hiraukan omongannya. 

"Oke, jangan sampai sakit saja sih. Nanti kalau kau tidak masuk bisa di PHK oleh boss." 

"Memangnya kenapa sih? Kenapa aku harus di PHK karena sakit?" Aku tak terima jika itu benar terjadi padaku.

"Jadi kau belum dengar berita tentang Gina? Dia di PHK karena ijin seminggu, sakit. Memang sih tidak memberitahu Pak Zayn dulu, tapi kan judulnya sakit. Kasihan." Rose mulai menggosipi orang. Ia memasang raut wajah kasihan pada Gina, sekretaris paling mahir di kantor ini. Dia terbilang begitu pandai dalam menulis, teliti, rajin dan bertanggung jawab. Bisa-bisanya boss itu memecat orang seperti Gina.

"Oh astaga. Aku tak tahu itu. Keterlaluan sekali pak Zayn." Ujarku singkat. 

"Ya makanya, sudah kubilang jangan sakit." Kata Rose menatapku tajam.

"Pfft, Rose, aku tidak akan sakit. Lagipula, mana mungkin boss itu tega memecat karyawan rajin sepertiku? Siapa lagi yang selalu datang pagi dan pulang paling malam dikantor ini? Mungkin hanya aku yg rela lembur demi mengatur semua jadwal orang sialan itu." Gerutuku sendiri tanpa menyadari Rose sudah tak berkutik didepanku. Ia seperti mati kutu. Pandangannya sudah kosong ke bawah seperti orang kesurupan. 

Mistress // z.m [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang