A JOKE

242 6 0
                                    

Betapa gelisahnya hati ini, sedaritadi kami berjalan, dia sama sekali tidak berbicara. Ia menuntunku didepan dan aku terus mengikutinya. Boss Zayn sangat pandai dalam memilih jalan, ia tak mengijinkan siapapun untuk melihat kami. Jadi kami melewati pintu belakang persis dekat dengan pentri sehingga tak satupun org dari kantor yg melihat kami.

Salut.

Benakku sedaritadi bermain sekeras mungkin, berpikir apakah ia akan membawa mobilnya atau bahkan kami akan jalan kaki.

DEG

Mataku tertuju pada mobil Mercedes-Benz C berwarna merah marun yg begitu mengkilat, bahkan mungkin masih terbilang baru. Demi apapun, aku tak pernah melihat yg aslinya dan kini mataku masih belum bisa berpaling dari barang mewah itu.

Bossku berdiri diambang pintu dan melihatku sejenak, "Kau mau jalan kaki? Tak apa kalau begitu, mobilku jadi lebih ringan." Ujarnya songong. Mendengar bahasanya, ia sudah jadi lebih santai. Tidak seperti kemarin. Sangat formal.

Aku menelan ludah dan perlahan mendekat ke arah pintu yg disisi sebelah boss Zayn. Melihat kiri dan kanan sebelum memasukinya. Merasa aman, aku pun memegang gagang pintu yg sangatlah berkilau dan tanganku bahkan tidak kuat untuk menariknya. Damn it. Apakah aku benar-benar terlihat bodoh didepannya? Kemudian aku memberanikan diri untuk masuk dan duduk disebelah Boss besar itu, sialan.

This must be my fucking first time sitting right next to him.

Dia wangi sekali, aku tidak kuat. Jujur. Padahal ini baru duduk, belum lagi nanti aku akan makan bersamanya beberapa jam kedepan. Astaga kuatkanlah diriku ya Tuhan.

Diperjalanan, tidak ada yg berani memulai pembicaraan. Aku sendiri terus mengamati luar jendela agar tidak SKSD alias sok kenal sok dekat karena begitulah semua orang dijaman sekarang. Mereka tidak kenal kita namun mereka sok ingin berbincang dengan kita seperti sudah sahabatan selama 10 tahun. EW. I'm not that kind of person actually. No. Ew.

Akhirnya 15 menit pun berlalu dan kami sampai disuatu tempat makan yg tidak terlalu besar, bahkan terletak dipinggir jalan. Untuk boss ini adalah makanan 'kaum bawah' namun bagiku, ini adalah langgananku setiap hari bahkan sepanjang hidupku.

"Ayo." Ajaknya kemudian setelah memarkirkan mobil didepan tempat ini.

"Boss.." Aku memanggilnya seketika.

Boss melirikku sejenak, menungguku untuk mengungkapkan isi pikiranku saat ini. Jujur aku gelisah. Apalagi harus dihadapkan oleh orang seperti boss Zayn. Yang dingin dan sangat tampan. Bahkan terkadang ia menggairahkan.

Mata hazzle nya yg begitu indah sungguh memikat hati dan jiwa.

Rambut hitamnya yg disisir rapi kebelakang membuatku ingin mengacak-acaknya dan pastilah ia akan terlihat sangat seksi.

Apalagi wanginya yg menggoda tak bisa kutahan untuk menciumi seluruh tubuhnya.

FUCK WHY

"Heh!" Bossku itu mengejutkanku dari lamunan kotorku. Sialan Angie.

"Apa?" Boss Zayn mengerutkan dahinya, kesal karena aku tidak jadi bicara.

"Sa.. Saya takut." Aku mengutarakan isi hatiku terang-terangan kali ini.

Aku memang takut. Takut kalau Gigi tahu aku tidak minta ijin padanya untuk menemani boss Zayn makan siang, bahkan ia tadi datang untuk mengantarkan makan siangnya, sedangkan kini aku seakan 'mengkhianati' wanita itu. Bahkan aku masuk ke ruangan suaminya tanpa ijin saja, ia sudah mengamuk apalagi kalau sampai menemani dia makan [berdua] bisa-bisa aku disambit pulang dari sini.

Mistress // z.m [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang