GAME BEGINS

196 1 0
                                    

WARNING FOR UNDER AGE 18

Setelah sarapan, kami kembali ke kamar. Aku segera merogoh ponselku disaku jeansku dan mencari nomor Rose. Takutnya dia sangat panik karena aku tidak menelpon sejak konser itu.

"Kuharap kau tutup mulut mengenai ini, Angelina." Zayn menatapku tajam, ia tahu apa yg aku ingin lakukan. Aku hanya mengangguk kecil.

"Hai." Aku menyapa gadis itu lewat telfon.

"Astaga kau! Kenapa baru telfon!" Ia berteriak kencang, membuat telingaku berdengung. Bahkan Zayn bisa mendengar itu, ia melotot kaget melihatku. Dan aku hanya menahan tawa.

"Hei hehe maaf ya," Aku mencari segala alasan agar ia tak curiga. "Aku kemarin pulang duluan karena.. uhm.. kepalaku pusing, Rose." Ujarku.

"Ohh astaga kau bikin kami semua panik! Kami pikir kau diculik. Kau baik-baik saja kan sayaaaang?" Rose terus berteriak.

"Iya iya. I'm fine." Jawabku sembari menahan semua hasrat ini melihat Zayn sudah shirtless lagi. Gila saja, apa dia mau membunuhku dengan semua kenafsuan yg harus kutahan ini!?

"Kau dimana ya?" Rose terus bertanya.

"Apartemen." Ujarku, bohong.

"Oke sayang, aku akan kesana membawakanmu makanan. Mumpung libur, dahh" Rose dengan santainya mematikan telfon, dimana aku juga panik dibuatnya.

"Zayn." Aku memanggilnya pelan. "Rose mau mampir ke apartemenku.."

"Berarti kita harus tiba sebelum dia tiba."

Ya Tuhan kenapa dia tidak pernah mengerti perasaanku? Padahal aku masih mau bersamanya argh! Aku masih ingin menghabiskan waktu berdua bersamanya dan sekarang ia ingin membawaku pulang sebelum Rose tiba di apartemenku. What a plan.

"Baiklah," Aku menunduk, memainkan ponselku , membuka pesan dan segera typing.

"Kenapa? Ada yg salah?" Tiba-tiba saja Zayn mengubah nada bicaranya menjadi sangat serius.

Aku menolehnya perlahan, "Tak ada." Aku berusaha tangguh.

"Kenapa kau terlihat sedih, Angie?" Demi apa dia baru saja memanggilku Angie?

"Zayn, it's nothing. Aku hanya tidak ingin dia curiga."

"Curiga? Curiga apa? Bahwa kau sekarang sedang bersama boss yg selalu memarahimu? Boss yg kau gambar di buku agendamu?"

DEG

Dia tahu. For goodness' sake, jantungku terasa berhenti berdetak, mulutku rasanya lengket habis dilem. Shit, dia tahu !

"Aku.." Aku gagap. Yep. As always.

"Kau bahkan menginginkan bossmu sendiri, nona kecil." Ujarnya lagi, bahkan ia perlahan berjalan mendekati disudut.

Aku semakin nervous. Seluruh tubuhku kaku, tidak percaya apa yg akan ia lakukan setelah ini. Semoga saja bukan itu.

"Z..Zayn.."

"I'm your boss remember? And you want me?" Katanya, aku tidak berani sama sekali menatap matanya. Dan tahu apa, ia semakin mendekat padaku, menghimpitku dengan kedua tangannya yg ia tumpu pada tembok. Bahkan ia menempelkan bibirnya ditelingaku, yg membuatku semakin terangsang.

"Well, mari buat keinginanmu itu tercapai." Bisiknya begitu pelan.

Aku menutup mataku, takut setakut-takutnya. Dengan hati-hati, ia menyatukan bibir kami berdua. Ia mulai memainkan permainan menegangkan ini. Bahkan ia berusaha untuk memasukkan lidahnya dalam mulutku. Namun aku belum mengijinkan itu. Sama sekali.

"Let me in babygirl." Aku memang terkejut dia memanggilku itu, tapi apakah dia sadar dia sudah punya istri.

Bukannya merespon keinginannya, aku malah mendorongnya kuat. Aku harus tahu apakah ia serius atau tidak. Bahkan sebenarnya, aku takut. Gigi bukanlah orang yg punya akal sehat dan kesabaran yg tinggi. Jika ia tahu, habis riwayatku nanti.

"Stop it Zayn. Nanti Gigi tahu." Ujarku.

"Know what, lupakan dia. Sekarang hanya ada aku, dan kau. Biarkan aku menjadi milikmu seperti yg kau inginkan, Angelina." Zayn pun kembali mendekatiku, memegang kedua pipiku lalu melumat bibirku lagi.

Sialan anak itu. Nafsu sekali.

Dia menyibak rambutku kebelakang, menciumi leherku hingga bulu kudukku naik semua dan memelukku erat sembari membawaku keranjang. Aku hanya bisa pasrah, melayaninya seperti yg ia [dan aku] inginkan. Dan akhirnya itulah yg terjadi. Hari itu juga, ia mengambil apa yg selama ini aku jaga. Hanya untuk org yg tepat, dan ternyata.. dialah yg paling tepat. Zayn dengan mudahnya mengambil perawanku seperti yg aku inginkan.

* * *

Kami bernaung dibawah selimut, diranjang King Size ini berdua, ia memelukku erat dari belakang. Dan aku hanya tersenyum bahagia sedaritadi, aku tahu ini tidak normal. Melebihi batas normal bahkan, namun dia tidak masalah dengan yg ia lakukan. Walaupun kini aku merasa sebagai wanita bejat, telah 'mengambil' suami orang lain, berhubungan diatas ranjang atas nama nafsu dan dosa, namun aku bahagia.

Apapun akan kulakukan agar aku bahagia. In fact, sudah lama aku tidak merasakan kebahagiaan semenjak Zayn datang dalam hidupku.

"Zayn.."

"Hmm." Aku mendengar suaranya yg serak itu.

"Thanks untuk yg tadi."

"Hmm." UGHHH kenapa dia tidak menjawab apa-apa?

Kemudian aku memutar tubuhku, menghadapnya. Dia sedang menutup kedua matanya, bibirnya yg seksi itu tertutup rapat setelah tadi berperang dengan bibirku. Aku kembali tersenyum, memainkan kumis tipisnya itu dengan bibirku agar ia bangun namun malah aku yang terlelap dalam dekapannya.

* * *

SHORT BUT GOLD?

Mistress // z.m [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang