Sesampainya di kantor, aku beruntung karena semua orang sudah masuk keruang meeting jadi aku bisa leluasa masuk keruangan Zayn, karena hari ini ada meeting jadi semua orang harus duluan masuk sebelum boss mereka,
"Tunggu disini babe, meetingnya akan sebentar saja." Ujar Zayn.
Ia sendiri yg melarangku untuk ikut meeting karena, you know, masalah pakaian. Ia tidak mau semua orang melihatku seperti ini. As he said, only him can see me being sexy, or naked.
"Jangan lama Zayn."
"I promise, lock the door babe." Zayn mencium pipiku sekilas kemudian segera keluar.
Aku hanya bisa menghela, anak itu selalu saja membuatku merindukannya walau hanya sebentar. Aku .. argh, aku sudah sangat mencintainya! Sial.
Akupun mengunci pintu seperti yg ia perintahkan, dan mengelilingi ruangan itu. Ruangan yg dulu sangat private, tidak boleh ada yg masuk kecuali Gigi dan James. Aku sendiri dulu tak pernah berani lewat depan pintunya, dan sekarang.. akulah yg seharusnya berada disini, bersamanya.
Aku tersenyum kecil karena Zayn meninggalkan ponselnya padaku, dan punyaku padanya. Jadi, kami bertukar ponsel. How romantic, I know. Dia hanya ingin keterbukaan antara kami, ia bahkan mengijinkan aku untuk melihat semua chat, isi pesan dari Gigi.
Omong2 soal Gigi, well, mereka masih berstatus suami istri, namun Gigi masih belum muncul semenjak mereka bertengkar hebat. Zayn bahkan membuang semua foto-foto Gigi di ruangannya that I used to see everytime I come here, yeah...
Dan wallpaper ponselnya? Ketika kau membuka tombol power, akan terpampang jelas foto kami berdua sedang berciuman mesra dan aku sangat senang melihat itu. Aku senyum-senyum sendiri mengingat memori itu, ia menciumku dan aku sengaja memotret itu di hapenya, bahkan, aku tak sadar dia jadikan itu wallpaper hapenya.
20 menit kemudian, akhirnya ia mengirimku pesan bahwa ia sedang menuju kesini, aku pun membuka kunci pintu dan membiarkan dia masuk,
"Hufft ada karyawan baru yg songong, sialan dia... berani-beraninya membantahku." Zayn menggerutu kesal saat masuk.
Aku terkejut, "Benarkah? Siapa namanya?"
"Entahlah, Brian, kalau tidak salah. Irish, pfft, kau tahu dia bilang apa saat mendengar peraturanku yg menyuruh semua karyawan masuk jam 8 dan pulang jam 6?"
Aku duduk didepannya sembari mendengarkan ia berbicara, dadanya naik turun, benar-benar seperti habis berperang dengan orang.
"Dia bilang what the heck? Kenapa karyawan diperlakukan seperti robot? Kami bukan anak sekolah yg harus diberikan jadwal seperti itu, seharusnya kami terserah masuk jam berapa, sesuai tugas masing2. Demi apapun, aku tidak suka dengan tingkahnya, siapa sih yg mengijinkan dia masuk?" Zayn memasang wajah bencinya, astaga dia cute sekali kalau sedang marah.
"Well, it was actually me, who accepted his proposal." Ujarku pelan, mengakui kesalahanku.
Zayn melirikku sejenak, ia seperti tak percaya pada omonganku barusan, dan aku hanya bisa menunduk takut, sepertinya setelah ini aku di PHK.
"Maaf, boss. Tapi dia kasihan, butuh pekerjaan. Kalau kau tidak suka, aku rela di PHK." Akupun bersikap seperti aku yg sebelumnya, seperti pertama kali aku masuk dan berhadapan dengan dia.
"Angie? Bicara apa kau?" Zayn akhirnya angkat bicara.
"Kau marah kan karena aku mengijinkan Brian masuk?"
"Sebenarnya iya, aku tidak suka orang seperti dia diterima, namun, apa boleh buat, kalau kau butuh orang untuk menggantikanmu itu tak masalah."
Aku mendongakkan kepala, "Apa?" Aku terkejut. Tak mengerti maksudnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistress // z.m [COMPLETED]
FanfictionTidak semua selingkuh itu berdampak buruk dalam rumah tangga. Itulah yang Zayn rasakan dalam hidupnya saat ia bertemu Angelina, sang orang ketiga dalam rumah tangganya. [18+] #4 in Mistress Copyright © 2018 by Bunga Lahutung