#Chapter_1: Dia si Idiot

9.6K 339 4
                                    

Permulaan dimulai secara kebetulan diantara kita. Pertama, aku tidak tahu ini akan menjadi cinta bahkan didalam mimpi. Kau tetap tersenyum padaku dan mulai mencintaiku tanpa menyadariya. [Jung Yonghwa - You've Fallen For Me]

🍇🍇🍇

Mawar Tiarialtha, melahap nasi gorengnya. Ia harus berangkat menggunakan kendaraan umum sebab motor matic merahnya mengalami amergency alias masuk bengkel. Jarak kampus dan rumah cukup jauh sementara pukul 8 ini ada kelas yang harus ia hadiri.

Ia harus cepat, sebab menggunakan kendaraan umum di ibukota yang padat penduduk ini kadang memakan waktu lama karna kemacetan. Ia mungkin akan sampai lebih cepat jika menggunakan kereta, namun bukan pilihan mudah karna jam pagi adalah waktu sekarat untuk menaiki kereta.

Ar, orang terdekat biasa memanggilnya demikian. Saat ini ia berusia 20 tahun, serta salah seorang mahasiswi tahun kedua Jurusan Pendidikan Ekonomi. Ia menawan, berparas Chinese turunan dari sang Bunda, serta memiliki kulit putih pucat yang akan memerah jika terlalu lama terpapar sinar matahari. Secara fisik, ia lebih menyerupai Bunda dibanding Ayah.

"Kamu makannya pelan-pelan, Ar. Kalau takut telat bareng Ayah aja." Tegur Ayah melihat putri pertamanya makan dengan terburu.

Mawar menggeleng. Ia sudah sering kali diantar Ayah ke kampus, hasilnya ia tertidur dimobil karna laju kendaraan Ayah yang terasa seperti keong berlari. Kata Ayah; Mereka harus tertib berkendara, dan sebisa mungkin tidak menaikan laju kendaraan diatas rata-rata yang dapat memicu kecelakaan. Hargai pengendara lain, dan terlebih lagi hargai para pejalan kaki.

Ayahnya, Ahmad Kusmawi. Seorang Kepala Sekolah, keras, tegas, dan penuh kedisiplinan tinggi. Melanggar aturan adalah sebuah keharaman bagi Ayah. Ayah adalah panutan dihidup Mawar. Ia ingin menjadi seperti Ayahnya; Guru yang baik serta Kepala Sekolah yang baik.

Detik berikut Mawar terbatuk, tersedak oleh kunyahan. Segera ia meneguk gelas susu yang disodorkan Bunda.

"Ampun deh, anak cewek kok makannya kayak gini." –Ertharita Issabel--mengusap punggung putrinya, butuh beberapa waktu untuk gadis berparas Chinese itu merasa lebih baik dan melanjudkan lahapan dengan kecepatan sama seperti sebelumnya.

"Oh ya Ar, adek kamu mana kok belum nongol?" tanya Bunda.

Mawar mengedikan bahu tak tahu. Sewaktu turun untuk sarapan tadi, suara musik Negeri Ginseng di kamar sebelah masih berkumandang. Dalam keadaan seperti itu, ia mana mau membuang waktu mengetuk pintu kamar 'adik bodohnya' yang sudah pasti berujung sia-sia.

Mawar selesai melahap sarapan dengan kecepatan turbo, bersamaan dengan itu kecupan morning kiss menyapa pipi putihnya. Kecupan itu sedikit ditekan hingga ia yakin noda Lip balm akan membekas di sana.

"Pagi semua! Ayah, Bunda, Kak Ar!"

"Apaan sih lo Va, kebiasaan banget pagi-pagi udah bagi-bagi kiss. Geli tahu. Cukup Ayah sama Bunda aja yang lo kasih kiss nggak usah ke gue juga." Mawar menggerutu, mengelap pipinya yang diberi kecupan.

Ia menatap jengah pada 'adik bodohnya'—Malva Naizahra. Remaja berkuncir kuda, kelas 1 SMA yang lebih muda empat tahun dari Mawar. Adik bodohnya yang kerap ia juluki adik 'antah berantah'.

Bukan tanpa alasan, karna selain fisik keduanya yang jauh berbeda, sikap, perilaku, maupun tingkat kecerdasan juga sangat jauh berbeda. Padahal adiknya itu amat manis dengan gigi ginsul serta kulit kuning langsat cerah yang menjadi daya darik utamanya. Namun kelakuan 'amburadul' yang jauh dari kata beres seakan melenyapkan nilai positif itu.

Malva mengabaikan gerutuan Mawar. Dengan mimik wajah berlebihan bibirnya berkomat-kamit mengikuti alunan musik K-Pop dari earphone yang menyupal telinga. Ia menari aneh, mengambil nada tinggi dari lagu hingga membuat ketiga anggota keluarganya menutup kuping. Sebuah kebiasaan dari adik bodohnya yang tak pernah berubah.

Beautiful Gift [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang