#Chapter_17: Jaga Jarak

1.9K 143 28
                                    

Kumohon, jangan pergi meninggalkanku. Aku merindukanmu meski sekarang aku tak bisa menyentuhmu. Apakah kau juga merindukanku seperti aku merindukanmu? [Huh Gak – Hello]

🍇🍇🍇

Pinggiran pisau membelah birthday cake-sweet seventeen, hingga lelehan coklat yang tersembunyi di dalamnya melumer bagaikan lava. Potongan pertama Malva berikan pada Bunda, lalu Ayah, kemudian Mawar dan yang terakhir adalah si kembar beda gender.

Tidak ada pesta mewah untuk setiap pertambahan usia bagi putri-putri Kusmawi. Hanya ada acara sederhana, makan malam bersama keluarga lengkap dan teman terdekat. Tak lebih dari sepuluh orang, sebab keluarga besar Malva semuanya berdomisili di Bandung dan tidak mungkin menghadiri acara seperti ini setiap tahunnya.

Maka, sebagai bentuk syukur masih diberikan pertambahan usia bagi putri-putrinya, Nyonya Kusmawi selaku Bunda Malva akan membagikan bingkisan hasil masakannya kepada para tetangga.

Makan malam berlangsung menyenangkan, obrolan-obrolan konyol terus mengalir deras yang memicu tawa terbahak. Tak sampai disitu, keseruan berlanjud di ruang keluarga Kusmawi. Ponsel di koneksikan ke layar TV, speaker portable karaoke dihubungkan. Adu kemerduan suara siapa yang paling indah, berkumandang.

Baik Bunda, Mawar, maupun Fahra, ketiganya bisa dikategorikan nominasi lumayan meski tak dapat piala Oskar. Lalu, semuanya pecah saat giliran Malva. Speechless milik Naomi Scott, harusnya adalah lagu bernuansa penuh emosi, ibarat seseorang yang berusah lepas dari kukungan.

Dibawakan oleh Malva, lagu tersebut seolah berubah genre. Bermetamorfosis menjadi dangdut, dengan nuansa ceria yang penuh kebanyolan. Malva memang ahli menghafal lagu-lagu Negeri Ginseng, namun minus jika lagu berbahasa inggris.

Pelafalan kosa katanya lebih banyak salah. Membaca lirik lagu, Malva terdengar seperti balita yang belajar berbicara. Itu juga diperparah dengan tarian ala Malva yang seperti ular kesurupan.


Try to lock me in this cage
I won’t just lay me down and die
I will take these broken wings
And watch me burn across the sky
Hear the echo saying I……………

Sampai pada titik nada tertinggi dari lagu, Malva tersedak lalu terbatuk-batuk. Bukannya bersimpati, mereka yang menyaksikan malah menyiramkan bahakan untuknya. Tidak peduli dengan itu, tidak peduli dengan betapa hancur suaranya, Malva tetap berlanjud.

Ah, lalu Ayah dan Fahri?

Jangan tanya, sebab kedua lelaki itu sama sekali tak tertarik ikut bergabung. Menurut Ayah, ia sudah tertalu tua untuk ikut terlibat. Kalau Fahri? Teman Malva yang satu itu tidak akan sudi melakukan hal menggelikan seperti berkaraoke ria.

Keduanya sibuk mengobrol di ruang tamu, tenggelam dalam pembahasan antar lelaki. Yang jika orang seperti Malva yang mendengar, dipastikan akan membuat otak purbakalanya kusut.

🍇🍇🍇

Senyum Malva merekah ketika membuka satu per satu kado pemberian yang ia dapatkan malam itu. Berkumpul bersama orang terkasih saat acara ulang tahun tentu saja menyenangkan. Tapi mendapat kado dari mereka jauh lebih menyenangkan.

Malva mendapat sneakers dari Mawar. Sneakers putih penggangtinya yang dulu pernah Mawar ‘nodai’ karena tak sengaja menumpahan kutes. Ada tas slempang dari Fahra dan jam tangan cantik dari Fahri. Tas dan jam tangan tersebut milik brand ternama, yang jika digabungkan kedua kado tersebut mencapai nominal harga setengah dari sepeda motor.

Beautiful Gift [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang